Tim RPIK Balitbang Kementan RI akan Kembangkan Talas Beneng

Kabar6.com

Kabar6- Tim Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif Baltibang Kementrian Pertanian akan mengembangkan Talas Beneng.

Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Kementerian Pertanian RI Prayudi Syamsuri mengatakan pengembangan model agorindustri dan agribisnis talas beneng sangat dibutuhkan untuk meningkatkan nilai tambah produk dan mendukung ketahanan pangan.

“Produk-produk baru dan kekinian berbahan talas perlu dikembangkan teknologinya selain produk talas beku yang memang sudah diekspor,”katanya, Rabu (17/11/2021).

Prayudi berharap melalui riset dan pengembangan inovasi kolaboratif komoditas talas beneng yang tahun ini tengah dilakukan Balitbangtan dapat mengakselerasikan hilirisasi teknologi Litbang yang dibutuhkan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas ini.

“Tak hanya kolaborasi internal Balitbangtan, aksi kolaborasi riset ini turut melibatkan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang dan Provinsi Banten, Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang dan Provinsi Banten, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, asosiasi dan perkumpulan serta UMKM penggiat talas beneng dan kami terus menjajagi dengan pihak-pihak terkait lainnya,”terangnya.

Kepala Dinas Pertanian Budi Januardi mengatakan perkembangan lahan tanam dan panen talas beneng di Pandeglang sudah meningkat lebih 60 persen dari tahun 2020-2021.

**Baca juga: Persipan Pandeglang Merasa Dirugikan Harus Berbagi Home Base dengan Rivalnya

Menurutnya, dari data yang ada, luas tanam talas beneng pada tahun 2020 seluas 424 ha dengan luasan panen talas beneng 150 ha. Pada tahun 2021 luas tanam talas beneng meningkat menjadi 714 ha atau naik 68 persen sedangkan luas panennya meningkat 61 persen atau menjadi seluas 241 hektar.

“Adapun jumlah kelompok tani (Poktan) yang menanam talas beneng sebanyak 19 Poktan terdiri dari 426 petani talas beneng yang tersebar di 27 kecamatan di Kabupaten Pandeglang, dengan produksi talas beneng hingga bulan September 2021 mencapai 805 ton,” ungkap Budi.(aep)