1

Tanri Abeng, Menteri BUMN Era Soeharto Wafat Hari ini

Kabar6-Menteri Negara Pendayagunaan BUMN pada era Presiden Soeharto dan Presiden B.J. Habibie wafat pada Minggu, 23 Juni 2024 dalam usianya yang ke 82 tahun.

Sebelum menjabat sebagai menteri, Tanri Abeng merupakan seorang pengusaha dan teknokrat Indonesia. Dia lahir di sebuah desa di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan pada 7 Maret 1942.

Dilansir laman kepustakaan presiden perpustakaan nasional, Minggu, Tanri Abeng menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Ujungpandang. Semasa kuliah, ia bekerja paruh waktu di sebuah perusahaan eksportir dan mengajar bahasa Inggris di sebuah SMA.

**Baca Juga:Kemenkominfo: Layanan Keimigrasian Autogate Bandara Soekarno Hatta Kembali Beroperasi

Kemudian, ia memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikan pada Master of Business Administration di University of New York, Buffalo, Amerika Serikat.

Setelah lulus MBA, ia bergabung dengan Union Carbide. Dia memulainya dari management trainee di Amerika Serikat. Union Carbide adalah perusahaan kimia Amerika Serikat yang didirikan pada 1917, yang memiliki fokus utama pada produksi zat kimia dasar dan plastik.

Tanri Abeng kemudian ditempatkan di Jakarta dan menjabat sebagai manajer keuangan perusahaan multinasional tersebut pada usia 29 tahun, sebelum akhirnya menjabat sebagai Direktur PT Union Carbide Indonesia.

Tanri Abeng kemudian pindah dari perusahaan itu dan memilih bergabung dengan PT Perusahaan Bir Indonesia, atau yang sekarang bernama Multi Bintang Indonesia. Pada 1979, ia resmi menjadi CEO perusahaan tersebut.

Pada 1991, ia menjadi CEO di Bakrie & Brothers, perusahaan milik Aburizal Bakrie. Di sana, ia mencoba melakukan restrukturisasi, profitisasi, dan pada akhirnya bisa menjadikan Bakrie & Brothers sebagai perusahaan publik.

Dalam setahun, ia berhasil meningkatkan keuntungan kelompok usaha Bakrie hingga 30 persen.

Selain menjadi CEO, ia juga memegang banyak posisi senior noneksekutif di banyak organisasi kepemerintahan dan LSM, seperti Komisi Pendidikan Nasional, Badan Promosi Pariwisata, Dana Mitra Lingkungan, Asosiasi Indonesia-Inggris, Institut Asia-Australia, Yayasan Mitra Mandiri.

Ketika pemerintah berniat melakukan pendayagunaan atau restrukturisasi dan privatisasi BUMN, Tanri menjadi orang yang dinilai paling kompeten. Ia diangkat menjabat Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Kabinet Pembangunan VII, kabinet terakhir pemerintahan Soeharto (1998). Hingga masa pemerintahan B.J. Habibie, ia tetap dipercaya di posisi jabatan yang sama dalam Kabinet Reformasi Pembangunan pada 25 Mei hingga 13 Oktober 1999.

Setelah tidak menjabat menteri, Tanri Abeng pernah menjabat sebagai komisaris utama di PT Telkom Indonesia, komisaris utama PT Pertamina Persero, dan komisaris utama PT Bio Farma.

Setelah itu, ia lebih banyak memanfaatkan waktunya untuk mengembangkan pemikiran dan pendidikan manajemen, termasuk penulisan buku manajemen. Ia menulis buku “Dari Meja Tanri Abeng: Managing atau Chaos”, yang diterbitkan Pustaka Sinar Harapan pada 2000.

Pada 2011, ia mendirikan Universitas Tanri Abeng yang berlokasi di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.(Ant)

 

 




Satu Jamaah Calon Haji Asal Tangsel Wafat di Tanah Suci

Kabar6-Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie mengajak seluruh warganya untuk mendoakan rombongan jamaah haji yang sedang menunaikan ibadah di Tanah Suci. Fase ini merupakan puncak ritual ibadah rukun Islam kelima.

