oleh

Warga Desak BPK Audit Dana CSR Bandara Soekarno Hatta

image_pdfimage_print

Kabar6-PT. Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta (BSH), Tangerang, dianggap masa bodoh terhadap kesejahteraan warga sekitar bandar udara.

Alasannya, kucuran dana Corporate Social Responsibility (CSR) bernilai miliaran rupiah milik bandara tidak menyentuh masyarakat kalangan bawah.

Koordinator Aliansi Masyarakat Pinggiran Bandara (AMPB), Dulamin Zigo mengatakan, sejak bandara beroperasi 1 Maret 1985 hingga kini, warga pinggiran bandara hanya sebagian kecil tersentuh bantuan dana CSR dari pengelola bandara.

Pencairan dana CSR bandara banyak tidak tepat sasaran sampai ke tangan warga pinggiran bandara. Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) harus melakukan audit terkait dana CSR, baksos, dan program kemitraan bina lingkungan dari bandara.

“BPK harus melakukan pemeriksaan keuangan dana miliaran rupiah CSR bandara, yang tidak sampai ke warga pinggiran bandara,” kata Zigo, Kamis (1/11)/2012).

Menurutnya, selama ini pemanfaatan CSR berjalan ditempat dan tidak menyentuh masyarakat kalangan bawah. Kemegahan bandara Soekarno Hatta Tangerang sangat bertolak belakang dengan keadaan lingkungan penduduk sekitar.

Misalnya, warga di lima kecamatan berdampingan dengan bandara, yakni kecamatan Benda, Kosambi, Neglasari, Teluknaga dan Batu Ceper, kehidupan penduduknya secara ekonomi dan kesejahteraanya masih dibawah garis kemiskinan. Sarana dan prasana pendukung kian memprihatinkan.

Bahkan, masyarakat pinggiran bandara mengeluh kepada PT AP II, untuk kembali melanjutkan perbaikan jalan parimeter sebelah utara dari Desa Rawa Rengas sampai kelurahan Benda, Kota Tangerang, yang dalam kondisi rusak parah.

Tidak cuma itu, sebagian kecil rumah warga di lima kecamatan itu terlihat kumuh. Adapun, pemberian dana CSR tidak jelas diberikan kepada pedagang kecil secara hibah, bukan dalam bentuk pinjaman.

“Padahal kepedulian bandara kepada warga pinggiran bandara sangat dibutuhkan,” kata Zigo.

Marcel, warga Rawa Bokor, Kecamatan Benda, mengatakan, bantuan dana CSR bandara hanya diberikan kepada kalangan tertentu, yakni pemilik kepentingan.

Akibatnya, puluhan rumah warga sekitar bandara tidak diperdulikan, kondisi rumah kian kumuh dan tanpa diberikan bantuan dari dana CSR dari AP II.

Penduduk sekitar juga mengeluhkan sakit pada teliga efek dari bunyi bising mesin pesawat yang tiap menit terbang dan mendarat di bandara.

“Sepatutnya, dana CSR bisa menunjang pelayan kesehatan pemeriksaan pendengaran warga sekitar bandara. Mereka mengeluhkan sakit pada teliga,” kata Marcel ketika ditemui bersama 50 warga pinggiran saat mengelar aksi di pintu M1 Bandara Soekarno Hatta,Tangerang.

Deputi Senior General Manager PT. Angkasa Pura II, Bram Broto Tjiptadi mengatakan, sejatinya terdapat miss komunikasi antara AP II dengan warga pinggiran yang mengeluhkan belum mendapatkan dana program pinjaman kemitraan atau CSR.

Patut diketahui, PT AP II telah memberikan bantuan dana kemitraan dan usaha, tepat sasaran. Jika pihaknya melakukan penyimpangan terhadap dana CSR, pihak berwenang dipersilahkan melakukan pengecekan.

“Setiap tahun CSR kami berikan kepada warga pinggiran bandara. Sekitar 2 persen dari keuntungan bandara kami berikan, setelah pajak dibayar,” kata Bram.

Berdasarkan catatan, hingga tahun 2012, PT Angkasa Pura II telah mengeluarkan dana CSR sebesar Rp 276 miliar untuk program kemitraan.

Khusus Bandara Soekarno-Hatta telah dikucurkan sebesar 20,42 miliar dari tahun 2001 untuk masyarakat Kabupaten dan Kota Tangerang dengan total mitra binaan sebanyak 1.368 orang.

Selain program kemitraan, juga ada program bina lingkungan yang memberikan bantuan infrastruktur untuk masyarakat seperti sarana ibadah, MCK, sarana pendidikan, kesehatan dan sarana umum lainnya.

“Dana CSR yang kami berikan jangan menjadi ikan, tetapi bagaimana menjadi pancing,” kata Bram.

General Affair Manager Kantor Cabang PT. Angkasa Pura II, Yudis Tiawan menuturkan, pengelola bandara telah menunaikan tugas dan fungsinya, memberikan dana CSR kepada masyarakat khusus disekitar kawasan bandara.

Bahkan, PT AP 2 menjadi mitra dan membantu mengembangkan usaha dikelola masyarakat. Ketidakpuasan dari warga pinggir bandara karena ditunggangi kepentingan oknum pengusaha untuk mendapatkan tender dari PT AP 2.

“Ada pengusaha yang memprovokasi aksi para warga pinggiran bandara,” kata Yudis lagi.(rah)

 

Print Friendly, PDF & Email