oleh

Warga di Tenda Pengungsian Rawan Terkena Penyakit

image_pdfimage_print

Kabar6-Warga pengungsi akibat banjir yang melanda sebagian wilayah Kabupaten Tangerang rawan terkena penyakit. Penyakit yang sering menyerang para pengungsi antara lain penyakit gatal, ispa, dan hipertensi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmidzi mengatakan, ditenda-tenda atau tempat pengungsian korban banjir sangat rawan dan cepat penyebaran penyakitnya. Menurut Hendra, berdasarkan survei, penyakit yang paling banyak dialami para pengungsi itu adalah gatal-gatal, ispa, dan hipertensi.

Kata Hendra, warga yang terkena gatal-gatal biasanya usia anak-anak karena main becek-becekan, sementara untuk ispa hampir semua umur, kemungkinan karena kedinginan, sementara hipertensi biasanya menyerang warga diatas 30 an. Menurut Hendra, kemungkinan karena stres sehingga tekanan darah naik.

” Sebenarnya banyak penyakit yang bisa tersebar di tempat pengungsian, tetapi saat ini yang paling diderita oleh warga itu ispa batuk pilek gitu lah, terus gatal-gatal, dan hipertensi, ” kata Hendra Tarmidzi kepada wartawan, Senin (6/1/2020).

Menurut Hendra, sejak didirikan tenda atau tempat pengungsian, Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang sudah mendirikan posko kesehatan diantaranya, satu di Kecamatan Solear, lalu di Kecamatan Cisoka dan terakhir di Kecamatan Teluknaga. Lanjut Hendra, selama melakuka pengawalahan kesehatan, pihaknya sudah menerima keluhan-keluhan yang diderita oleh warga yang mengungsi.

” Ada tiga posko tang kita dirikan, satu di Solear, satu di Cisoka, dan satu lagi di Teluknaga. Di setiap posko ketiga penyakit itu sudah menyerang warga yang mengungsi, sebenarnya banyak penyakit yang bisa menyerang warga, cuma yang paling banyak ya tiga itu, gatal-gatal, ispa, dan hipertensi, ” tambahnya.

**Baca juga: Peduli Sesama, Rempah Galang Dana di Jalan Raya.

Hendra mengatakan, pihaknya akan standby sampai situasi benar-benar kondusif. Lanjut Hendra, karena jika ditinggalkan akan berbahaya kepada masyarakat itu sendiri.

” Kita sebenarnya mengikuti jadwal BPBD, kurang lebih satu minggu, tapi kita lihat situasi dan kondisi, kalau kita tinggalkan malah bahaya, nanti banyak penyakit yang menyerang warga, makanya kita kawal terus, ” tambahnya.(Vee)

Print Friendly, PDF & Email