“Mari kita doakan saudara-saudara kita semua terus sehat wal’afiat,” ungkapnya dikutip Selasa (18/6/2024).

Benyamin terangkan, jutaan jemaah di Tanah Suci mesti melaksanakan rukun-rukun haji yang penting. Seperti wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah. **Baca Juga: Garuda Indonesia Group Angkut 73 Ribu Penumpang pada Puncak Long Weekend Libur Idul Adha

Atas hal itulah, Benyamin ingin masyarakat di Kota Tangsel mendoakan agar seluruh jamaah haji diberikan kesehatan, kekuatan dan dapat menjalankan ibadah dengan baik.

“Serta kembali ke tanah air dengan predikat haji yang mabrur,” ucapnya.

Disampaikan Benyamin, dari ribuan jemaah haji asal Tangsel yang sedang beribadah, ada satu jemaah haji yang berpulang ke rahmatullah. Jemaah tersebut atas nama Amarto Abdullah Samin.

“Atas nama Pemerintah Kota Tangerang Selatan, saya menyampaikan duka cita yang amat dalam, semoga almarhum diampuni segala dosanya dan dimuliakan derajatnya di sisi Allah SWT,” tuturnya.

Informasi yang diperoleh kabar6.com, Amarto Abdullah Samin tercatat warga di Kecamatan Setu. Almarhum wafat karena menderita sakit.(yud)




Jenazah Prof Salim Said Disemayamkan di Kompleks Wartawan PWI Cipinang

Kabar6-Wartawan senior, tokoh pers dan perfilman Nasional, Prof DR Salim Said, telah tiada. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun. Mantan Duta Besar RI di Ceko itu mengembuskan nafas terakhir pukul 19.33 WIB di RSCM. Malam ini jenasah disemayamkan di rumah duka, Jalan Redaksi No 149, Komplek Wartawan PWI Cipinang, Jakarta Timur.

Menurut rencana almarhum akan dikebumikan Minggu siang (19/5/2024) di Tanah Kusir.

Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun saat dihubungi di Jakarta, Sabtu, menyatakan Salim Said merupakan teladan bagi insan pers di tanah air sehingga wafatnya dia pun menjadi kehilangan besar bagi komunitas pers di Indonesia.

“PWI Pusat sangat berduka atas wafatnya Prof. Salim Said, seorang wartawan di Majalah Tempo yang belakangan lebih dikenal sebagai intelektual. Kita kehilangan tokoh pers besar yang semakin jarang tampak padahal dunia pers membutuhkan keteladanan seperti Prof. Salim Said yang produktif dengan karya yang bermutu dan tidak pernah takut menyatakan kebenaran,” kata Hendry Ch Bangun menjawab pertanyaan Antara.(red)




Almarhum Dr Fadil Zumhana Tuntaskan 5161 Perkara Berdasarkan RJ, Utamakan Keadilan Bagi Rakyat Miskin

Kabar6-Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un telah berpulang ke Rahmatullah salah satu Putra Terbaik Kejaksaan Republik Indonesia, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Jampidum) Dr. Fadil Zumhana, S.H., M.H pada Sabtu (11/5/2024).

Kepuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana, Minggu (12/5/2024), menjelaskan kiprah almarhum Dr. Fadil Zumhana sebagai Jaksa.

Dimulai saat pertama kali menjabat sebagai Jaksa Fungsional pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung pada tahun 1993. **Baca Juga: https://kabar6.com/kejaksaan-agung-berduka-atas-wafatnya-jampidum-fadil-zumhana/

Dalam riwayat jabatannya, almarhum Dr. Fadil Zumhana telah menjabat pada beberapa posisi strategis di Kejaksaan RI, bahkan hingga di Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) RI.

“Adapun salah satu Legacy yang menjadi catatan emas dalam karirnya adalah mewakili Jaksa Agung untuk menyelesaikan 5161 perkara berdasarkan keadilan restoratif (Restorative Justice) pada tindak pidana Orang dan Harta Benda (Oharda), tindak pidana Keamanan Negara dan Ketertiban Umum (Kamnegtibum), hingga tindak pidana Narkotika,”imbuh Ketut.

