oleh

4000 Hektar Hutan Lebak Banten Rusak Akibat Banjir Bandang

image_pdfimage_print

Kabar6-Kepala Dinas Lingkungam Hidup dan Kehutanan (DLHK) Banten, M Husni Hasan mengatakan, pihaknya mencatat sekitar 4000an hektare hutan di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNHGS) di wilayah Kabupaten Lebak dan 140 hektar lahan sepanjang aliras Sub DAS Ciberang harus direhabilitasi.

“Kalau di kawasan hutan TNHGS itu sekitar 4000an hektar yang harus direhabilitasi. Sedangkan kanan kiri sungai yang tergerus banjir kemarin ada sekitar 140an hektare yang perlu direhabilitasi,” kata Husni, Kamis (9/1/2020).

Husni menjelaskan, rehabilitasi hutan yang rusak akibat penambangan liar, pembalakan hutan, alih fungsi lahan harus dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah daerah dan pusat serta semua pihak termasuk masyarakat.

Selain itu, kata dia, perlu adanya pengawasan dari pihak-pihak berwenang terhadap aktivitas penambangan ilegal serta pembalakan hutan dan juga penambangan pasir yang mengakibatkan terjadinya pendangkalan sungai.

“Saya menilai, penyebab utama terjadinya banjir bandang di Lebak pada, Rabu (1/1/2020), memang karena curah hujan yang sangat tinggi atau ekstrim sehingga mengakibatkan banjir. Namun demikian, ada kontribusi penambang penambang liar yang juga ikut menstimulus atau memperparah banjir tersebut karena penambangan liar dan perambahan hutan,” jelasnya.

Husni menilai, keberadaan para penambang ilegal yang berada di kawasan TNHGS tersebut terkesan dibiarkan, sehingga terus beraktivitas tanpa adanya tindakan dari pihak terkait. Di samping itu, alih fungsi lahan dari sawah-sawah tadah hujan yang berubah fungsi menjadi rumah juga turut menjadi salah satu penyebab.

“Dan yang lebih signifikan lagi yakni adanya galian atau penambangan pasir yang membuat sungai-sungai menjadi dangkal karena sedimentasi akibat dari aktivitas penambangan pasir tersebut. Adanya perambahan hutan dan penambangan liar tersebut adanya di kawasan hutan lindung TNGHS otoritas pengawasannya ada di pusat sesuai kewenangannya,” katanya

Terkait pengawasan hutan, lanjut Husni, pihaknya telah melakukan pengawasan di luar kawasan hutan melalui penyuluh kehutanan swadaya mandiri (PKSM).

“Kita punya PKSM sekitar 138 personel. Mereka memberikan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat sekitar hutan,” ujarnya.

Berdasarkan data BPBD Banten, hingga hari ke delapan penanganan banjir dan tanah longsor yang melanda di lima kabupaten/kota di Banten meliputi 43 kecamatan dan 183 desa/kelurahan. Untuk warga yang terdampak bencana mencapai 143.859 jiwa dan 54.830 kepala keluarga (KK) dengan korban jiwa mencapai 20 orang.

Untuk rumah yang rusak berat mencapai 1.310 unit sedangkan rusak ringan sebanyak 520 unit dan 30 sekolah. Sedangkan untuk jembatan yang rusak mencapai 30 unit, 28 diantaranya merupakan kewenangan kabupaten/kota, sedangkan dua merupakna milik provinsi. Infratsruktur jalan yang rusam mencapai 4 kilomter.

Berikut rincian per kabupaten/kota, yakni, Kabupaten Serang sebanyak 968 rumah terendam, empat rumah rusak ringan, enam rusak sedang dan tiga rusak berat. Sedangkan untuk warga yang terdampak mencapai 3.126 jiwa dan 1.009 KK yang berlokasi di tiga kecamatan dan 10 desa. Kabupaten Tangerang, sebanyak 15.043 rumah terendam, sedankan jumlah warga yang mengungsi sebanyak 20.305 jiwa dan 15.599 KK yang tersebar di 14 kecamatan dan 32 desa.

Kota Tangerang, rumah yang terendam mencapai 33.569 unit, lima tanggul jebol. Sedangkan maysrakat yang terdampak mencapai 44.027 jiwa dan 17.263 KK yang tersebar di 13 kecamatan dan 60 kelurahan. Bahkan enam orang dinyatakan meninggal dunia. Kota Tangerang Selatan (Tangsel), sebanyak tujuh unit sekolah yang terdiri dari Paud, SD, SMP dan Ponpes terendam. Untuk masyarkat yang terdampak banjir mencapai 65.001 jiwa dan 18.045 KK yang tersebar di 7 kecamatan dan 50 kelurahan. Emapt orang juga dilaporkan meninggal dunia.

**Baca juga: Butuh Rp 85 Miliar Untuk Infrastruktur Rusak Akibat Banjir Lebak Banten.

Kabupaten Lebak, jumlah rumah yang terendam mencapai 1.226 unit dengan rincian 520 rusak ringan, 1.310 rusak berat, 19 unit sekolah yang terdiri dari TK, Paud SD dan SMP terendam, 30 unit jembatan rusak. Untuk masyarakat yang terdampak banjir mencapai 11.400 jiwa dan 2.914 KK yang tersebar di enam kecamatan dan 30 desa. Bahkan 10 warga diantaranya meninggal dunia.

Plt Kepala Pelaksana (BPBD) Banten, E Kusmayadi mengatakan, dari lima daerah yang terdampak banjir dana tanah longsor, Kabupaten Lebak menjadi daerah terparah dengan rincian 1.310 unit rumah rusak berat, 30 jembatan rusak dan 10 orang meninggal dunia.(Den)

Print Friendly, PDF & Email