oleh

5 Mitos yang Tidak Tepat Seputar Makanan

image_pdfimage_print

Kabar6-Saat ini, kesehatan diri menjadi hal yang terpenting, sehingga membuat setiap orang lebih berhati-hati, termasuk dalam urusan makanan. Ya, pandemi COVID-19 mengubah pola hidup banyak orang menjadi lebih sehat.

Di sisi lain, ada banyak mitos yang beredar seputar keamanan makanan yang kurang tepat. Melansir Detik, ini lima mitos yang dimaksud:

1. Mitos: Mencuci sayur atau buah menggunakan sabun
Mencuci sayur atau buah yang baru saja dibeli menggunakan sabun tidaklah tepat. Hal yang perlu diketahui, tidak ada satu pun kasus infeksi COVID-19 yang disebabkan karena mengonsumsi makanan terkontaminasi.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sendiri telah mengatakan, mencuci sayur atau buah dengan menggunakan sabun, deterjen, atau produk pencuci lainnya sangat tidak direkomendasikan.

Jodi Koberinski, seorang peneliti keamanan pangan di University of Waterloo, juga setuju mengenai hal tersebut. Dikatakan, sabun pencuci piring kemungkinan dapat menyebabkan lebih banyak masalah, seperti mual, diare, dan kram. “Itu tidak dibuat untuk dan tidak aman dikonsumsi manusia,” kata Koberinski.

2. Mitos: diamkan bahan makanan yang baru dibeli di Luar rumah terlebih dahulu sebelum membawanya masuk
Melakukan karantina bahan makanan yang baru saja dibeli dengan cara meninggalkannya di luar rumah sama sekali tidak diperlukan.

Tidak ada alasan untuk meninggalkan barang belanjaan di luar, garasi, atau mobil. Bahkan menurut Koberinski hal itu sama sekali bukan ide yang baik.

Ketika sampai di rumah, segera bawa masuk belanjaan makanan yang baru dibeli ke dalam rumah. Lakukan pembongkaran di permukaan yang bisa dibersihkan setelahnya, dengan semprotan pembersih berbahan dasar alkohol. Apabila Anda membeli bahan makanan beku atau harus disimpan di lemari pendingin, segera masukkan ke lemari es.

3. Mitos: beri disinfeksi kemasan bahan makanan yang baru dibeli
COVID-19 dapat bertahan selama 24 jam di permukaan kardus, hingga tiga hari pada plastik dan stainless steel. Hal tersebut mungkin membuat setiap orang menjadi lebih khawatir.

Mereka berpikir, bisa saja orang yang terinfeksi sudah mencemari kemasan makanan yang dibelinya, sehingga mereka memutuskan untuk melakukan disinfeksi pada semua kemasan makanan yang baru saja dibelinya.

Menurut Koberinski hal tersebut tidaklah diperlukan. Anda bisa mencegah infeksi dengan mencuci tangan dan permukaan sebelum dan sesudah makan. Apabila merasa kurang, maka Koberinski lebih menyarankan untuk membuang paket daripada membasmi kuman.

Beberapa makanan seperti sereal memiliki dua bungkus, yaitu dus kotak pada bagian depan dan kemasan pada bagian dalamnya. Anda bisa menyimpan makanan tersebut di toples sendiri.

4. Mitos: gunakan sinar UV untuk membunuh virus jika tidak ingin membuang-buang produk pembersih
Sebenarnya menggunakan lampu sinar UV untuk membunuh virus tidaklah berguna. Hal itu karena COVIDd-19 hanya bisa dibunuh menggunakan tingkat UV yang sangat tidak aman bagi manusia.

5. Mitos: menghindari konsumsi daging untuk cegah infeksi COVID-19
Beberapa orang mungkin berpikir bahwa di tengah pandemi COVID-19 ini akan lebih baik untuk menjadi vegetarian dan tidak mengonsumsi daging. Kekhawatiran tersebut bisa jadi muncul karena fakta bahwa virus tersebut berasal dari hewan.

Menjadi vegetarian memang memiliki beberapa manfaat, namun berhenti mengonsumsi daging dengan alasan keamanan agar tidak terkena infeksi Covid-19 tidaklah tepat. Sejauh ini tidak ada risiko infeksi yang ditimbulkan dari mengonsumsi daging jika Anda memasaknya dengan tepat sesuai anjuran.

“Pemanasan daging hingga suhu yang disarankan adalah rekomendasi, sama seperti biasanya,” kata Koberinski. ** Baca juga: Tidak Hanya Vitamin C, Ada 4 Jenis Lainnya yang Bantu Jaga Daya Tahan Tubuh

Jadi jangan percaya mitos sebelum diketahui kebenarannya.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email