Kabar6-Sebanyak 30 orang perwira pertama di lingkup Polda Metro Jaya digembleng pelatihan penggerak penguatan moderasi beragama. Kegiatan ini merupakan pertama digelar institusi kepolisian di Indonesia.
“Ini bagian dalam peningkatan kompetensi sesuai mewujudkan SDM unggul,” ungkap Kepala Biro SDM Polda Metro Jaya, Kombes Langgeng Purnomo di Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Senin (3/6/2024).
Ia ingin aparat kepolisian yang digembleng ini muncul menjadi contoh atau panutan. Mulai dalam kehidupan keluarga serta di lingkungan kerja sampaikan kemudian ke masyarakat umum. **Baca Juga: 8 Tersangka Kasus Penganiayaan dan Penggelapan Dibebaskan Jaksa Lewat RJ
Langgeng tegaskan, rencana strategis dari pelatihan pertama dalam moderenisasi umat beragama ini adalah polri ingin mewujudkan kepada masyarakat yang adil dan bijaksana. Dalam arti orang yg bisa menghormati perbedaan. Perbedaan ini lahir sebagai satu derajat kesamaan apa lagi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jadi satu derajat di kehidupan manusia ini beragama sudah lahir. Bahkan saat kemerdekaan Republik Indonesia nilai-nilai ini lahir semua pada Pancasila dengan komitmen ke NKRI bahkan Tribrata.
“Jadi targetnya ini menjadikan polisi yang bijaksana kemudian setelah itu m njadi polisi yg bisa menjadi mediator. Namun ini menjadi PR bersama semua komponen baik di lemerintahan , masyarakat maupun akademisi menjadikan proyek gotong royong bersama,” tegasnya.
Di lokasi yang sama, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, Suyitno menambahkan, ini adalah kegiatan pertama kali yang dilakukan oleh pihaknya melibatkan kelembagaan khususnya Polri terutama Polda Metro.
“Oleh karena itu kami bersama Polda Metro Jaya berkerja sama untuk memberikan paham intoleran, dan ini akan manjadi program roll model atau percontohan implementasi umat beragama khususnya di wilayah Polda Metro Jaya,” paparnya.
Suyitno sebutkan, karena Indonesia sebagai bangsa prural yang banyak macam agama harus ditangani oleh tangan dingin. Polri punya jangkauan cukup luas sehingga nantinya bisa menyampaikan sampai komponen masyarakat luas.
“Paling penting, tidak sebagai di internal polri tetapi juga masyarakat umumnya, disitu juga polri sangat memiliki tugas yang beririsan dengan melakukan pengawalan,” sebutnya.(yud)