oleh

Tim Peneliti Temukan Hutan Purba Tertua di Dunia Berusia 386 Juta Tahun di New York

image_pdfimage_print

Kabar6-Sekelompok peneliti menemukan sistem akar yang luas dari pohon primitif berusia 386 juta tahun, saat menggali dataran fosil di wilayah Catskill, dekat kota Cairo, New York.

Fosil pohon purba ini, melansir sciencedaily, diklaim sebagai bukti bahwa hutan terbentuk lebih awal pada Zaman Devonian. “Zaman Devonian mewakili waktu di mana hutan pertama muncul di planet Bumi,” ungkap Wiliam Stein, seorang profesor emeritus biologi di Binghamton University, yang terlibat dalam penelitian.

Kemunculan hutan pertama mendorong banyak perubahan dramatis pada ekosistem. Mulai dari Bumi, lautan, atmosfer global, konsentrasi CO2 di atmosfer, sampai iklim, seluruhnya bertransisi menjadi sepenuhnya berbeda. “Dunia tidak pernah lagi sama sejak saat itu,” tambah Stein.

Penemuan fosil hutan di situs Catskill sekaligus mengambil alih gelar ‘hutan tertua’ dari fosil hutan sebelumnya yang ditemukan di Gilboa, New York. Usianya berkisar 2-3 juta tahun lebih muda dari fosil hutan di Catskill.

Tim peneliti menemukan tiga sistem akar yang unik dalam penggalian di Catskill, menghasilkan hipotesis bahwa hutan Zaman Devonian mirip dengan hutan yang kita selama ini. Terdiri dari pohon-pohon beragam jenis yang menempati tempat-tempat yang berbeda, tergantung kondisi setempat.

Peneliti lantas dikejutkan dengan temuan sistem akar pohon lainnya yang diduga hanya ada selama Zaman Karbon, yaitu scale tree atau pohon skala dari kelas Lycopsida. Pohon primitif ini merupakan bagian dari flora hutan batubara yang ketinggiannya mencapai 30 meter.

“Apa yang kita dapatkan di Cairo adalah struktur akar yang tampak identik dengan pepohonan raksasa dari kawasan rawa-rawa batubara Zaman Karbon dengan akar memanjang yang memesona,” kata Stein. ** Baca juga: Pasangan di Bawah Umur Ini Berencana Menikah dan Hidup dari Game Online

Untuk penelitian lebih lanjut, Stein dan tim akan terus menggali wilayah Catskill dan membandingkan temuan mereka dengan fosil hutan di seluruh dunia. Dengan harapan, ilmuwan akan mampu memahami sejarah evolusi dan ekologi sepenuhnya.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email