Selama menjadi JAM-Pidum, almarhum Dr. Fadil Zumhana hampir setiap hari memimpin langsung ekspose Restorative Justice dengan satuan kerja Kejaksaan Negeri dan Kejaksaan Tinggi secara virtual.

Sebuah kutipan yang sering disampaikan oleh (Alm.) Dr. Fadil Zumhana bahwa Restorative Justice adalah kebijakan hukum yang sangat kuat bagi jaksa selaku pemilik dominus litis.

Menurutnya, Undang-Undang Kejaksaan RI sudah cukup jelas menyatakan kewenangan Jaksa dalam mediasi penal, bahwa prosedur penghentian penuntutan berdasarkan Restorative Justice terdapat syarat-syarat dan ketentuannya.

Oleh karenanya, ekspose Restorative Justice dipimpin langsung oleh Jampidum untuk mempertahankan kualitas yang patut dan layak untuk sebuah perkara dihentikan penuntutannya berdasarkan keadilan restoratif.

Selain itu, almarhum Dr. Fadil Zumhana pernah menyampaikan bahwa keadilan substantif adalah keadilan yang dirasakan, memperhatikan kepentingan korban, dan kerugian korban terpulihkan.

Pada hakikatnya, jaksa selaku pemegang hak oportunitas memiliki hak untuk tidak melakukan penuntutan dengan treatment yang lebih arif dan adil dalam melakukan proses penegakan hukum yakni dengan mekanisme Restorative Justice.

Tak hanya itu, penyelesaian perkara melalui mekanisme Restorative Justice memiliki kelebihan yaitu tidak mengedepankan pemidanaan, melainkan pemulihan kepada korban.

Almarhum Dr. Fadil Zumhana menekankan kepada jaksa disatuan kerja tingkat daerah agar selalu memperhatikan kepentingan korban.

“Belakangan ini dalam rangka mengasah kearifan lokal, kita semakin banyak melakukan ekspose Restorative Justice bahkan satu hari bisa mencapai lebih dari 20 perkara. Saya bersedia melakukan ini untuk memberikan keadilan kepada rakyat miskin dan demi menegakkan keadilan bagi masyarakat kecil,” ujar pada suatu kesempatan.

Almarhum Dr. Fadil Zumhana pernah berpesan agar para Jaksa tetap mematuhi Peraturan Jaksa Agung khususnya Peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2020 dan Surat Edaran JAM-Pidum Nomor: 01/E/EJP/02/2022. Selain itu, senantiasa awasi Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKP2) karena semangat harmoni budaya warisan nenek moyang adalah komunal. Kehadiran negara dalam proses penegakan hukum adalah melalui Jaksa, dan merupakan kewajiban Jaksa dalam melakukan penegakan hukum yang bermanfaat.

Sebagai penutup, almarhum Dr. Fadil Zumhana dikenal sebagai pribadi yang tegas dan setia dalam mengabdi kepada negara sampai akhir hayatnya.

Kini mendiang telah tiada, namun kiprah dan Legacy-nya menorehkan catatan sejarah yakni penegakan hukum yang humanis. Selamat Jalan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Dr. Fadil Zumhana. (Red)




Kejaksaan Agung Berduka atas Wafatnya Jampidum Fadil Zumhana

Kabar6-Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Jampidum) Fadil Zumhana berpulang pada Sabtu,(11/5/2024) sebelum meninggal Almarhum menjalani perawatan di rumah sakit selama dua bulan karena sakit.

Berita duka itu dibenarkan oleh Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Ketut Sumeda.

