oleh

Tiap 20 Tahun Kuil Ise Jingu Dirobohkan & Dibangun Kembali

image_pdfimage_print

Kabar6-Ada salah satu tempat suci dan paling penting bagi penganut Shinto di Jepang, yang terletak di kompleks Kuil Ise, dikenal sebagai Ise Jingu. Kompleks kuil ini berisi lebih dari seratus kuil, tersebar di area yang sangat luas.

Namun ada dua kuil terpenting di sana yaitu kuil Naiku, dan Geku. Melansir amusingplanet, Kuil Naiku diyakini berasal dari abad ke 3 dan mendapat penghormatan lebih besar dibanding kuil Geku. Hal ini karena konon Kuil Naiku merupakan tempat penyimpanan ‘Cermin Suci Kaisar’. Nah, hal yang menarik dari komplek bangunan kuil ini adalah, kuil Naiku dan Geku, serta Jembatan Uji, dirobohkan dan dibangun kembali setiap 20 tahun. Tradisi ini telah berlangsung selama 1.300 tahun terakhir.

Diketahui, tradisi ini adalah bagian dari kepercayaan Shinto tentang kematian, pembaruan alam dan ketidakkekalan dari segala sesuatu. Ini juga merupakan cara untuk menurunkan keterampilan dan teknik membangun kuil dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Sayangnya, masyarakat umum tidak diizinkan untuk mengakses tempat-tempat suci di dalam kompleks kuil. Pembangunan kembali kuil utama dilakukan berdekatan dengan lokasi yang lama. Kuil-kuil tua itu dibongkar dan yang baru dibangun di atas lahan yang bersebelahan dengan bangunan lama.

Upacara pembangunan kuil ke 62 terjadi pada 2013. Pembangunan kembali berikutnya dijadwalkan akan dilakukan pada 2033. Menjelang pembangunan kembali kuil, sejumlah festival diadakan untuk menandai acara khusus. Dalam Festival Okihiki yang diadakan di musim semi selama dua tahun berturut-turut, orang-orang dari kota sekitarnya menyeret kayu besar melalui jalan-jalan kota. Kayu ini dibuat dari pohon cemara, berasal dari hutan suci yang mengelilingi dua kuil suci tersebut.

Setidaknya sebanyak 10 ribu pohon cemara ditebang untuk bangunan kuil baru. Beberapa pohon ini berusia lebih dari 200 tahun. Sementara dana pembangunan kuil berasal dari pembayar pajak dan sumbangan pribadi, termasuk dari para pebisnis dan anggota keluarga kerajaan. Seluruh ritual membangun kembali setidaknya menghabiskan waktu delapan tahun.
** Baca juga: Waktu Kecil Dikira Anjing, Saat Besar Hewan Tersebut Ternyata Beruang

Tradisi membangun kembali kuil setiap dua puluh tahun berakar pada zaman kuno ketika rumah-rumah tua dihancurkan dan direkonstruksi setiap 20 hingga 30 tahun. Disebutkan bahwa 20-30 tahun adalah jangka waktu ketahanan sebuah konstruksi rumah jepang pada zaman dahulu.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email