1

Demo Jilid Kedua, Ratusan Warga Setu dan Bogor Geruduk Kantor BRIN

Kabar6-Aksi unjuk rasa di depan kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kembali terjadi. Warga protes atas wacana lembaga negara itu ingin menutup total akses jalan Serpong – Parung.

Ratusan orang peserta unjuk rasa gabungan warga Setu dan Kabupaten Bogor. Warga sempat melakukan blokade akses jalan Serpong – Parung.

“Kami hanya memohon kepada pihak BRIN agar mendengarkan keluhan warga,” kata Nurhendra, koordinator lapangan peserta unjuk rasa di lokasi, Kamis (18/4/2024).

Massa demonstran membawa spanduk dan mobil komandan yang dilengkapi alat pengeras suara. Aksi itu dijaga ketat oleh aparat TNI/Polri.

**Baca Juga: Tangerang Gemilang Book Fair 2024 di Mall Ciputra CitraRaya, Ribuan Buku Dijual Mulai Rp10 Ribuan

Rojit, sapaan Nurhendra menerangkan, aksi hari ini kelanjutan dari demo yang pernah digelar pada 5 April 2024 lalu. Warga sengaja kembali demo lantaran menganggap tidak ada respon dari pihak BRIN.

Ia mengaku bahwa rencana penutupan akses jalan Serpong – Parung akan berdampak buruk terhadap masyarakat sekitar. “Karena jika ditutup akan banyak berdampak bagi warga,” ujarnya.

Rojit bilang, perwakilan warga sudah sempat bertemu dengan pemerintah daerah setempat untuk bermusyawarah. Pihak kepolisian saat itu juga turut hadir.

“Kami akan membubarkan diri jika nanti akan diterima sama BRIN,” jelasnya.

Hingga berita ini diturunkan, kabar6.com masih berupaya konfirmasi pihak BRIN untuk dapat memberikan keterangan lengkap terkait wacana yang berhembus dan ditentang warga.(yud)




Diduga Cemari Lingkungan, Ratusan Warga Protes Pabrik Peleburan Besi di Curug

Kabar6.com

Kabar6 – Ratusan warga Perumahan Grand Puri Asih, Desa Kadu Jaya, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang melakulan aksi protes ke PT Multi Sarana Sakti di Jalan Raya PLP Curug, KM 2.1, Sabtu (8/8/2020).

Kedatangan warga tersebut adalah untuk menyampaikan keluhan akibat aktifitas pabrik yang dinilai mencemari lingkungan, baik air maupun udara. Karena sejak tujuh tahun belakangan ini warga selalu merasakan dampak negatif dari aktifitas pabrik tersebut.

Ketua RT 04 RW 07, Suratmin mengatakan selama bertahun- tahun setiap pagi warga tidak pernah menghirup udara segar lantaran sudaa dicemari oleh partikel-partikel besi yang berasal dari PT Multi Sarana Sakti.

“Setiap hari rumah kami selalu dikotori dengan debu dan partikel dari besi besi kecil yang berasal dari pabrik ini,” katanya kepada wartawan di depan PT Multi Sarana Sakti, Sabtu (8/8/2020).

**Baca juga: Kebakaran di Sudirman Indah Tigaraksa Disebabkan Arus Pendek Listrik.

Sementara itu, salah satu warga, Afif Burhan mengatakan masyarakat sudah berintikad baik menyampaikan keluhan melalui aparat desa sejak 2017. Namun keluhan itu tidak digubris malah membangun peluasan pabrik yang membuat persoalan baru.

““Oleh karena itu, terpaksa masyarakat mengelar unjukrasa. Bahkan kami juga sudah mengadukan keluhan ini kepada intansi terkait,” kata Afif disela-sela aksi. (Vee)




Begini Alasan Warga Pakuhaji Tolak Penyegelan Jalan

kabar6.com

Kabar6-Humas Kawasan Industri Pergudangan Paguyuban 19, Alex Liem, mewakili warga sekitar Jalan Kampung Sungai Turi, Kecamatan Pakuhaji, meradang lantaran sosialisasi yang terlalu mendadak.

Masyarakat tidak terima aksi petugas Polda Metro Jaya melakukan penutupan paksa di Jalan Sungai Turi, Desa Laksana, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, yang memiliki luas sekira delapan meter dan sepanjang sekira 200 meter tersebut.

Menurut Alex, mereka menolak keras penyegelan tersebut karena sosialisasi yang diberikan kepada para pengusaha dikawasan tersebut terlalu mepet, sehingga mereka tidak sempat menyiapkan segalanya.

“Segalanya akan kita hormati sebagai pengusaha, tapi yang kami keluhkan adalah sosialisasinya yang sangat mepet dan dadakan. Bagi kami pengusaha, meyakini bila dimana ada jalan disitu ada rezeki, kalau jalan ditutup rezeki mandek dong?,” ujar Alex di lokasi kejadian, Rabu (18/7/2018).

Ia melanjutkan, sosialisasi diberikan hanya selang sehari sebelum eksekusi yakni, Selasa (17/7/2018).

“Disini ada 30 industri, mau semua warga jadi pengangguran?” Sambung Alex.**Baca juga: Polda Metro Jaya Segel Jalan di Kampung Sungai Turi Tangerang.

Alex dan pihaknya menggelar aksi dengan menggunakan kaos seragam berwarna putih bergambar wajah Presiden RI Joko Widodo dengan tulisan kerja, kerja, kerja.**Baca juga: Jalan Sungai Turi Disegel Polisi, Kecamatan Pakuhaji Siapkan Jalur Alternatif.

Jalan tersebut disegel, karena proses betonisasi jalan yang dilakukan tidak berdasarkan izin dari pemerintahan setempat dan melanggar Undang-undang Tata Ruang, bahkan Polda Metro Jaya menetapkan tersangka berinisial TS pemilik sebuah pabrik atas dugaan pembangunan jalan tersebut.(RAS)