oleh

Wahidin Usulkan Pembubaran Kerjasama Jabodetabekjur

image_pdfimage_print

Kabar6-Wali Kota Tangerang, Wahidin Halim mengusulkan agar kerjasama antar daerah yang melibatkan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Puncak dan Cianjur (Jabodetabekjur) dibubarkan.

Alasannya, kerjasama penanganan transportasi, banjir dan sampah itu dianggap hanya simbol belaka dan tidak tidak membawa dampak positif.

“Kerjasama Jabodetabekjur tidak memberikan perubahan. Tindakan nyata dalam menyelesaikan sejumlah masalah baik itu penanganan banjir, sampah dan transportasi sampai kini tidak menunjukan hasil,” ujar Wahidin.

Menurut Wahidin, jika benar kerjasama itu telah berjalan, tentu ada perubahan terkait persoalan yang tengah dialami wilayah dalam Bodetabekjur. Salah satu contohnya adalah Bogor.

Sebagai daerah hulu, Bogor hingga kini belum mampu mengamankan wilayahnya, hingga tidak membawa dampak negatif, seperti terjadinya banjir diwilayah hilir.

Salah satu alasannya, secara tata lingkungan Bogor dalam kondisi kurang baik dengan lahan penghijauan yang telah gundul. “Kiriman air dari Bogor selalu membawa sampah dan banjir di Kota Tangerang,” kata Wahidin.

Diakui Wali Kota, Badan Kerjasama Pembangunan Jabodetabekjur sedianya adalah sebuah lembaga koordinasi antar daerah. Akan tetapi, pada kenyataannya, lembaga itu tidak berjalan sebagaimana yang diinginkan.
“Saat ini lembaga Jabodetabekjur hanya jadi tempat ngumpul-ngumpul, lembaga arisan. Dan saya usulkan agar kerjasama antara pimpinan daerah sebaiknya dibubarkan saja. Tapi jika memang lembaga ini ingin dipertahankan, maka masing-masing daerah harus mempunyai kepentingan yang sama,” ujar Wahidin lagi.

Dalam hal transportasi misalnya, kata Wahidin, kerjasama itu juga belum bisa terealisasi. Buktinya, meski Kota Tangerang telah mengoperasikan bus Tans Jabodetabek dari terminal Poris Plawad hingga Taman Anggrek, Jakarta, namun Jakarta tetap tidak disertai dengan penataan dan pembangunan infrastruktur.

Dimana, tidak adanya koordinasi yang saling berintegrasi dan kerjasama ini tidak berjalan karena masih ada ego dari masing-masing wilayah kota dan kabupaten.

“Seharusnya, terminal di wilayah perbatasan dibangun di kawasan penyangga atau pinggiran Jakarta, seperti Tangerang,” kata Wahidin.(rah)

Print Friendly, PDF & Email