Tertimpa Pohon Tumbang, Warga Kampung Sikluk Ini Tewas Seketika

Kabar6.com

Kabar6-Abdul (22) warga asal Kampung Sikluk, Pematang, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, tewas seketika. Setelah tertimpa pohon tumbang dikawasan Jalan Syekh Mobarok, Tegalsari, Tangerang.

Kejadian yang terjadi pukul 18.00 WIB tersebut, bermula saat hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Tangerang.

Yang mengakibatkan, pohon dengan ketinggian lima meter dan berdiameter 60 sentimeter itu tumbang dan langsung menimpa korban yang tengah melalui jalan tersebut menggunakan kendaraan roda dua dengan nomor polisi B 6064 GZC.

“Jadi, pengendara motor ini sedang lewat jalan tersebut dan akan pulang kerumahnya sesudah bekerja. Kemudian, saat angin kencang tiba-tiba saja pohon itu tumbang dan menimpa korban tepat mengenai bagian kepala,” kata Kapolsek Tigaraksa, Kompol Dodid saat dikonfirmasi, Minggu (5/5/2019).

Sontak, warga yang melihat kejadia tersebut berusaha langsung mengevakuasi korban dengan alat seadanya untuk segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.

“Korban berhasil diangkat setelah warga bersama petugas berhasil memindahkan pohon yang menimpa korban. Saat dibawa kerumah sakit, ternyata korban sudah meninggal,” ujarnya.

**Baca juga: Disperindag: Kenaikan Harga Bawang Putih di Kabupaten Tangerang Cukup Signifikan.

Peristiwa tersebut pun telah dianggap pihak keluarga sebagai musibah. Sedangkan, pihak kepolisian memberikan imbauan agar para pengguna jalan untuk lebih berhati-hati.

Serta berkoordinasi dengan pihak pemerintah daerah terkait dengan pemeliharaan pohon yang sudah tua dan rawan tumbang. (Vee)




Tuntut Fasum, Warga Panorama Sepatan 2 Demo Pengembang

Kabar6.com

Kabar6-Ratusan warga Perumahan Panorama Sepatan 2 kembali menggelar unjuk rasa, menggugat developer perumahan PT Arya Lingga Manik (ALM) yang belum memenuhi kewajibannya menyediakan fasilitas sosial (Fasos) dan fasilitas umum (Fasum) dalam lima tahun terakhir.

Unjuk rasa yang digelar bertepatan dengan hari buruh atau May Day 2019 ini, Ketua Paguyuban Warga Panorama Sepatan 2, Sugeng menjelaskan, untuk menuntut developer dalam menuntaskan janji kewajiban fasilitas fasos dan fasum yang masih terbengkalai selama lima tahun ini.

Kata Sugeng, saat ini developer terus memperluas area pembangunan dengan jumlah unit yang banyak dengan sebutan Panorama 3 dan Panorama 4 meski akses masuknya dari Panorama 2.

“Tapi mereka sampai saat ini tidak menuntaskan kewajibannya memenuhi fasilitas untuk kami sebagai konsumen seperti yang dijanjikan di awal penjualan,” kata Sugeng, saat unjuk rasa di gerbang Panorama Sepatan 2, Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Rabu (1/5/2019).

Selain itu, Sugeng juga menyebutkan, pembangunan masjid yang sudah ada dan berjalan di Blok A6 dan B10 adalah murni hasil kerja pembangunan warga.

Masuknya air bersih Aetra Tangerang ke area Blok B dan C, juga atas kerja keras warga selama dua tahun (2015-2017) berkomunikasi dengan pihak Aetra. “Semua itu atas kerja keras warga.”

Begitu juga dengan kebersihan, dimana developer hanya menyediakan tong sampah tanpa membangun sitem pengangkutan sampah.

Hal yang sama dengan lampu penerangan yang belum maksimal, juga sistem keamanan satu pintu. Saat ini, meski developer menyediakan petugasnya namun warga tetap mengeluarkan uang untuk membangun sistem keamanan.

Senada, Ariesta Caesar, warga di perumahan tersebut menuturkan bahwa developer tidak langsung membangun fasilitas di lahan yang disediakan. Melainkan meminta warga untuk menentukan sendiri perencanaan fasilitas untuk diajukan ke developer.

