oleh

ASDP dan Pemprov Lampung Bangun Kawasan Wisata Seluas 200 Hektar

image_pdfimage_print

Kabar6-Kawasan wisata terpadu akan dibangun di tanah seluas 200 hektar. Pembangunan dilakukan bersama PT ASDP Indonesia Ferry, HK, ITDC dan Pemprov Lampung di dekat Pelabuhan Bakauheni, Lampung.

Kawasan wisata terpadu itu rencananya akan berdiri hotel, mice, hingga convention hall sebagai penjunjang tol Trans Sumatera dan Pelabuhan Bakauheni.

“Bersama Pemprov Lampung akan mengembangkan wilayah destinasi baru seluas 200 hektar. Isinya ada hotel, kemudian yang lain kita pingin jadi destinasi wisata yang mice, orang bisa datang untuk convetion, meeting, dan buat kami bukan hanya ekonomi, tapi ini mengembangkan sesuatu yang kontribusinya menjadi sesuatu buat masyarakat Lampung,” kata Dirut PT ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi, ditemui di atas Kapal Motor Penumpang (KMP) Port Link, Minggu (16/02/2020).

Nantinya, di dekat Menara Siger hang menjadi ikon Lampung, saat orang baru datang ke Pelabuhan Bakauheni, juga akan dibangun sebuah museum untuk mengenang sejarah dan tragedi Gunung Kata-kataku dengan letusannya yang mengguncang dunia di tahun 1883.

“Di Bakauheni nanti, di Menara Siger, kita rencanakan untuk menjadi museum yang bercerita tentang (Gunung) Krakatau,” ujarnya.

Pihaknya menjelaskan bahwa kini ASDP terus merubah image pelabuhan dengan nuansa seni dan artistik, terutama di jalur penyeberangan Pelabuhan Merak dan Bakauheni. Setidaknya, dikedua pelabuhan yang berada di Selat Sunda itu terpampang karya seni dari Lala Bohang, Olopolo, Ruth Marbun, Serrum, Slinat, Wild Drawing (WD), Wulang Sunu, Yosia Raduck, hingga Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie.

Seperti yang dibuat oleh WD, pria kelahiran Bali ini karyanya dengan mudah ditemui di Asia, Eropa hingga Amerika. WD kini tinggal di Athena, Yunani. Muralnya yang berjudul “Facing The Future” terpampang di tembok besar di Dermaga Eksekutif Bakauheni, menceritakan intelegensia manusia yang berhasil menciptakan sebuah senjata mutakhir yang memiliki fungsi penolong atau penghancur peradaban. Karya ini menjadi bayangan kontemplasi melihat masa depan, sebuah kenyataan yang harus dihadapi dengan bijak.

Kemudian ada karya Slinat, berjudul “Mirror Memory” yang menceritakan kenangan yang dahulu selalu hadir disebuah pelabuhan dan kini tidak ada lagi, yakni pedagang kaki lima. Melalui sebuah mural di tembok Dermaga Eksekutif Merak, dia menceritakan kisah pelabuhan yang sudah bertransformasi.

**Baca juga: Mulai Maret 2020, ASDP Terapkan Reservasi Tiket Online.

Berbagai karya seni ini ditampilkan sejak 21 Desember 2019 hingga 21 Februari 2020, dalam sebuah acara bertajuk Hartbour Ferstival. Bahkan malam nanti, Sabtu 15 Februari 2020, akan ada penampilan video mapping, sebuah permainan laser dan cahaya di Dermaga Eksekutif Bakauheni.

“Kita ingin meningkatkan peradaban, karena dulu itu kan pelabuhan image nya membeli di paksa-paksa. Salah satu penghargaan tertinggi itu seni. Kita ingin menghargai dan meningkatkan peradaban,” terangnya.(Dhi)

Print Friendly, PDF & Email