oleh

Warga Pinggiran Bandara Hidup Prihatin

image_pdfimage_print

Kabar6-Warga RW 08, Kelurahan Selapajang Jaya, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang mengeluhkan minimnya fasilitas jalan dan air bersih yang ditemukan di wilayah mereka.

Warga yang tinggal tak jauh dari Bandara Internasional Soekarno Hatta (BSH) ini mengeluhkan kondisi tersebut kepada anggota DPRD Provinsi Banten yang tengah merlaksanakan reses diwilayahnya, awal pekan lalu.

Menurut Anggota DPRD Provinsi Banten asal Dapil Kota Tangerang Hilmi Fuad, warga merasa diri terisolir dan minim sekali fasilitas yang disedikan di wilayah perbatasan tersebut. Bahkan, dari sisi ekonomi warga di sini pun masih terpuruk.

“Penghasilan mereka di bawah UMR (Upah Minumum Regional) sehingga tidak mencukupi untuk kebutuhan pokok. Sangat dilematis mengingat mereka hidup di sekitar Bandara Soekarno Hatta,” kata Hilmi.

Lebih dalam, politisi yang didampingi koleganya sesama politisi PKS Tuti Elfita lebih dalam membeberkan, penghasilan warga Selapajang ini kurang lebih hanya Rp15.000/hari. penghasilan itu didapat dari hasil buruh cabut kangkung.

“Rumah mereka beratap terpal yang sudah lusuh bahkan sobek. Dindingnya bilik yang sudah rombeng dan berlantaikan tanah. Pendapatan mereka rata-rata hanya Rp15.000, dan serba kurangan,” jelasnya.

Tuti Elfita menambahkan, warga juga mengeluhkan fasilitas jalan yang kurang memadai di lokasi tersebut. Bahkan, warga perbatasan ini mengaku menumpang di jalan Kabupaten Tangerang.

“Warga hanya meminta dari Pemerintah dan juga bandara agar jalan mereka yang hanya sepanjangg 700 x 1,5 meter dikonblok untuk jalan akses mereka,” tuturnya.

Selama ini, sambung Tuti, melihat tetangganya Kabupaten Tangerang yang jalannya sudah bagus, jalan lingkungan warga nampak becek dan tampak kumuh seperti yang mereka alami selama ini. “Warga juga mengeluh bahwa mereka butuh MCK (mandi cuci kakus) yang layak, dan juga fasilitas air bersih,” tandas Tuti.

Tuti mengutarakan, keluhan masyarakat ini akan diupayakan untuk dijembatani dengan pemerintah daerah setempat dan juga kalangan berkepentingan di Bandara Soekarno Hatta, serta pihak kegubernuran untuk ditindaklanjuti.

“Mudah-mudahan adanya keluhan ini bisa ditanggapi cepat oleh pihak-pihak terkait,” imbuhnya.

Misbah (33), warga setempat mengutarakan, pihaknya sudah lama mengalami kondisi ini. Sayangnya, belum lagi kondisinya teratasi, warga ditambah kebingungan dengan adanya rencana perluasan bandara.

“Kami juga minta kejelasan terkait rencana pembebasan oleh Bandara. Kami ingin kejelasan agar dapat mencari tempat jika memang sudah jelas kampung ini terkena pembebasan lahan,” pintanya.
(Iqmar)

 

Print Friendly, PDF & Email