oleh

Tak Terduga, Kelelawar Ekor Panjang Jadi Pemenang Kontes Burung Tahunan di Selandia Baru

image_pdfimage_print

Kabar6-Pekapeka-tou-roa tanpa diduga jadi pemenang kompetisi burung tahunan di Selandia Baru tahun ini. Pasalnya, pemenang kontes tersebut bukanlah seekor burung melainkan kelelawar

Pekapeka-tou-roa yang dikenal sebagai kelelawar ekor panjang adalah salah satu dari sedikit mamalia darat asli Selandia Baru, dan terkenal karena ukurannya yang kecil.

Kelompok konservasionis Forest and Bird, melansir theguardian, secara kontroversial memutuskan untuk memasukkan Pekapeka-tou-roa ke ajang kontes, dan kemudian menang dengan keunggulan 3.000 suara. Kelelawar seukuran ibu jari dan lebar sayap sebesar tangan manusia tersebut diberikan debut untuk meningkatkan kesadaran akan ancaman yang mereka hadapi.

“Tahun ini, kami pikir kami akan mencoba dan membuat lebih banyak orang sadar akan kelelawar dan ancaman yang mereka hadapi,” kata Lissy Fehnker-Heather dari Forest and Bird.

Kelompok konservasionis itu menggambarkan kelelawar ekor panjang sebagai masalah serius, dengan Forest and Bird menyalahkan kombinasi dari hilangnya habitat dan predator. ** Baca juga: Hilang 46 Tahun Lalu, Dompet Ini Ditemukan dalam Kondisi Masih Utuh

“Kami pikir kami akan memasukkan mereka ke dalam Bird of the Year karena hanya ada dua kelelawar (spesies di Selandia Baru), jadi memiliki kelelawar tahun ini tidak akan terlalu menarik,” terang Fehnker-Heather.

Penambahan kelelawar sebagai kontestan tampaknya meningkatkan profil kompetisi, membantu menghasilkan rekor 58 ribu suara dari lebih dari 100 negara. Kelelawar ekor panjang mampu memanfaatkan momen ini dan memimpin 3.000 suara sah, meninggalkan pemenang tahun lalu, burung bernama kakapo yang harus puas di tempat kedua.

Sementara itu, beberapa penggemar merasa tidak senang dengan dimasukkannya hewan mamalia itu, dengan satu pengguna Twitter menuntut penghitungan ulang dan yang lain menyamakan kelelawar dengan partisipasi Australia dalam Kontes Lagu Eurovision.

Namun Fehnker-Heather menepis kritik itu. “Ini tidak akan menjadi Bird of the Year tanpa beberapa skandal, jadi kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi,” terangnya.

Ketika ditanya tentang masa depan kompetisi, Fehnker-Heather tidak mengesampingkan dimasukkannya spesies lain yang membutuhkan perhatian.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email