Masalahnya, ketika warga sudah musyawarah dan mengajukan ke developer. permintaan warga itu banyak yang ditolak developer. “Ini maksudnya apa, minta warga musyawarah tentukan kebutuhan, giliran sudah diajukan malah ditolak. Akhirnya semua fasilitas yang ada terkatung-katung.”

“Yang sangat kami sesalkan adalah, apa yang warga perjuangkan sendiri, masjid, air bersih aetra lalu menjadi bahan jualan marketing developer yang seakan-akan hasil kerja mereka. Kami menuntut developer untuk segera menuntaskan semua janji dan kewajiban fasilitas untuk warga,” pungkas Ariesta.

**Baca juga: Dinkes Kabupaten Tangerang Tindaklanjuti Keluhan Ortu Pasien Terkait RSIA Ilanur Balaraja.

Saat ini, perumahan yang dibangun ALM ini, sudah membangun 750 unit di Panorama Sepatan 2. Masih dengan akses masuk yang sama, developer memperluas area pembangunan di bagian belakang dengan sebutan Panorama 3 dan 4 dengan total tambahan unit sekitar 400 unit.

Penjualan yang terus menerus dengan janji fasilitas memadai ini, sangat disesalkan oleh 400 warga yang sudah menghuni. Pasalnya, pembangunan fasos dan fasum lebih banyak diinisiasi oleh warga sendiri, sementara developer hanya menyediakan lahannya. (Jic)




Cisadane Meluap, Sejumlah Pemukiman Warga di Tangerang Terendam

Kabar6.com

Kabar6-Sejumlah pemukiman warga di Kota Tangsel dan Kabupaten Tangerang terendam banjir akibat meluapnya sungai Cisadane.

Air menggenangi jalan dan pemukiman warga sejak Jumat dinihari, (26/4/2019), sekitar pukul 03.00 WIB.

Akibat luapan sungai yang berhulu di Bogor itu memaksa warga harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Seperti warga di RT 005 RW 003, Kampung Pakulonan Barat, Kelurahan Pakulonan Barat, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.

Pemukiman warga yang berada di pinggir sungai itu merasakan banjir sejak pukul 03.00 dini hari.

Luapan air dari Sungai Cisadane tiba-tiba meredam rumah warga. Warga yang tengah nyenyak tertidur terpaksa bangun untuk mengungsi.

“Sebelum subuh air mulai naik. Saya, istri dan anak terbangun untuk ngungsi,” ucap Fauzan, salah seorang warga setempat.

**Baca juga: Keluarga Besar Maluku Geruduk Bawaslu Tangsel.

Kata dia, saat terbangun air sudah mencapai betis orang dewasa. Ia pun langsung membopong anaknya ke tempat lebih tinggi.

“Kalau rumah yang di bawah pas pinggir kali tinggi air bisa sampai satu meter,” tandasnya. (fit)




Hilangkan Sertifikat Warga, LBH Solaco Bakal Perkarakan Pengembang Darussalam II

Kabar6.com

Kabar6-Kasus hilangnya sertifikat rumah oleh pihak pengembang property Perumahan Darussalam II di Jalan Arjuna, Parakan, Pondok Benda Pamulang hingga kini tak membuahkan hasil.

Kesal, warga perumahan yang sertifikatnya hilang tersebut, meminta pendampingan hukum kepada Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Social Lawyer Community (Solaco).

Dalam pendampingan hukum tersebut, Zulkaydi Wiranegara dari LBH Solaco telah melayangkan surat somasi ke-2 kepada pemilik pengembang Perumahan Darussalam II, SF yang kemaren turut mencalonkan diri sebagai calon legislative.

“Surat somasi ke dua itu kami layangkan setelah diabaikannya surat somasi pertama tertanggal 15 April 2019 oleh yang bersangkutan,” tegas Zulkaydi, Rabu (24/4/2019).

Dalam somasi tersebut, Zulkaydi menyebutkan adanya upaya melawan hukum yang dilakukan oleh SF. “Dan, hingga kini kami masih menunggu niat baik dari yang bersangkutan,” paparnya.

