oleh

Undang Hujan Dengan Ritual Ini

image_pdfimage_print

Kabar6-Di Indonesia, pawang hujan sering dipanggil untuk memindahkan bahkan menahan hujan. Biasanya jasa pawang hujan digunakan untuk acara-acara besar seperti pernikahan, khitanan, dan lain-lain yang bertempat di ruang terbuka.

 

Kebalikannya, jika musim kemarau beberapa daerah yang mengalami kesulitan air akan mengadakan ritual untuk memanggil hujan. Berikut beberapa daerah di Indonesia yang memiliki ritual unik untuk mendatangkan hujan.

 

1. Ritual Ojung Di Bondowoso

Ritual memanggil hujan di Bondowonso dikenal dengan nama Ojung. Ritual ini diawali dari tarian Topeng Kuna dan Rontek Singo Wulung. Puncak dari ritual ini adalah pertandingan adu pukul sebatang rotan.

 

Pesertanya adalah laki-laki berusia 17 tahun hingga 50 tahunan. Saat wasit memberi aba-aba, dua pemain ini pun adu tangkas memecutkan rotan. Selain untuk memohon hujan, ritual ini juga dimaksudkan untuk menolak bala bagi masyarakat desa sekitar. ** Baca juga: Bahan Makanan Tidak Biasa Dijual Oleh Supermarket Ini

 

2. Ritual Cawongan Kabupaten Banyumas

Ritual Cawongan sengaja dilakukan seseorang untuk menghias wajah, dan dipercaya dapat menurunkan hujan berkat bantuan Dewi Sri, yaitu dewi pangan yang memberikan kesejahteran bagi umat manusia.

 

Dewi Sri akan memanjatkan doa agar hujan turun dari langit. Ritual Cawongan hanya boleh dilakukan oleh kaum hawa. Menurut cerita warga setempat, yang datang dan merasuk dalam properti Cawongan adalah bidadari, sehingga kaum laki-laki tidak boleh memegang properti itu.

 

Saat ini desa yang masih melestarikan ritual Cawongan adalah desa Plana, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas.

 

3. Ritual Unjungan

Merupakan ritual yang dilakukan masyarakt di Purbalingga dan Banjarnegara, yaitu tradisi mengadu manusia mengunakan rotan yang dilakukan oleh pria dewasa.

 

Sebelum adu pukul berlangsung biasanya pemain Unjungan akan menari terlebih dahulu dangan iringan musik. Setelah iringan musik usai, mulailah mereka beradu saling memukul mengunakan rotan.

 

Ritual ini akan terus dilakukan jika hujan belum juga turun, namun jumlahnya dihitung secara ganjil.

 

4. Ritual Cambuk Badan Tiban

Ritual ini dilakukan oleh warga Desa Wajak, Boyolali, Tulungagung yang dilakukan oleh pria dewasa. Dulu ritual ini dilakukan oleh Tumenggung Surotani II untuk mencari bibit prajurit yang tangguh.

 

Seiring pergeseran zaman, ritual ini ditujukn untuk mendatangkan hujan. Darah yang keluar akibat dari cambukan dipercaya warga akan mendatangkan hujan.

 

5. Ritual Gedub Ende di Bali

Merupakan ritual yang dilakukan dengan cara mengadu dua saling memukul menggunakan rotan. Rotan disini disebut Ende, sedangkan Gedub adalah alat yang digunakan untuk menangkis rotan yang digunakan lawan.

 

Wasit dalam pertarungan ini bernama saye, yang nantinya memberikan peringatan kepada pemain yang melakukan pelanggaran. Darah yang keluar dalam pertarungan Gedub Ende diyakini warga akan mendatangkan hujan.(ilj)

Print Friendly, PDF & Email