oleh

Wartawan Alami Kekerasan di Kejari, Ini Pernyataan Sikap IWO Tangerang Raya

image_pdfimage_print

Kabar6-Ikatan Wartawan Online (IWO) Tangerang Raya menyatakan sikap terhadap adanya aksi kekerasan terhadap salah wartawan di Kota Tangerang Selatan.

Kekerasan tersebut diketahui berlangsung di area Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Tangsel dan diduga pelakunya sendiri adalah oknum sekuriti yang bertugas disana.

Hal itu dinyatakan oleh Hasan Kurniawan selaku Ketua IWO Tangerang Raya pada Selasa 23 Februari 2021.

“Korban bernama Danang, dia bekerja di salah satu media online lokal. Saat kejadian pada Jumat 19 Februari 2021 malam itu, Danang diseret dengan kondisi leher dipiting di area Kantor Kejari. Bahkan file hasil dokumentasinya pun dirampas serta dirusak tanpa penjelasan,” ujarnya.

Hasan mengatakan, kekerasan terhadap wartawan yang sedang melakukan peliputan seakan tak pernah habis. Padahal di Undang-undang Nomor 40 tahun 1999 mengatur tentang kemerdekaan pers, serta adanya hak konstitusional atas peliputan yang dilakukan.

Menurut Hasan, kejadian yang dialami Danang begitu mencoreng citra Kejaksaan yang pada salah satu simbolnya terpampang logo sebilah Pedang.

“Di mana dalam filosofinya, Pedang melambangkan kebenaran, senjata untuk membasmi kemungkaran atau kebathilan dan kejahatan, bukan justru sebaliknya,” ungkapnya.

“Segenap insan pers tak boleh diam, kita semua harus menjadi garda terdepan guna melindungi hak profesi wartawan. Mau apapun atribut dan organisasi wartawan yang kita sandang, kekerasan terhadap kerja-kerja kewartawanan harus menjadi musuh kita bersama. Pilihannya hanya 2, kita Hentikan !! atau akan terus terulang,” tuturnya.

Sementara itu, wartawan senior Danang Andrio dari media lokal Tangseloke menerangkan, saat kejadian itu dirinya ingin meliput kegiatan di Kejaksaan Negeri (Kejari) Tangsel.

Danang menceritakan, awal mula kejadian dirinya mendapatkan informasi bahwa adanya kegiatan di Gedung Kejari Tangsel pada Jumat 19 Februari 2021 sekira pukul 19.00.

Dengan naluri jurnalisnya, Danang menuju lokasi dan tiba pukul 20.00 WIB.

Setibanya dilokasi, Danang mengatakan, dirinya memperkenalkan diri dan menanyakan kegiatan yang sedang berlangsung ke petugas keamanan di Kejari Tangsel.

“Setibanya di kantor Kejari, di gerbang pintu masuk yang dijaga ketat oleh petugas keamanan saya diberhentikan oleh petugas menanyakan maksud dan tujuan saya. Dan saya pun berkata, izin saya wartawan dan informasinya ada giat serah terima jabatan Kepala Kejari?. Kemudian dijawab oleh petuga, Oh sudah tadi siang itu, jawab petugas,” ungkap Danang saat dikonfirmasi, Senin (22/2/2021).

Danang saat itu kembali menanyakan kepada petugas, apakah jika giat tersebut lepas sambut Kejari Tangsel Nur Elina Sari yang digantikan Aliyansyah. Jika betul, Danang kembali meminta izin untuk masuk ke dalam kepada petugas keamanan.

“Tapi, petugas melarang saya masuk dan berkata belum ada perintah dari dalam, kata petugas keamanan. Saya pun, memutuskan untuk menunggu tepat di pelataran depan gerbang pintu keluar,” katanya.

Tak berselang lama, Danang dihampiri oleh seorang yang diduga pegawai Kejari Tangsel berinisial V menjabat Kasupsi Prosarin.

“Dan saya pun menyadari jika apa yang saya lakukan selalu ada yg mengawasi. Namun saya cuek, toh saya tidak melakukan kejahatan,” ucap Danang.

Sekitar pukul 21.30 WIB, ia kembali didatangi seseorang pegawai yang mengaku bernama Dinata. Dan, kembali ditanyakan mengenai maksud dan tujuan Danang dilokasi.

“Setelah berbincang cukup lama, pria yang mengaku bernama Dinata, sempat mengajak saya ngopi dan saya pun menolak dan lebih memilih untuk tetap di lokasi sambil menyelesaikan tulisan berita saya,” tuturnya.

Pada pukul 23.15 WIB dengan kondisi hujan lebat dan satu per satu orang yang menghadiri acara tersebut sudah keluar dari Gedung Kejari Tangsel. Dan, terlihat pula ada beberapa kendaraan pejabat di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel.

Danang yang berniat berpindah tempat, mencari tempat berteduh dari lebatnya hujan, justru diteriaki oleh sejumlah petugas keamanan dan berlari mengejarnya.

“Karena hujan yang semakin deras, akhirnya saya melangkah kedalam berniat mencari tempat atau numpang untuk berteduh. Namun, sangat disayangkan, baru sekitar 5 meter dari gerbang pintu keluar, sejumlah petugas keamanan dari arah pos berteriak sambil berlari dan langsung dengan cara yang tidak pantas mereka memperlakukan saya,” kata Danang.

“Saya pun pasrah tanpa perlawanan hanya dapat berteriak minta tolong, dan teriakan saya terhenti seketika saat lengan petugas dari arah belakang mencekik leher saya. Memang sempat ada yang mencoba melerai, namun tidak berhasil, karena kelakuan petugas keamanan ini sudah keterlaluan. Saya bagaikan seorang penjahat berbahaya saja. Dengan kondisi badan yang sulit untuk dapat berontak,” lanjutnya.

Bukan hanya itu saja, telepon genggamnya direbut paksa oleh petugas keamanan dan sejumlah data yang ada di telepon genggamnya dihapus.

Disaat itu pula, tanpa maksud dan tujuan yang jelas Danang dibawa ke Polres Tangsel, layaknya seorang pencuri atau penjahat.

**Baca juga: Airin Telepon Kepala BBWSCC Desak Normalisasi Kali Angke

“Akhirnya saya digiring ke Polres Tangsel yang lokasinya bersebelahan. Entah tujuan mereka membawa saya kesana apa. Saya juga bingung, karenaa jika saya melakukan kejahatan, saya pasti diproses dan ternyata tidak,” tegasnya.

Danang pun menyesalkan, atas kejadian tersebut. Dan, semoga kejadian tersebut tak terulang lagi dan menjadi yang terakhir kalinya.

“Semoga tidak ada lagi yg mengalami seperti apa yang saya alami,” singkat Danang.(eka)

Print Friendly, PDF & Email