“Betul (meninggal dunia). Sudah dua bulan almarhum dirawat di RSCM,” kata Ketut, dilansir Antara, Sabtu (11/5/2024)

**Baca Juga:Ungkap Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang, Polisi Menyisir CCTV

Terkait sakit yang diderita, Ketut menyampaikan pihaknya belum mendapatkan informasi dari keluarga. Saat ini, kata dia, jenazah sudah berada di rumah duka di Jalan Cenderawasih 2 No. 1A Cipete-Gandaria Selatan, Jakarta Selatan. Rencananya hari ini akan dimakamkan di TPU Poncol-Bekasi. “Akan dimakamkan hari ini di pemakaman Poncol-Bekasi,” kata Ketut.

Ketut menambahkan, Kejaksaan Agung berduka atas wafatnya insan terbaik Korps Adhyaksa.”Kami semua turut berduka dan kehilangan putra terbaik Adhyaksa meninggalkan kami,” kata Ketut.

Kabar duka itu pertama kalinya dibagikan dalam akun resmi Instagram milik Kejaksaan RI, siang tadi.

“Innalillahi wa innailaihi roji’un telah berpulang Bapak Dr Fadil Zumhana (Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum),” tulis akun Kejaksaan RI.

Di akun tersebut, atas nama Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin beserta jajaran menyampaikan ucapan belasungkawa atas wafatnya putra terbaik Korps Adhyaksa tersebut.

“Semoga Allah SWT memberikan ampunan dan menempatkan beliau di tempat terbaik di sisi Allah, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan,” tulis akun tersebut.

Almarhum Jampidum Fadil Zumhana dikenal dikalangan insan Adhyaksa sebagai sosok yang tegas.

Dia juga yang menangani kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Josua dengan tersangka Irjen Pol. Ferdy Sambo.

Sebelum menjabat sebagai Jampidum, Fadil Zumhana pernah menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Nusa Tenggara Barat (2015).

Sepak terjang Almarhum semasa menjabat sebagai Jampidum dalam catatan akhir tahun 2023, telah menyelesaikan 4.443 perkara melalui mekanisme Restorative Justice atau keadilan rstoratif.

Dengan rincian, tahun 2020 sebanyak 192 perkara disetujui, 44 perkara ditolak; tahun 2021 sebanyak 388 perkara disetujui san 34 ditolak; tahun 2022 sebanyak 1.456 perkara disetujui dan 65 ditolak; serta tahun 2023 sebanyak 2.407 perkara disetujui dan 38 ditolak.

Tidak hanya itu, juga telah dibentuk 4.784 Rumah Restorative Justice dan 111 Balai Rehabilitasi. “Almarhum adalah sosok yang sangat tegas,” ucap salah satu pegawai Kejaksaan Agung.(red)

 




Wakapolsek Ciputat Timur AKP Ahmad Mulyono Wafat di RS Harapan Kita

Kabar6-Polres Tangerang Selatan (Tangsel) berduka. Wakapolsek Ciputat Timur, Ajun Komisaris Ahmad Mulyono meninggal dunia sekitar pukul 00.50 WIB tadi.

Almarhum meninggal dunia di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat. Komandan maupun rekan sejawatnya merasa kehilangan sosok yang dikenal baik.

**Baca Juga:Mayat Terbungkus Kain di Pamulang Dikira Sampah, Diduga Korban Pembunuhan

“Almarhum sangat berkinerja baik, disiplin dan taat beribadah,” kata Kapolsek Ciputat Timur, Komisaris Kemas Muhammad Syawaludin kepada kabar6.com, Sabtu (11/5/2024).

Meski baru pertengahan Desember 2023 bekerja sama dengan almarhum, Kemas tetap berkesan terhadap Ahmad Mulyono.

Upacara pelepasan jenazah secara kedinasan digelar di depan Masjid Darul Ikhlas, Kelurahan Pamulang Timur, Kecamatan Pamulang, yang terletak persis di sebelah rumah duka.

Bertindak sebagai inspektur upacara, Kapolres Tangsel Ajun Komisaris Besar Ibnu Bagus Santoso. Adapun petugas pemimpin upacara adalah Iptu Kustam, Panit Binmas Polsek Ciputat Timur.

