oleh

Tewas Ditahanan Polres Tangsel, Keluarga Bingung Temukan Luka Lebam

image_pdfimage_print

Kabar6-Seorang tahanan berinisial SS (33) tewas saat menjalani penyidikan di Mapolres Tangerang Selatan (Tangsel). Tahanan SS sendiri merupakan tahanan Satresnarkoba yang baru ditangkap 1 Desember 2020.

Tahanan SS diciduk aparat di kawasan Pamulang dengan dijerat Pasal 114 ayat (1) subsider Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang (UU) nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika.

Salah seorang pihak keluarga yang tidak ingin disebutkan namanya menyebutkan terdapat banyak luka bakar dan lebam yang diduga bekas penganiayaan di badan tahanan SS.

Menurutnya, sejak penangkapan itu dirinya baru sempat membesuk korban ke Mapolres Tangsel, Rabu lalu 9 Desember 2020. Ketika bertemu, tahanan SS sudah dalam kondisi mengenaskan. Terdapat banyak luka lebam, luka terbuka, hingga bekas luka bakar di bagian lehernya.

“Jadi yang pertama kali perwakilan keluarga membesuk itu saya sama satu orang lain dari keluarga juga, kita ketemu di Polres. Kondisinya sudah parah, saya nggak tega lihatnya,” ujar narasumber yang tidak mau disebut namanya kepada Kabar6.com, Rabu (16/12/2020).

Banyak luka bekas penganiayaan, rinci dia, ada luka bakar juga dileher itu kelihatan banget. “Mau bicara aja dia sudah susah, karena dadanya sakit, mungkin memar juga,” ujarnya dengan nada prihatin.

Kala itu dirinya tak berani menanyakan luka-luka yang dialami lantaran ada seorang anggota polisi yang mendampingi ketat, dengan bahasa isyarat, korban pun meminta agar dirinya tak perlu menanyakan luka tersebut. “Waktu itu ada satu petugas yang ngawal kita bertemu. Jadi dia (tahanan SS) minta jangan bahas soal itu,” jelasnya.

Tanpa disadari, pertemuan itu rupanya jadi momen terakhir dirinya bertatap muka langsung dengan korban. Sebab, pada Jumat 11 Desember pihak kepolisian menghubungi keluarga untuk mengabarkan bahwa SS telah meninggal dunia karena sakit. Jenazahnya berada di RSU Daerah Kabupaten Tangerang.

“Dia itu sehat, sebelum tertangkap itu dia sehat-sehat aja. Kerjanya kan di teknisi otomotif. Terus dikabarin hari Jumat, dia meninggal karena sakit. Tapi nggak ada penjelasan medis sakitnya apa,” paparnya.

Kejanggalan keluarga korban kembali menguat, saat petugas menolak keinginan pihak keluarga yang akan menjemput jenazah untuk memandikan dan mengkafani. Dikatakannya, ketika itu petugas menyebut bahwa mereka yang akan mengurus jenazah hingga siap dimakamkan.

“Kita makin curiga, kita nggak dikasih memandikan sama mengkafani. Jadi itu katanya diurus petugas aja, jadi nanti diantar dan tinggal dimakamin aja,” tuturnya.

Berdasarkan kesepakatan, akhirnya petugas mengantar jenazah SS ke salah satu rumah keluarga di kawasan Jakarta Timur. Sebuah mobil ambulan berplat nomor warna hitam tiba di sana, dikawal dengan seunit mobil lainnya berisikan 4 petugas berpakaian sipil.

“Jadi diantar ke Cawang. Kata petugas harus buru-buru dimakamin karena kasihan kalau terlalu lama. Tapi anehnya, itu yang anter bukan mobil ambulan dari RSU, plat nomornya hitam. Akhirnya jenazah kita bawa ke kampung,” ujarnya.

Menyadari jika SS meninggal tak wajar, pihak keluarga pun tak bisa berbuat banyak selain berharap polisi berani mengungkap kejadian itu. Dikatakannya, secara moral pihak keluarga tak terima dengan penganiayaan tersebut. Akan tapi karena merasa warga tak mampu, keluarga korban memilih mengikhlaskan kepergian SS.

**Baca juga: Peneliti LIPI Sarankan di Tangsel Perbanyak Kelurahan Cerdas

Sementara itu, tim Kabar6.com telah mencoba mengonfirmasi kejadian ini kepada pihak Polres Tangsel. Mulai dari Kapolres Tangsel AKBP Iman Setiawan, Wakapolres Tangsel Kompol Stephanus Luckyto, dan Kasat Reserse Narkoba Iptu Yulius Qiuli, namun tak mendapatkan jawaban mengenai informasi tersebut.(Eka)

Print Friendly, PDF & Email