oleh

Untuk Pertama Kalinya, Pesawat Listrik Terbesar di Dunia Terbang di Langit Washington

image_pdfimage_print

Kabar6-Cessna Caravan, pesawat listrik (all-electric) terbesar di dunia untuk pertama kalinya terbang di atas negara bagian Washington DC, Amerika Serika (AS).

Pesawat yang dapat mengangkut sembilan orang penumpang ini, melansir theguardian, telah dipasang dengan mesin listrik, dan terbang selama 20-30 menit, serta melaju pada kecepatan 114mph (183 km per jam). Namun dalam uji penerbangan perdana ini, pilot membawa pesawat tanpa penumpang.

MagniX, selaku pembuat mesin, berharap pesawat bisa memasuki layanan komersial pada akhir 2021 dan memiliki jangkauan 100 mil. Sebelum pandemi COVID-19, penerbangan adalah salah satu sumber yang paling cepat berkembang menggunakan emisi karbon dan mendorong keadaan darurat iklim. Sejumlah perusahaan pun mengusahakan adanya pesawat listrik.

Untuk mewujudkannya, dibutuhkan terobosan besar dalam mengurangi berat baterai sebelum pesawat besar dapat diterbangkan dalam jarak yang signifikan, hanya dengan tenaga listrik. Sumber daya lain yang sedang diuji adalah sel bahan bakar hidrogen dan biofuel.

Industri penerbangan sangat diatur dalam memastikan keselamatan. Tetapi magniX berharap dengan penguatan pesawat yang ada, proses sertifikasi dapat dipercepat. Pesawat amfibi yang lebih kecil dan ditenagai oleh mesin magniX disebut mampu menyelesaikan penerbangan singkat pada Desember lalu.

Pada Juni 2019, perusahaan Ampaire menerbangkan pesawat yang ditenagai mesin bahan bakar fosil listrik hibrida di California. Analis di bank investasi UBS mengatakan pada saat itu, industri penerbangan akan bergerak ke arah mesin hibrida dan listrik untuk rute yang panjangnya kurang dari 1.000 mil dan jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan banyak orang.

CEO magniX bernama Roei Ganzarski mengatakan, saat ini operasional pesawat sangat mahal dan mencemari lingkungan. Sementara pesawat listrik biayanya 40 hingga 70 persen lebih murah untuk hitungan per jam penerbangan.

“Itu berarti maskapai dapat menerbangkan lebih banyak pesawat ke bandara yang lebih kecil. Ini pengalaman waktu yang lebih pendek dan dari pintu ke pintu, tanpa emisi CO2 yang berbahaya,” kata Ganzarski.

Ditambahkan Ganzarski, perusahaan percaya semua penerbangan kurang dari 1.000 mil akan sepenuhnya menggunakan listrik dalam waktu 15 tahun. Namun dia berkata, kepadatan energi baterai bukan di posisi yang menjanjikan.

Meskipun bagus untuk penerbangan ultra-pendek, jarak 100 mil pada pesawat retrofit dan lebih dari 500 mil pada pesawat desain baru seperti Alice, ada banyak potensi baterai yang belum dimanfaatkan.

“Sekarang setelah penerbangan komersial pertama menerbangkan pesawat listrik, perusahaan baterai mulai bekerja lebih giat mencari solusi baterai siap untuk ruang angkasa,” katanya. ** Baca juga: Pemerintah India Menahan Seekor Merpati yang Diduga Mata-mata

Diketahui, Cessna Caravan yang digunakan oleh magniX adalah salah satu pesawat jarak menengah paling banyak digunakan di dunia. Lebih dari 2.600 pesawat beroperasi di 100 negara.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email