oleh

Terpecahkan Mitos ‘Mona Lisa Effect’

image_pdfimage_print

Kabar6-Mona Lisa Effect adalah efek ilusi seolah-olah tatapan mata sosok dalam lukisan mengikuti siapa saja yang melihatnya. Istilah ini berasal dari lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci, di mana banyak orang merasa mata sosok Mona Lisa dapat bergerak dan mengikuti ke berbagai sudut.

Meskipun istilah Mona Lisa Effect berawal dari lukisan Mona Lisa, melansir phys.org, dua peneliti dari Cluster of Excellence Cognitive Interaction Technology (CITEC) di Bielefeld University, Jerman, membuktikan bahwa justru efek ini tidak ditemukan di lukisan Mona Lisa. Mengapa demikian? Prof. Dr. Gernot Horstmann dan Dr. Sebastian Loth membuat sebuah penelitian yang menguji kebenaran adanya Mona Lisa Effect pada lukisan yang dibuat sekira 1503 itu. Keduanya percaya, Mona Lisa Effect hanya terjadi jika objek dalam lukisan menghadap lurus ke depan. Lalu, bagaimana dengan Mona Lisa yang kepalanya miring ke kanan dan matanya melirik ke kiri?

“Kita akan merasa seperti diperhatikan oleh sosok yang ada dalam lukisan atau foto, jika sosok itu melihat lurus ke depan pada sudut pandang nol derajat,” jelas Horstmann, ilmuwan spesialis pergerakan mata dan anggota dari kelompok riset Neuro-Cognitive Psychology di Fakultas Psikologi Bielefeld University.

Ditambahkan Horstmann, jika objek menatap ke samping, seperti pada lukisan Mona Lisa, Anda masih akan merasa seperti diikuti. Namun, saat Anda bergerak semakin ke pinggir dan kemiringan derajatnya kian bertambah, sensasi seperti ‘dipelototi’ ini akan semakin hilang.

Ha senada diungkapkan Loth yang menyebutkan bahwa Mona Lisa Effect dapat terjadi jika Anda melihat lukisan dari berbagai sudut dan arah pandang objek tetap tidak berubah. “Tidak perlu berdiri tepat di depan lukisan untuk bisa merasakan sensasi seperti diperhatikan. Sensasi ini akan tetap terasa walau kita berdiri di kanan atau diri kiri lukisan, serta di jarak yang berbeda-beda.”

Untuk mengujinya, Loth dan Horstmann melakukan eksperimen yang melibatkan 24 orang partisipan. Para partisipan diminta untuk memandang lukisan Mona Lisa dari berbagai sudut yang berbeda sambil diukur derajat kemiringan arah pandangnya.

Setelah dilakukan pengukuran, sensasi Mona Lisa Effect terjadi pada sudut 15,4 derajat dan hanya terasa di sisi kanan dari arah partisipan, persis di arah tatapan mata Mona Lisa. ** Baca juga: 5 Negara dengan Standar Kecantikan Unik

“Jelas sekali, istilah Mona Lisa Effect hanyalah salah kaprah. Hal ini menggambarkan keinginan manusia untuk diperhatikan dan menjadi pusat perhatian orang lain, walaupun kita tidak mengenal orang itu sama sekali,” urai Horstmann.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email