oleh

Waspadai Jantung Berdenyut Terlalu Cepat

image_pdfimage_print

Kabar6-Pernahkah Anda merasakan irama denyut jantung yang begitu cepat? Kadangkala, kita menganggap hal itu akibat aktivitas yang dikerjakan terburu-buru, atau karena kelelahan.

 

Padahal perlu diingat, jangan anggap sepele irama jantung Anda. Menurut dokter spesialis jantung RS Premier Bintaro, dr. Beny Hartono SpJP, FIHA, jantung yang berdenyut terlalu cepat dapat berakibat pada kematian.

 

Hal ini terjadi karena ketika denyut jantung terlalu cepat, bisa jadi jantung tidak memompa darah ke seluruh tubuh, melainkan hanya bergetar. ** Baca juga: Hindari Ini Untuk Kesehatan Miss V

 

Bagaimana solusinya? Ablasi kateter merupakan cara paling efektif untuk menyembuhkan kelainan denyut jantung yang terlalu cepat. Operasi ini bertujuan untuk membakar jaringan pengatur ritme jantung yang rusak dengan cara menembakkan gelombang panas ke bagian tersebut.

 

“Tentunya setelah diketahui lebih dulu bagian mana dari jaringan listrik di jantungnya yang bermasalah. Apakah SA Node yang ada di serambi atau AV Node yang ada di bilik. Setelah itu kita masukkan kateter untuk menembakkan gelombang panas,” tutur dr. Beny saat mengisi talkshow kesehatan, pada Media Gathering di RS Premier Bintaro, Bintaro Sektor 7, Tangerang Selatan, Rabu (21/1/2015).

 

Dalam operasi tersebut, kateter dimasukkan ke pembuluh darah vena yang terletak di bagian paha menuju jantung.

 

“Kateter akan mengikuti pembuluh darah vena menuju jantung. Tak perlu dibedah, kateter digerakkan oleh dokter dengan memantau pergerakannya melalui monitor. Pasien hanya diberikan bius lokal jadi tetap bisa melihat dan berbicara ketika operasi berlangsung,” ujar dr. Beny menjelaskan.

 

Menurut dr. Beny, tingkat kesembuhan atau efektivitas ablasi kateter untuk penanganan denyut jantung terlalu cepat sangat tinggi, mencapai 97 persen hingga 99 persen. Pasien hanya perlu melakukan operasi satu kali saja.

 

Biaya yang dibutuhkan untuk operasi ablasi kateter diperkirakan mencapai Rp70 juta hingga Rp130 juta, tergantung model alat yang digunakan dan tingkat keparahan penyakit pasien. Tetapi dr. Beny memastikan bahwa operasi kateter ablasi sangat efektif menekan kambuhnya penyakit ini.

 

“Tingkat kekambuhan hanya sekitar tiga persen. Tentunya ini juga bisa lebih tinggi jika faktor risiko lainnya seperti merokok, gaya hidup tidak sehat, atau pernah mengalami serangan jantung dimiliki oleh pasien,”  ucap dr. Beny yang menganjurkan agar penderita segera berobat ke dokter spesialis jantung, apabila merasakan gejala tersebut.

 

Dan operasi ablasi kateter untuk penderita gangguan ritme jantung, saat ini juga sudah bisa dilakukan di RS Premier Bintaro.(asri)

Print Friendly, PDF & Email