oleh

UPH Ajak Guru dan Siswa SMA Terapkan Matematika dalam Kehidupan

image_pdfimage_print

Kabar6-Matematika sering kali dianggap sebagai ilmu yang paling sulit untuk dipelajari. Banyaknya rumus, notasi, dan berbagai angka yang rumit membuat sebagian besar orang tidak menyukai, bahkan enggan mempelajari lebih dalam ilmu yang satu ini.

Namun, apakah kalian tahu bahwa matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang penting dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satunya adalah geometri, yaitu ilmu matematika yang mempelajari untuk mengukur jarak antara suatu titik dengan titik lainnya.

Mungkin sebagian besar orang bahkan tenaga pengajar sekali pun hanya mengetahui geometri yang biasa ditemukan di bangku sekolah. Nyatanya, Geometri memiliki banyak macam, salah satu yang jarang dibahas adalah geometri Taxicab.

Ketua Program Studi Matematika Terapan, Fakultas Sains dan Teknologi (FaST) UPH, Kie Van Ivanky Saputra,Ph.D. menjelaskan, geometri Taxicab ini termasuk hal yang baru dalam ilmu matematika.

Jadi, belum banyak orang, sekalipun guru yang mengetahui hal ini. Tentunya Geometri Taxicab ini sangat memiliki peran dalam kehidupan sehari-hari.

“Contoh sederhananya adalah aplikasi Gojek, Grab, ataupun transportasi online lainnya. Mereka dalam menghitung jaraknya, pasti menggunakan Geometri Taxicab ini,” kata Ivanky di laporan tertulisnya, Sabtu (2/11/2019).

Walaupun sedikit lebih kompleks dari geometri biasa, Ivanky Saputra menyatakan bahwa Geometri Taxicab ini hasilnya akan jauh lebih sederhana dan lebih masuk akal untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dia juga berharap agar para guru yang mengikuti workshop ini dapat membagikan ilmu tentang Geometri Taxicab
ini kepada para siswanya.

Penjelasan tersebut disampaikan kepada guru-guru dari 11 SMA seJabodetabek, dalam workshopInfinitics 3 dengan tema “Beyond The Finite, Break The Limit”, di Kampus UPH Lippo Village belum lama ini.

Seminar yang diadakan ikatan mahasiswa Program Studi Actuarial and Applied MathematicsUPH inibertujuan untuk mensosialisasikan bidang studi matematika sebagai ilmu yang dapat mendukung kehidupan manusia sehari-hari.

Tidak hanya guru yang dibekali dengan ilmu matematika terapan, para siswa SMA pun memperoleh hal serupa melalui workshopinteraktif yang disampaikan oleh Koding Next, sebuah institusi pendidikan yang diundang panitia untuk mengajarkan keterampilan digital dari teknologi terbaru.

Lebih dari 100 siswa SMA dari berbagai daerah ikut dalam workshop yang digelar pada Infinitics 3 ini. Para siswa diajarkan membuat business card dengan menggunakan program AR (Artificial Recognition), dimana secara tidak langsung para siswa dituntut untuk melakukan coding.

Hal ini menunjukkan bahwa ilmu matematika tidak berdiri sendiri, melainkan dilengkapi dan bersinggungan dengan ilmu lainnya, salah satunya adalah coding atau bahasa pemprograman computer.

Baik guru maupun siswa peserta worshop mengaku sangat beruntung mengikuti kegiatan ini. diantaranya Saujung, guru SMA Dian Harapan, mengatakan workshop yang diberikan berbeda karena sangat membuka wawasan dalam ilmu matematika. “Saya jadi bisa menyampaikan ilmu baru yang saya peroleh dari Workshop ini kepada para
siswa”, tutur Saujung.

Sementara, pujian juga disampaikan Albert, siswa Kelas 12 SMAK 4 Penabur, yang baru pertama kali mengenal coding.**Baca juga: PT Jasa Raharja Santuni Keluarga Mohamad Saepul.

“Satu kata untuk acara Infinitics dan UPH, keren! Saat Workshop saya mendapatkan informasi yang belum saya ketahui sebelumnya. Saya jadi bisa membuat code AR melalui business card yang saya buat. Pembelajaran ini kemungkinan besar bermanfaat bagi kehidupan saya saat ini maupun di masa yang akan datang,” ujar
Albert.

Rangkaian acara Infinitics 3 tidak berhenti sampai workshop dan seminar saja, tetapi dimeriahkan dengan berbagai kompetisi tingkat SMA yang terdiri dari Mathematics Olympiad, Mathematics Intelligence Race, dan Mathematics Modeling. (fit)

Print Friendly, PDF & Email