oleh

Wew, Normalisasi Cisadane Harga Mati

image_pdfimage_print

Kabar6-Embel-embel bernada manis yang dilontarkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ihwal pembangunan sodetan di Ciliwung-Cisadane (Cilicis) tidak di respon.

Tanpa ada sodetan sebagian besar wilayah di kabupaten/kota Tangerang Raya sudah terendam banjir dan kondisi itu jadi alasan mendasar untuk menolak rencana mega proyek tersebut.

“Banyak desa di Kabupaten Tangerang yang tenggelam. Itu pun tidak ada hujan. Entah air itu dari mana, saya tidak mau membahas,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tangerang, Herry Heryanto, di Resto Bukit Pelayangan, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Jum’at (23/1/2014).

Ia mengatakan, daerah berjargon “Kota Seribu Industri” keberatan atas rencana pembangunan sodetan Cilicis. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, hendaknya melihat kondisi Kabupaten Tangerang.

Bila sodetan tetap dibuat, Herry bilang, tak dapat dibayangkan berapa kawasan di Kabupaten Tangerang yang akan terendam banjir.

“Saat ini 42 desa terendam, dan itu belum ada sodetan Cisadane. Bagaimana kalau ada Sodetan Cisadane?” tanya Herry dalam acara diskusi bertajuk ‘Sodetan Ciliwung-Cisadane, Bukan Solusi Banjir?”.

Hal senada diungkapkan Yayan Sofyan, Kepala Bappeda Kota Tangerang. Menurutnya tak hanya menolak rencana proyek sodetan, Ia juga mengkritik atas banyaknya program DKI Jakarta untuk mengendalikan banjir lantaran selama ini hasilnya belum terlihat maksimal.

Dijelaskan Yayan, Kota Tangerang dialiri tiga sungai besar, yakni Cisadane, Cirarab dan Angke, dengan 43 anak sungai. Setiap musim hujan sungai-sungai tersebut kerap menimbulkan banjir.

Bila volume air dari Ciliwung turut dilimpahkan ke Cisadane, katanya, keadaan Tangerang saat musim hujan pasti bertambah parah.

“Coba program-program (pengendalian banjir) DKI selesaikan dulu. DKI punya banyak program tapi nggak selesai-selesai,” jelas Yayan.

Sementara itu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Kepala Bidang Sumber Daya Air DBMSDA Kota Tangsel, Aji Awan, kembali mendorong dilakukannya normalisasi sungai dibandingkan pembuatan sodetan Cilicis.

“Kami cenderung mendukung normalisasi pada bagian hilir sungai dan penataan Cisadane. Tentunya, peran dari pemerintah pusat dalam hal ini sangat penting,” kata Aji.(yud)

Print Friendly, PDF & Email