Kata Zulkaydi, somasi ini merupakan upaya terakhir. Apabila dalam tempo tiga hari kerja tak mendapatkan tanggapan juga. Maka, LBH Solaco akan melakukan upaya hukum lebih lanjut. Baik secara pidana maupun gugatan perdata.

Caleg SF Partai Golkar ini, kata Zulkaydi, diduga telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan ketentuan pidana sesuai Undang-undang No.1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan pemukiman dan Undang-undang No.8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.

**Baca juga: Warga Perumahan Darusalam II Keluhkan Arogansi Pengembang.

“Juga dalam pasal 378 KUHP tentang penipuan dan pasal 372 tentang penggelapan,” beber Zulkaydi dari LBH Solaco.

Sebelumnya, pihak LBH Solaco telah melakukan silaturahmi ke rumah SF. Namun, yang bersangkutan tak dapat ditemui dengan alasan tidur. “Istri SF menjelaskan bahwa suaminya baru saja tidur dan tak bisa dibangunkan.”

Saat dikonfimasi Kabar6.com, salah seorang staff SF, Irfan menjelaskan bahwa caleg dari Partai Golkar itu tak dapat ditemui karena baru saja tidur dan tak bisa diganggu. (Adt)




Begini Kronologi Penggusuran di Batu Jaya Kota Tangerang Versi Warga

Kabar6.com

Kabar6-Sebanyak 33 orang yang menempati sebuah lahan di Kelurahan Batu Jaya, Kota Tangerang memilih bertahan dan melakukan perlawanan hukum atas langkah penggusuran yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang.

Warga beralasan tanah yang mereka tempati sejak tahun 1959 itu adalah hak mereka dan warisan turun temerun. “Kami adalah ahli waris dari kakek kamu Abdul Fatah,” kata Dadang Supriyatna, salah satu korban penggusuran.

Dadang mengatakan kakek mereka sudah menempati tanah dan bangunan seluas 380 m2 sejak puluhan tahun lalu. Menurut dia, tanah yang kini ditempati 4 keluarga dengan jumlah 33 orang ini merupakan tanah titisara (tanah desa) yang diberikan kepada Abdul Fatah, kakek Dadang.

Dadang menuturkan, pada tahun 1981 tanah tersebut menyusut karena terkena pelebaran jalan untuk proyek pemerintah. ” Lahan itupun terkena dampak dibagian depan seluas 80 m2 dan diganti oleh pemerintah desa dibagian belakang seluas 80 m2 juga melalui sebuah surat,” katanya.

Tahun 2005, Dadang bercerita, orang tuanya diminta membuat surat pernyataan bahwa memang menempati tanah milik SD Batu Jaya.

“Karena memang orang tua kami buta hukum sehingga tidak memahami maksud surat tersebut. Orang tua kami hanya menuliskan identitas dan tanda-tangan pada surat yang sudah diformat,” ujar Dadang.

Tahun 2018, keluarga mendapatkan surat pemberitahuan dari Pemkot Tangerang. Sebanyak tiga kali surat teguran untuk pengosongan bangun mereka dapatkan. “Padahal kami belum pernah diajak bermusyawarah mengenai pengosongan lahan ini,” katanya.

Kecamatan Batu Ceper, kata Dadang, pernah menawarkan ganti rugi sebesar Rp10 juta untuk dibagi sebanyak empat rumah yang terkena gusuran.” Rp 10 juta dengan asumsi 1 satu rumah mendapatkan 2,5 juta untuk biaya ngontrak selama 3 bulan. Dan itu kami tolak.”

Dadang beralasan menolak uang itu, karena ada informasi jika uang itu sebagai dalih dokumentasi Pemerintah Kota Tangerang bahwa warga telah menerima kopensasi ganti rugi.”Kami tolak mereka minta dokumentasi foto menerima uang itu,”katanya.

**Baca juga: Penggusuran di Batu Jaya, Ini Penjelasan Pemerintah Kota Tangerang.

3 Oktober 2018, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tangerang melakukan penggusuran paksa empat rumah di lokasi tersebut.

