oleh

Ungkap Penyebab Pecah Kongsi dengan Subadri, Syafrudin: Beliau Ingin Nyalon Walikota

image_pdfimage_print

Kabar6-Pengamat politik dari Kajian Politik Nasional (KPN) menilainya pecah kongsinya Syafrudin dan Subadri disinyalir di Pilkada Kota Serang 2024 karena beda pandangan politik dan adanya kekecewaan.

Namun calon petahana walikota Serang Syafrudin membeberkan alasan dirinya pecah kongsi dengan mantan wakilnya Subadri Ushuludin di Pilkada Kota Serang 2024.

Syafrudin mengklaim pencalonan kali keduanya di ibukota provinsi Banten berharap bisa berpasangan kembali Subadri.

**Baca Juga: Petahana Pecah Kongsi di Kota Serang, Pengamat Ungkap Kekecewaan Subadri

Namun ada keputusan lain, sehingga ia dan politisi partai persatuan pembangunan itu harus pisah jalan. Diketahui Subadri mendampingi Ketua Golkar Kota Serang Ratu Ria Maryana.

“Itu sebenarnya pilihan, bukan saya yang milih sebenarnya. Kalau saya yang milih saya pasti berpasangan dengan pak Haji Badri,” kata Syafrudin usai diskusi publik di Pokja Wartawan Kota Serang, Rabu (18/9/2024).

Lagi pula, menurutnya Subadri sangat berambisi maju sebagai calon Walikota bukan sebagai wakil walikota. Sehingga ia tak bisa melarang Subadri bahkan harus menjadi lawannya di Pilkada Kota Serang.

“Beliau punya keinginan nyalon jadi walikota, saya tidak bisa melarang,”ujarnya.

Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Banten itu juga membantah adanya hubungan kurang harmonis dengan Subadri. Apalagi ada muncul kekecewaan Subadri kepada dirinya.

“Kecewa dalam bentuk apa, gak ada (Subadri kecewa),”imbuhnya.

Dikatakan Syafrudin, penujukan Heriyanto Cakra Buana sosok kader terbaik dari Nasdem. Ia menilai Heriyanto juga bisa memberikan banyak keuntungan karena dia bisa menggaet suara pemilih muda.

“Saya kira itu keputusan partai. siapapun yang diberikan kepada saya harus saya terima karena itu juga keputusan dari PAN juga,”bebernya.

Lebih lanjut ia menuturkan, pelantikan anaknya sebagai anggota DPRD Kota Serang bukan tengah membangun dinasti politik dan hal itu menurutnya, hal yang wajar.

“Saya kira itu wajar-wajar saja,”singkatnya.

Pernyataan Syafrudin dikuatkan dengan pernyataan Subadri saat mengikuti Fit and Proper Test yang digelar DPC PDI Perjuangan yang dilakukan di DPD PDI Perjuangan Banten pada bulan Agustus 2024.

Di Pilkada2024, Subadri mengincar posisi orang nomor satu di kota Serang, bukan nomor dua. Untuk itu, dia berharap dapat dipertimbangkan oleh partai politik termasuk PDI-Perjuangan.

“Kalau kita daftarnya jadi walikota dia akan mengimbangi walikota. Enggak bakalan (daftar) walikota terus diposisikan di wakil nghina namanya,”ungkap Subadri saat itu.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul mengatakan, pecah kongsi Syafrudin dan Subadri disinyalir karena beda pandangan politik.

Subadri yang dulu keluar dari Partai Golkar yang telah membesarkan namanya untuk mendampingi Syafrudin pada Pilkada 2018 malah menerima kekecewaan.

“Mungkin saja Subadri menilai bahwa Syafrudin mengkhianati,” kata Adib kepada wartawan, Selasa (17/9/2024).

“Karena begini kalau Subadri rela keluar dari Golkar, bergabung dan menang. Ketika perjuangan itu mungkin sudah menemukan hasilnya, tetapi dia tidak mendapatkan hasil,” tambahnya. (Aep)