60 Tahun Jadi ‘Pajangan’ di Museum Thailand, Jasad Kanibal Tiongkok Ini Akhirnya Dikremasi
Kabar6-Jasad Si Quey, pria asal Tiongkok yang menjadi pelaku pembunuh berantai pertama di Thailand, akhirnya dikremasi setelah 60 tahun dipajang dalam Museum Forensik, di Rumah Sakit Siriraj, Bangkok.
Jasad pria kanibal ini, melansir newssky, tampak sudah berkerut dan menghitam dalam posisi berdiri. Si Quey dikremasi di kota Nonthaburi, dan sembilan biksu Buddha melantunkan doa serta meletakkan bunga di dekat peti matinya. Kremasi di dekat Penjara Bang Kwang ini diawasi oleh Departemen Pemasyarakatan Thailand, karena tidak ada kerabatnya yang datang.
Ritual tersebut dihadiri oleh kerumunan kecil penduduk setempat yang datang untuk belajar tentang tokoh terkenal dan mitologis tersebut. Si Quey yang dianggap sebagai pembunuh berantai pertama di Thailand, datang ke Negeri Gajah Putih itu sebagai seorang imigran puluhan tahun silam.
Polisi pertama kali menangkapnya setelah seorang bocah laki-laki berusia delapan tahun diketahui hilang. Si Quey kemudian dikaitkan dengan sekira enam pembunuhan anak-anak yang belum terpecahkan sejak beberapa tahun sebelumnya.
Kisah itu menyebar secara grafis ke berbagai surat kabar, yang merinci bagaimana Si Quey telah mengaku memiliki selera terhadap daging, hati, dan usus manusia sepanjang Perang Dunia II (PD II), ia yang saat itu menjadi prajurit muda Tiongkok dipaksa untuk bertahan hidup dengan tubuh orang-orang yang membusuk.
Si Quey diadili dan dinyatakan bersalah oleh pengadilan Thailand saat usianya 32 tahun. Dia kemudian dieksekusi oleh regu tembak pada 16 September 1959.
Nama Si Quey kemudian dicatat dalam kamus budaya, dan digunakan sebagai peringatan oleh orangtua kepada anak-anak yang berbunyi, “Jika kamu bertingkah, Si Quey akan datang dan menjemputmu.”
Kisah Si Quey lantas menjadi komoditas para penggemar fiksi dan film-film horor, yang akhirnya mendorong mayat Si Quey untuk dimumikan. ** Baca juga: Ditemukan Kerangka dalam Kondisi Berciuman Selama 2.800 Tahun di Lembah Solduz
Namun dalam beberapa tahun terakhir, kondisi di sekitar keyakinannya dan dugaan pengakuannya telah dipertanyakan. Di mana para aktivis menyerukan pemakaman Si Quey yang bermartabat dan menunjukkan bahwa penegak hukum pada saat itu dikenal karena membuat pengakuan paksa dan menaikkan popularitas dengan cerita-cerita tabloid.
Pemerintah militer Thailand juga terkenal karena melanggengkan sikap anti Tiongkok dalam pergolakan Perang Dingin. Tempat peristirahatan terakhir untuk abu Si Quey sendiri belum ditentukan.(ilj/bbs)