oleh

Warga Miskin di Jayanti Butuh Bantuan Pemerintah

image_pdfimage_print

Kabar6-Getirnya hidup kini dirasakan oleh Suriah (47), warga Kampung Gandasari RT 08/04, Desa Jayanti, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang.

Pasalnya sudah hampir tiga tahun menderita penyakit paru-paru. Suriah yang merupakan Istri dari Anton (49) Tahun yang memiliki dua orang anak yang kini tidak dapat lagi bekerja untuk memberikan nafkah.

“Sudah lama, mungkin sudah hampir tiga tahun sejak pertama kali sakit, tapi yang parah baru beberapa tahun belakangan ini,” ucap Suriah, Senin (11/8/2018).

Dirinya yang sehari-hari bekerja sebagai pembantu rumah tangga, beberapa tahun belakangan ini sudah tidak bekerja lagi karena penyakit paru-paru yang di derita nya semakin hari semakin parah.

“Iya, jangankan mau bekerja, mau makan saja susah, jari tangan saya sudah tidak bisa lagi menggenggam, sudah kaku,” ungkapnya.

Dia sudah beberapa kali berobat kebeberapa tempat dan keluar masuk rumah sakit, akan tetapi penyakit yang di derita nya tak kunjung sembuh.

“Dulu pernah masuk rumah sakit, kata dokter penyakit saya ini asam urat, paling kalau berobat juga ke puskesmas kalau lagi megang uang, kalau gak punya uang tidak berobat,” katanya.

Hingga kini dirinya hanya bisa berdiam diri dirumah dan berharap ada perhatian dari pihak pemerintah terkait apa yang dideritanya, karena selama ini saya sama sekali belum pernah mendapatkan perhatian pemerintah.

“Saya berharap ada perhatian dari pemerintah, meringankan beban saya, dan membantu saya dalam melawan penyakit saya ini,” pungkasnya.

Untuk diketahui, dinding rumah yang terbuat dari bilik bambu tampak telah rapuh, atap rumah pun serupa, tak sedikit genteng yang telah pecah, sementara pintu hanya ditutupi bilik bambu, karena pintu telah lama rusak.

Kondisi di dalam rumah pun seperti kapal pecah, bahkan rumah tersebut tidak memiliki kamar mandi. Suriah setiap hari harus menumpang mandi dan mencuci di sumur tetangga, sementara untuk buang air besar, ia harus pergi ke kamar mandi di musholla.

“Saya cuma bisa pasrah, mau gimana lagi, walau kalau hujan ya kehujanan. Kalau malam kedinginan dan dikerubuti nyamuk, pengen rumah dibedah tapi gak ada biaya, buat makan aja susah,” katanya.

Sementara Anton, Suami dari Suriah hanya bekerja buruh serabutan di matrial, dengan penghasilan Rp.50 ribu per hari untuk mencukupi kebutuhan dapur dan makan saja.(Ver)

Print Friendly, PDF & Email