oleh

160 Armada BRT Segera Meluncur di Tangerang, Supir Angkot Terancam?

image_pdfimage_print

Kabar6-Setelah meluncurkan Buslane untuk trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) pada pertengahan tahun 2012 lalu, kini Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang kembali akan melancurkan 10 trayek Bus Rapid Transit (BRT).

Rencana pelunsuran BRT diklaim untuk memunuhi kebutuhan moda transportasi massal di wilayah bervisi “Ahklakul Karimah” tersebut, sekaligus mengurai kemacetan yang kerap terjadi.

“KEberadaan angkot tidak memberikan rasa nyaman dan aman bagi warga. Sedangkan tingginya jumlah kenderaan roda dua juga menambah parah kondisi kemacetan yang ada. Makanya, kami berencana meluncurkan BRT,” ujar Walikota Tangerang, Arief Rahadiono Wismansyah, Minggu (15/6/2014).

Bila sebelumnya Buslane diluncurkan dan menyambung dan terkoneksi dengan trayek Busway, namun BRT akan diluncurkan guna melayani moda transportasi massal untuk rute dalam kota. Untuk tiap rute, nantinya akan diisi oleh 16 unit bus yang beroperasi melayani penumpang di Kota Tangerang.

“BRT ini memiliki model dan ukuraannya seperti Kopaja. Hitungan sementara, apabila 1 unit BRT lima ratus juta, maka untuk pengadaan 160 armada dari 10 rute yang akan disiapkan, dibutuhkan anggaran sebesar Rp. 80 miliar,” ujarnya.

Menurut Arief, pengadaan armada BRT sudah dilakukan. Dan, 160 unit BRT nantinya diharapkan mampu bersaing dengan 2800 unit angkot yang kini ada dan beroperasi di Kota Tangerang.

“Kami harus bekerja keras untuk merubah pola pikir masyarakat hingga mau beralih dari angkot dan sepeda motor ke BRT,” ujarnya.

Ditegaskan Arief, saat ini rencana tersebut sedang dalam pembahasan serius pihaknya bersama dengan ORganisasi Angkutan Daerah (Organda) setempat.

“BRT ini menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan yang ada. Artinya, itu untuk kepentingan kita bersama,” ujar Arief lagi.

Sementara, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang, Herman Suwarman memastikan bahwa program BRT tersebut disiapkan untuk menggantikan posisi angkot. Kedepannya, BRT bakal beroperasi di dalam kota, sedangkan angkot hanya akan melayani penumpang di jalan-jalan kecil saja.

“BRT disiapkan menjadi sebuah badan usaha dan para pengusaha angkutan kota juga akan dilibatkan. Dengan begitu, terjalin kesinambungan antara BRT dengan keberadaan pengusaha angkotan kota. Saat ini, rencana itu sedang digodok bersama Organda,” ujar Herman.

Saat ini juga Herman menambahkan, pihaknya akan melakukan uji coba satu trayek perdana BRT. Hanya saja, masih dibahas koridor-koridor yang akan dilalui oleh BRT ini.

Sementara itu, Nanang, salah seorang supir angkutan kota B11 rute Perumnas – Pasar Anyar, Kota Tangerang menyatakan menolak keberadaan BRT. Menurutnya, keberadaa BRT akan secara langsung akan membunuh posisi supir angkot. **Baca juga: Mesin Partai “Diam”, Tim Prabowo-Hatta Yakin Menang di Banten.

“Pemerintah sah-sah saja meluncurkan BRT sebagai salah satu solusi mengatasi kemacetan. Apalagi bila keberadaan BRT juga akan melibatkan pengusaha angot. Tapi, bagaimana dengan nasib kami para supir. JUmlah kami disini ribuan orang. Apakah kami harus menganggur,” ujar Nanang lagi.(arsa/tom migran)

Print Friendly, PDF & Email