oleh

Warga Bilang, Film Paradise of Tangsel Mirip Tayangan Horor

image_pdfimage_print

Kabar6-Pembuatan film dokumenter yang digarap Kantor Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menuai kritik dari kalangan masyarakat. 

 

Cuplikan dokumenter berdurasi 65 menit itu terihat tak ekspresif, serta secara menyeluruh belum menyentuh substansi tema.

 

Supriantono, warga Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, mengatakan bila penonton kurang tertarik mendengar pengisi suara atau narator ketika pertama film diputar. Ia semakin kaget ternyata Ali Taba merangkap peranan, yakni sebagai sutradara dan narator.

 

“Intonasi dan nada narator mirip tayangan-tayangan horor di televisi. Coba deh Anda denger ulang, kedengerannya garing,” ungkapnya kepada kabar6.com, ditemui usai menghadiri undangan di Studio XXI kawasan Kecamatan Serpong Utara, Kamis (16/4/2015).

 

Padahal, terang Supriantono, suara renyah serta menarik yang diperdengarkan narator punya nilai penting untuk menarik penonton.

 

Ia melihat ada yang tidak pas, ketika cuplikan dokumenter yang dibalik iringan suara musik atau backsound ceria, tapi nada narator bikin penonton merinding.

 

Belum lagi pemilihan tokoh utama yang diperankan oleh Wakil Nong 2015 terlalu monoton. Lombok, begitu sapaan akrabnya menilai padahal banyak pemeran lainnya yang juga bisa ditonjolkan dalam produksinya.

 

Masih menurut Lombok, Ali Taba selaku sutradara terlalu menonjolkan sektor pariwisata kuliner saja. Sebenarnya masih banyak sektor lain yang potensial tapi tak pernah digarap.

 

Celakanya lagi, hal itu sempat diulas mesti hanya sepenggal. Seperti sektor wisata air yang masih sangat minim. ** Baca juga: Sekcam Neglasari Klaim Belum Bertemu Pihak STTI Arastamar

 

“Lagu Mars Tangsel yang diproduksi menelan ratusan juta dari kocek kas daerah apa pernah dinyanyikan dalam setiap acara kedaerahan,” tambah pria bertubuh gempal itu.(yud)

Print Friendly, PDF & Email