oleh

Teknologi Anti Penuaan untuk Hidup Abadi, Usia Tua Dianggap ‘Penyakit’

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebuah startup di Silicon Valley bernama Altos Labs yang salah satu investor adalah Jeff Bezos, mulai mengembangkan teknologi anti penuaan, bahkan hidup abadi dengan meremajakan sel-sel manusia.

Bukan dianggap sebagai proses alami, melansir theguardian, usia tua rupanya diyakini sebagai penyakit dan bisa disembuhkan. “Penuaan adalah masalah medis. Ini sangat serius dan berdampak pada setiap orang. Namun pada prinsipnya, kita mampu memecahkan (masalah ini),” terang Dr Aubrey de Grey, pendiri SENS Research Foundation.

Selain Bezos, Google sudah cukup lama memiliki Calico, perusahaan yang juga ingin ‘mengobati’ penuaan. Menurut prediksi Dr Grey, bisnis memperpanjang usia nantinya akan menjadi industri terbesar di dunia. Tentu banyak yang skeptis, di mana menghambat usia tua tantangannya sangat besar, apalagi hidup abadi. Namun demikian, perkembangan teknologinya juga memunculkan optimisme.

Ilmuwan saat ini mencoba mengungkap penyebab kompleks penuaan dalam rangka memperlambat, mencegah atau bahkan membalik prosesnya. Dr Steve Horvart, pakar dari University of California, mengidentifikasi proses sel bernama methylation dalam penuaan.

Pola methylation ini memainkan peran penting menentukan umur hewan. “Tiap spesies punya usia maksimum dan methylation ini berhubungan dengannya. Potensi besarnya adalah kita mungkin bisa memodifikasinya di DNA kita dan mungkin bisa mengubah umur spesies kita,” papar Dr Horvart. “Mungkin tidak cuma sampai usia 122 tahun, barangkali kita bisa memperpanjangnya sampai 130 tahun atau 150 tahun.”

Sementara David Sinclair, pakar biologi di Australia, beberapa waktu lalu melakukan upaya mengubah gen tikus yang buta dan mengklaim berhasil melakukannya.

“Penglihatan tikus ini kembali,” ungkapnya. “Setidaknya ada dua lusin perusahaan di seluruh dunia mengembangkan obat yang bisa memperlambat atau di beberapa kasus, membalikkan usia organ dan mungkin suatu hari, seluruh tubuh. Jadi hal ini tidak di luar ilmu biologi.”

Belakangan ini, dana untuk teknologi anti penuaan semakin melimpah, sehingga ilmuwan yang terlibat makin optimistis. “Industri ini, bahkan lima tahun lalu, pada dasarnya tidak eksis. Sekarang ada ratusan perusahaan melakukan pekerjaan bioteknologi ini,” ujar Dr Grey.

Di sisi lain, banyak yang cemas dengan perkembangan tersebut, dan mempertanyakan kepantasan secara etika manusia hidup sangat panjang. Terlebih dengan usia panjang, belum tentu mereka bahagia. ** Baca juga: Tidak Masuk Akal, Dumbbell Seberat 2 Kg ‘Bersarang’ dalam Perut Seorang Pria Brasil

“Masalah dengan sains adalah bahwa para ilmuwan rasa-rasanya mengemukakan semua cerita bagus, kita akan hidup selamanya, kita akan bahagia,” kata Profesor Bryan Turner, pakar sosiologi di Australia.

“Kecuali kita punya semacam tujuan tambahan atau makna dalam hidup, berada di sini tanpa batas waktu mungkin bukan prospek yang diinginkan orang. Apa yang akan kita lakukan selama 100 atau 200 tahun lagi, nonton televisi atau semacamnya?” tambah Turner.

Namun menurut Dr Horvart, orang bisa memilih apa yang mereka inginkan dan sains harus membantu untuk meraihnya. Jika manusia ingin hidup panjang dan merasa akan tetap bahagia, menurutnya hal itu bukan masalah. Ia punya misi memperpanjang umur manusia dan di sisi lain mereka tetap bisa produktif.

Bagaimana menurut Anda?(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email