“Almarhum ini orang yang sangat humble (rendah hati), dekat dengan masyarakat,” kata Ketua Pokdar Bhayangkara Ciputat dan Ciputat Timur, Mulyadi Widodo.

Ia bilang, Amul, sapaan akrab AKP Ahmad Mulyono selalu memberikan arahan-arahan bagaimana menjaga Kamtibmas. Jangan sampai masyarakat melakukan pelanggaran.

“Dan selalu hadir di tengah masyarakat. Diundang apapun seluruh wilayah hukum Ciputat dan Ciputat Timur,” tegas Mulyadi.

Catatan kabar6.com, almarhum sebagai anggota Korps Bhayangkara bernyali yang punya karir cemerlang dalam mengungkap tindak kejahatan peredaran narkoba pada 2013 silam.
Amul pernah mencegah peredaran ganja sebanyak satu ton.

Pengungkapan kasus ganja ini semasa almarhum menjadi kepala tim Reserse Kriminal Polsek Pamulang. Amul gerebek gudang ganja di daerah Bogor, Jawa Barat

Almarhum AKP Ahmad Mulyono dimakamkan di kampung halamannya, Desa Bumiwangi, Kecamatan Jampang Surade, Kabupaten Sukabumi.(yud)

 




Kabar Duka, Musisi Dangdut Legendaris Jhony Iskandar Wafat

Kabar6-Kabar duka datang dari dunia musik Tanah Air, ketika berita tentang kepergian musisi dangdut legendaris Jhony Iskandar tersebar luas di media.

Jhony berpulang pada hari Jumat 10 Mei 2024 di usianya yang ke 64 tahun.

la dikenal sebagai vokalis utama, pendiri dan pimpinan grup musik dangdut jenaka Orkes Moral Pengantar Minum Racun (OM PMR).

**Baca Juga:Menag Cek Hotel dan Dapur di Madinah Jelang Kedatangan Jamaah

Musik aliran dangdut yang dia usung sangat populer di tahun 1990-an. Bahkan hingga saat ini, penampilan panggungnya masih dinantikan anak muda generasi Z.

Di beberapa pertunjukan skala kecil hingga festival musik di panggung-panggung besar, penampilan OM PMR selalu memberikan warna yang berbeda dari musik lainnya.

OM PMR bersama Jhony telah berhasil melahirkan karya-karya hits seperti “Judul-judulan”, “Bintangku Bintangmu”, “Yang Hujan Turun Lagi” hingga “Boneka India”.

Lirik lagu yang nyeleneh serta gaya berpakaian yang unik menjadikan OM PMR tetap diminati hingga masa kini.

Selain itu, Jhony kerap memainkan alat musik suling dan sisir dalam penampilan panggungnya sehingga menjadi daya tarik tersendiri.

Pria kelahiran Madiun, 20 Oktober 1959 itu juga terbilang sukses sebagai penyanyi tunggal dan pencipta lagu misalnya “Aku Bukan Pengemis Cinta”.

Ia merupakan mantan suami dari penyanyi Mega Mustika. Keduanya dikarunia dua orang anak sebelum akhirnya memutuskan untuk bercerai. Kini, Jhony telah menikah dengan Nurhayati Bilqis.

Adapun kabar meninggalnya Jhony Iskandar telah dikonfirmasi oleh Humas Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) Evry Joe dalam pesan singkatnya.

“Selamat jalan bang Jhony semoga karya-karyamu menjadi ladang amal dan keluarga yang ditinggalkan tabah menerima panggilan dari yang maha kuasa. Semoga bang Jhony diterima di sisi Allah dan Surga Firdaus menantimu, amin ya rabbal alamin,” kata Evry.(Ant)

 

 




Jatuh dari Pohon, AKP Sukirno Kasie Propam Polres Tangsel Wafat

Kabar6-Polres Tangerang Selatan (Tangsel) berduka. Ajun Komisaris Sukirno, Kasie Propam mengalami kecelakaan dan meninggal dunia sekitar pukul 13.06 WIB tadi.

Informasi yang beredar di pesan berantai grup wartawan, AKP Sukirno terjatuh dari pohon, Minggu (28/4/2024).

