oleh

Tak Terdeteksi, Selama 6 Jam Seorang Pembelot Asal Korut Berenang ke Korsel

image_pdfimage_print

Kabar6-Penjagaan perbatasan Korea Selatan (Korsel) yang dikenal sangat ketat, nyatanya mampu dilewati dengan mulus oleh seorang pembelot yang tidak diungkap identitasnya.

Pembelot asal Korea Utara (Korut) itu, melansir news24, berenang selama enam jam tanpa terdeteksi menuju ke wilayah Korea Selatan (Korsel). Ia mengenakan pakaian selam dan sirip, menjangkau salah satu perbatasan paling ‘berbenteng’ di dunia.

Seorang pejabat Seoul mengatakan, pembelot itu ditangkap pasukan Korsel ketika tertidur akibat kelelahan. Pasukan Bungling Korsel tidak bisa mendeteksi aksi berani pria Korut itu, meskipun muncul beberapa kali di CCTV, setelah dia mendarat dan memicu alarm.

Kejadian itu tentus saja memicu kritik keras dari media dan anggota parlemen oposisi Korsel. Bahkan, setelah kehadirannya diketahui, pria itu tidak ditangkap selama tiga jam kemudian.

Pria pembelot tersebut menggunakan peralatan selam untuk melewati laut di sekitar Zona Demiliterisasi (DMZ) yang membelah semenanjung Korea. Pria yang dilaporkan berusia 20-an tahun tadi mendarat di utara kota Goseong di pantai timur Korsel.

“Dia mungkin telah berenang selama sekira enam jam, mengenakan jaket empuk di dalam pakaian selam dan sirip. Pakaiannya tampaknya membuatnya hangat dan memungkinkan dia untuk tetap bertahan,” kata seorang pejabat Kepala Staf Gabungan Korea Selatan yang tidak disebutkan namanya.

Ditambahkan, arus pasang menguntungkan dia, dan pembelot itu meninggalkan sebagian besar peralatannya sebelum berjalan melalui saluran drainase di bawah pagar kawat berduri yang membentang di sepanjang pantai.

Selama lebih dari tiga jam, kamera pengintai menangkapnya delapan kali, alarm terdengar berbunyi dua kali, tetapi penjaga perbatasan tidak menyadarinya. Hingga akhirnya perburuan dilancarkan, dan pasukan menemukannya tiga jam kemudian. Dia tampak tertidur dengan masker wajah tergantung di pohon.

Para pejabat mengatakan, pembelot yang diduga warga sipil di Korut tersebut, telah menyatakan keinginan untuk membelot. Militer mengakui bahwa pasukannya telah gagal mematuhi prosedur yang seharusnya, dan berjanji untuk memperkuat keamanan perbatasan.

Dalam sidang parlemen beberapa waktu lalu, Menteri Pertahanan Suh Wook mengakui bahwa sistem pengawasan di daerah itu rusak dan ketinggalan zaman.

Hanya segelintir pembelot Korut yang pernah langsung menyeberangi DMZ atau berenang melewati perbatasan laut. ** Baca juga: Pihak Berwajib Ringkus 11 Anggota Kelompok Anonymous Malaysia yang Retas Sistem Pemerintah

Sebagian besar pembelot pertama-tama melakukan perjalanan ke negara tetangga Tiongkok, terkadang tinggal di sana selama bertahun-tahun, sebelum melanjutkan perjalanan ke Korsel melalui negara ketiga.

Diketahui, lebih dari 30 ribu warga Korut telah melarikan diri ke Korsel selama beberapa dekade, tetapi jumlahnya anjlok menjadi hanya 229 orang pada tahun lalu, setelah Pyongyang memberlakukan penutupan perbatasan yang ketat, untuk melindungi diri dari virus Corona.

“Insiden ini adalah bukti bahwa militer Korea Selatan ‘hampir runtuh’,” demikian kritik surat kabar konservatif Chosun Ilbo. “Apakah unit ini satu-satunya unit yang tidak melakukan tugasnya dengan benar? Kami kira tidak.” (ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email