Walaupun telah digusur, diatas lahan itu belum ada sama sekali kegiatan pembangunan apapun. Karena rencananya diatas lahan yang dipenuhi puing puing bangunan itu akan menjadi perluasan SD 1 Batu Jaya. (Eko)




Bangun Balai Warga, Sekda Maesyal Apresiasi Warga Binong

Kabar6.com

Kabar6-Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Maesyal Rasyid resmikan gedung balai warga dan posyandu di Kampung Babakan, Kelurahan Binong, Curug, Sabtu (13/4/2019).

Dalam sambutannya, Sekda Maesyal mengatakan agar balai warga dan posyandu ini dapat member manfaat positif kepada masyarakat dan dijaga dengan baik keberadaannya.

“Dengan peresmian balai warga RW 06 ini, Mudah-mudahan dapat bermanfaat dan di gunakan untuk kegiatan Warga khusunya RW 6 dalam bermusyawarah dan bermufakat,” ucap Sekda.

Tempat ini, lanjut Sekda Maesyal, tidak akan terwujud tanpa adanya peranan seluruh warga. “Saya pribadi mengucapkan selamat dan terimakasih kepada masyarakat RW 6 hingga akhirnya mimpi kecil ini bisa terwujud menjadi kenyataan,” ungkapnya.

Ketua pembangunan balai warga dan posyandu, Yusuf menuturkan, dalam pembangunan balaiwarga dan posyandu, dirinya bersama warga berinisiatif membangun gedung Posyandu dan Balai Warga yang representatif dan nyaman.

dan proses pembangunan gedung ini kurang lebih satu tahun dengan pembiayaan bantuan dari CSR dan warga sekitar.

**Baca juga: Bedah Rumah Mandek di Balaraja, Nenek Surti Cari Bantuan untuk Beli Material.

“Balai Warga ini dimaksudkan sebagai pusat aktifitas pendidikan dan pembangunan warga yang diantaranya adalah Posyandu, rapat musyawarah warga, kegiatan PKK, dan kegiatan remaja,” tutur Yusuf. (fit/hms)




17 April Ultah, 50 Warga Tangsel Perdana Nyoblos

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat ada banyak warga sekitar yang pada 17 April besok perdana memilih. Sebab bertepatan dengan hari pencoblosan mereka pas genap berusia 17 tahun.

“Ada 50 orang warga yang ulang tahun pas pencoblosan,” ungkap Kepala Bidang Kependudukan, Heru Sudarmanto kepada wartawan di Serpong, Selasa (9/4/2019).

Ia memastikan, ke-50 orang warga yang ulang tahun atau ultah otomatis dapat menyalurkan hak suara politiknya. Ketentuan itu sudah diatur dalam regulasi pemilu.

Heru bilang, domisili 50 warga pemilih pemula di Kota Tangsel ini tersebar di tujuh wilayah kecamatan. “Kebanyakan warga asal Kecamatan Pamulang,” jelasnya.

Heru berpesan, bagi warga yang ultah pada hari pencoblosan bisa merekam KTP-elektronik. Warga pemohon bisa langsung mendatangi kantor Disdukcapil Kota Tangsel di Cilenggang, Kecamatan Serpong.

Jika merasa kejauhan dari rumah, lanjutnya, bisa juga mendatangi kantor kecamatan asal wilayah domisili. Alternatif lainnya warga pemohon bisa meminta surat keterangan atau suket.

**Baca juga: Sekelompok Orang ini Geruduk Perusahaan Leasing di Serpong.

“Dokumen kependudukan itu untuk data persyaratan ke TPS. Jadi bisa untuk perdana mencoblos,” tambah Heru.(yud)




Polisi Pastikan Mayat dalam Karung Asep Warga Lebak

Kabar6.com

Kabar6-Kapolres Pandeglang AKBP Indra Lutrianto Amstono membenarkan identitas mayat laki-laki dalam karung yang ditemukan di pantai Karibea, Desa Tegal Papak, Kecamatan Pagelaran pada minggu (7/4/2019) adalah warga lebak.

“Benar yang bersangkutan berinisial A adalah warga Lebak,” kata Indra di Mapolres Pandeglang, Senin (8/4/2019).

Setelah mengetahui identitas mayat dalam karung itu, polisi masih menyelidiki penyebab tewasnya pria tersebut. Untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian, Indra mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil autopsi.