Almarhum sedang melaksanakan kerja bakti di Lingkungan rumah dan sekira pukul 10.00 WIB saat melakukan penebangan pohon kantor Balai RW 15, Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang.

“Almarhum sempat dibawa ke RSUD Pamulang,” kata Kasubsie Penerangan Masyarakat Polres Tangsel, Ipda Yudi Susanto saat dikonfirmasi kabar6.com.

**Baca Juga: Evaluasi Kinerja Panwascam Existing untuk Pilkada, Bawaslu Lebak Pastikan Obyektif

Pelepasan jenazah dilaksanakan pukul 17.00 WIB nanti. Almarhum AKP Sukirno akan dimakamkan di Klaten, Jawa Tengah.

Prosesi upacara kedinasan akan dipimpin oleh Kompol Rizkyadi Saputro sebagai Inspektur Upacara dan AKP Enung Kholis sebagai Komandan Upacara.

Kini jenazah AKP Sukirno disemayamkan di rumah duka di Perumahan Pamulang Permai 2, Benda Timur 7 Raya RT 02/015.

Semasa hidup perwira menengah itu dikenal ramah. Kalangan pewarta yang bertugas di Kota Tangsel akrab menyapa almarhum dengan panggilan Pak Haji.

“Almarhum orang baik. Saya bersaksi untuk itu. Insya Allah almarhum husnul khotimah,” ungkap Ahmad Baihaqi, Koordinator Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Kota Tangsel.(yud)




KPPS di Tangsel Wafat Tinggalkan Janin Bayi Usia Delapan Bulan dalam Kandungan Istrinya

Kabar6-Matanya terlihat sembab. Yenisa Romadon, setiap berkata selalu terisak menahan tangis. Pedrik bin Rokim, 37 tahun, petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) meninggal dunia.

Sambil terus memegangi perut wanita itu terus mengenang suaminya. Yenisa sedang mengandung janin bayi berusia delapan bulan.

“Cuman pas abis jadi KPPS saya pulang kerja dia bilang badan pada meriang,” kata Yeni di Kampung Dongkal RT 01 RW 05, Pondok Jagung Timur, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Rabu (21/2/2024).

Pedrik saat Pemilu serentak 2024 ini bertugas di Tempat Pemungutan Suara 20 (TPS). Pria yang kesehariannya bekerja sebagai satpam di penangkaran sarang walet itu meninggal dunia akibat kelelahan.

Yenisa ceritakan, pada 15 Februari 2024 sekitar pukul 04.30 kemarin suaminya pulang ke rumah. Ia yang hendak berangkat kerja hanya sempat berbincang sebentar dengan Pedrik.

“Surat suara banyak banget. Ayah yang ngeliatin sambil nyebutin nomor berapa nomor berapanya,” ujarnya mengutip pembicaraan di rumah.

Kemudian pagi harinya Pedrik kembali keluar rumah untuk melanjutkan tugas di TPS. “Beresin bangku,” singkat seorang wanita yang masih kerabat almarhum.

Yenisa menyatakan, selama mengembang tugas sebagai KPPS, Pedrik mengaku tidak tidur. Melihat suaminya lunglai dirinya langsung menghubungi ketua RT setempat.

“Diantar ke puskemas dikasih vitamin sama obat-obatan,” ujarnya. Pedrik kondisi kesehatan semakin memburuk.

**Baca Juga: Kelelahan, Satu KPPS di Tangsel Meninggal Dunia

Oleh keluarga bersama pengurus lingkungan, lanjut Yenisa, suaminya langsung dibawa ke rumah sakit. Selama tiga hari itu Pedrix kritis.

Pekerja pejuang demokrasi itu pergi untuk selamanya meninggalkan dua buah hatinya yang lain. Yakni, Rifi berusia 4 tahun, serta Ica, 2 tahun.

Sementara itu, Ketua Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat KPU Kota Tangsel, Heni Lestari mengutarakan, pihaknya telah memberikan uang duka kepada keluarga almarhum. Pedrix masih terikat kontrak kerja maka asuransi BPJS Ketenagakerjaan sedang diurus.

