oleh

Angkutan Trayek Seradang Wetan – Pinang di Tangerang Pilih Ngetem

image_pdfimage_print

Kabar6-Jejeran mobil angkutan pedesaan jurusan Seradang – Pinang, Tangerang, terparkir di pinggir jalan. Mereka enggan jalan bila jumlah penumpang yang naik hanya satu atau dua orang.

Pemandangan itu terjadi usai pemerintah resmi menaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Imbasnya para supir angkutan harus merogoh kocek lebih dalam untuk mengisi bensin.

“Penumpang aja sekarang sudah berkurang, apa lagi penumpangnya kosong kita jalan takut ga dapat penumpang buang buang bensin, makanya angkutan umum pilih ngetem sekarang,” kata Anton Sinaga, salah satu supir angkot E-10 kepada kabar6.com di Cikupa, Senin (5/9/2022).

Anton mengatakan Organda bersama Dishub Kabupaten Tangerang baru menetapkan tarif sementara bagi angkutan umum trayek perdesaan dengan menaikan tarif Rp 1000.

“Yang tadinya tujuh ribu sekarang menjadi delapan ribu karena trayek kita trayek pendek ga begitu bervariasi,” ujarnya.

Ia menyatakan, dampak dari pada BBM naik terlalu berat bagi para supir angkutan umum. Tahu. sebelumnya naik hanya naik seribu rupiah tapi kemarin melonjak drastis.

“BBM naiknya terlalu kebangetan, sangat memberatkan para supir angkutan umum. Dampaknya kepada masyarakat kecil itu ketika pulang ke rumah membawa uang pas-pasan, paling bawa pulang uang 110 ribu sampai 120 ribu,” keluhnya sambil menarik pelatuk gas saat menyetir.

**Baca juga: Ini Harapan Sekda Maesyal untuk Kejurda Grasstrack Seri 2 Banten

Terpisah, Ato 42 tahun, supir angkot 02 jurusan Balaraja – Cimone Tangerang mengatakan, semenjak adanya BBM naik penghasilan supir angkutan umum traik perdesaan makin merosot lantaran banyaknya masyarakat belum mengatahui tarif angkutan umum yang terbaru.

“Masalah penghasilan ini yang agak merosot parah, biasanya isi bensin 10 liter 76 ribu nah sekarang udah 100 ribu, aturan buat makan kita sisanya eh ini malah nyemplung ke bensin, sedangkan ongkos belum rata naik,” singkatnya. (Rez)

Print Friendly, PDF & Email