Mayat dalam Karung itu diketahui, bernama Asep hidayat warga Kampung Panyaungan Desa Panyaungan Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak. Hal itu dibenarkan oleh kerabat korban.

“Iya betul itu saudara saya (Asep Hidayat),” ujar Odil, 30 tahun yang mengaku sebagai salah seorang kerabat korban saat dihubungi Kabar6.com, Senin (8/4/2019).

**Baca juga: Mayat Pria Dalam Karung Disebut Warga Lebak, Ini Identitasnya.

Penemuan mayat yang disimpan dalam karung di Pantai Karibea, Desa Tegal Papak Desa Tegal Papak, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang sempat menggegerkan pada Minggu (7/4/2019).

Kondisi mayat berjenis kelamin laki laki itu sudah membusuk. Polisi telah mengevakuasi korban ke RS Drajat Prawiranegara, Serang untuk di autopsi. (Aep)




Mayat Pria Dalam Karung Disebut Warga Lebak, Ini Identitasnya

Kabar6.com

Kabar6- Identitas mayat pria dalam karung yang ditemukan di Pantai Karibea, Desa Tegal Papak Desa Tegal Papak, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang pada Minggu (7/4/2019) mulai terkuak.

Pria yang diduga korban pembunuhan yang dimasukan kedalam karung ditenggelamkan ke dalam laut diduga merupakan Asep Hidayat, warga Kabupaten Lebak. “Iya betul itu saudara saya (Asep Hidayat),” ujar Odil, 30 tahun yang mengaku sebagai salah seorang kerabat korban saat dihubungi Kabar6.com, Senin (8/4/2019).

Odil belum banyak bercerita soal Asep yang tinggal di Kampung Panyaungan Desa Panyaungan Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak.

Penemuan mayat yang disimpan dalam karung di Pantai Karibea, Desa Tegal Papak Desa Tegal Papak, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang sempat menggegerkan.

Kondisi mayat berjenis kelamin laki laki itu sudah membusuk. Polisi telah mengevakuasi korban ke RS Drajat Prawiranegara, Serang untuk di autopsi.

Kapolres Pandeglang AKBP Indra Lutrianto Amstono membenarkan adanya penemuan mayat tersebut yang temukan warga di pinggir pantai.

**Baca juga: Membusuk Dalam Karung, Pemulung Temukan Mayat di Pantai Karibea Pandeglang.

“Pada saat saksi sedang memulung di pinggir laut melihat karung dan ketika didekati melihat tangan manusia dan batu di dalam karung,” kata Indra dalam keterangan tertulisnya, Minggu (7/4/2019).

Polisi, kata Indra, masih melakukan penyelidikan terkait penemuan mayat tersebut dan mencari saksi-saksi tambahan untuk mengungkap kasus tersebut. (Aep)




Pilih H Agus Pramono, Warga Poncol: Aye Demen Gayenye

Kabar6.com

Kabar6-Dukungan untuk H Agus Pramono Calon Legislatif(Caleg) DPRD dari Partai Kebangkitan Bangsa(PKB) Dapil 2 Kecamatan Pamulang terus berdatangan.

Pengakuan putera Betawi dari Kampung Poncol Benda Baru ini siap dukung H Agus Pramono untuk duduk sebagai wakil rakyat di DPRD Kota Tangerang Selatan.

Giteng, putera Betawi asal Kampung Poncol ini mengatakan, dirinya merasa yakin dengan kepemimpinan H Agus Pramono.

Selain itu, program-program yang dijalankan tokoh masyarakat Pamulang itu sesuai dengan hati nurani.

“Aye demen gayenye, Bang Agus orangnye nyaba bae. Selain ramah dan agamis, Bang Agus selalu merespon kalo ada yang nanya, enak di ajak ngobrol uneg-uneg warga. Pokoknya Bang Agus merakyat bener dah,” paparnya.

**Baca juga: 8 Kelurahan di Pamulang Siap Menangkan H Agus Pramono.

Giteng juga terus mendoakan agar H Agus Pramono selalu dalam perlindungan Allah SWT dan menjadi wakil rakyat di DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

“aye doain Bang Agus menjadi dewan kota Tangerang Selatan, aye siap dukung sampe di kursi DPRD,” pungkasnya. (aji)