“Seluruh petugas ad hoc di Tangsel, telah terlindungi jaminan kesejahteraan sosial melalui BPJS Ketenagakerjaan. Dengan besaran uang santunan 42 juta rupiah di luar santunan yang diberikan dari KPU,” utaranya.

Petak tanah makam Pedrix terlihat masih basah. Taburan bunga segar pun demikian. Keluarga serta kerabat almarhum datang silih berganti berjongkok sambil memanjatkan doa-doa.(yud)




Qori Lokal hingga Internasional Bacakan Al Quran 40 Hari Wafatnya Hajjah Hudriyah di Pamulang

Kabar6-Ribuan jamaah hadir pada malam keempat puluh dzikir dan tahlil serta haflah Al Qur’an Hj Hudriyah binti HM Noor. Pengajian itu berlangsung di komplek Yayasan Daarul Hikmah, Pamulang Barat, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Sabtu (20/1/2024).

Sri Uswati, anak sulung almarhumah menyampaikan terima kasih atas kehadiran para jamaah. Satu kehormatan turut menyempatkan hadir pada malam empat puluh hari wafatnya istri Ketua MUI Tangsel, KH Muhammad Saidih.

“Kami selalu pihak keluarga menyampaikan banyak-banyak terima kasih atas kehadiran bapak ibu sekalian pada malam ini. Mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya bagi Emak kami, dan semoga amal kebaikannya diterima oleh Allah SWT,” katanya.

**Baca Juga:Kampanye di Tangerang, Anies Sebut Ribuan Massa Datang Inisiatif Pribadi

Wakil Walikota Tangsel Pilar Saga Ichsan saat menghadiri malam empat puluh pembacaan dzikri dan tahlil serta haflah Al Qur’an, menyampaikan semoga doa-doa yang dipanjatkan seluruh jamaah dapat tersampaikan kepada almarhumah. Semua orang kehilangan atas berpulangnya Hj Hudriyah binti HM Noor, sosok yang begitu ramah kepada siapa saja dan ilmunya menyebar serta bermanfaat bagi masyarakat luas.

“Kami sangat kehilangan dengan perginya almarhumah. Mudah-mudahan kita terus mendoakan dan doanya diijabah oleh Allah SWT, mari kita terus doakan orangtua kita KH Saidih agar selalu diberikan kesehatan dan umur yang panjang sehingga selalu mengawal pemerintah Kota Tangsel serta membimbing kita semua,” ujarnya.

Pilar memberikan motivasi kepada keluarga yang ditinggal, agar tetap ikhlas dan tambah. Mudah-mudahan dengan ketabahan dan kesabaran serta keikhlasan akan dibalas oleh Allah SWT pahala yang berlipat ganda.

“Semoga pembacaan Yasin secara bersama-sama doa dan zikir menjadi amal ibadah kita semua yang hadir pada malam ini. Tentu kami menyampaikan turut berbelasungkawa semoga kelurga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan dan kesabaran,” terangnya.

Usai pembacaan Yasin tahlil dan doa, disambung dengan pembacaan shalawat, serta sambutan dan haflah Al Qur’an yang dilantunkan oleh qori qoriah juara nasional hingga internasional. Ditutup dengan doa khataman Al Qur’an serta sholawat Al Kirom.

Ada enam peserta, mereka pernah menjuarai MTQ internasional seperti di Mekkah, Malaysia dan lainnya. Dalam kesempatan itu juga turut hadir jajaran pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Tangsel, Ustad Ahmad Syarif Hidayat selaku pembawa acara, serta KH Abdul Karim dan pengurus lainnya.

KH Saidih selaku suami dari almarhum melihat begitu banyak jamaah yang hadir menyampaikan pesan terima kasih atas keikhlasannya hadir mendoakan almarhumah. Semoga keikhlasan doa-doa jamaah menjadi ladang amal ibadah para jamaah dan semoga almarhum ditempatkan di surganya Allah SWT.(yud)