1

Pentingnya Literasi Digital bagi Generasi Muda

Kabar6-Generasi milineal (gen Y) dan generasi Z (i-gen) adalah generasi muda yang rentan terpapar hoaks, disinformasi (informasi palsu) dan misinformasi (informasi yang salah) yang beredar di dunia maya, terutama media sosial. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet di Indonesia (APJII) periode 2022-2023 ada 215,63 juta orang pengguna internet. Dan sekitar 191 juta lebih (data We Are Social 2022) pengguna medsos di Indonesia.

Dari jumlah pemakai medsos tersebut, kelompok gen Y dan Z inilah yang paling banyak menggunakan medsos. Sebabnya, mereka lahir dan tumbuh di era digital dan teknologi yang sudah sangat maju. Gagalnya literasi digital memiliki konsekuensi serius dan mempengaruhi kemampuan generasi muda untuk berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat yang semakin terhubung secara digital.

Tindakan perlu diambil oleh pemerintah, lembaga pendidikan, dan keluarga untuk meningkatkan literasi digital di kalangan generasi muda. Dalam upaya meningkatkan pemahaman tentang keamanan data, menjaga privasi, dan tidak mudah menyebarkan data hingga informasi yang tidak benar di media sosial, Pengurus Cabang HIKMAHBUDHI, BEM STAB N Sriwijaya, dan SiberKreasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyelenggarakan seminar Literasi Digital di Vihara Ekayana Gading Serpong, Sabtu, 16 September 2023 lalu.

Seminar yang mengambil tema ‘Membangun Karakter Generasi Muda Melalui Peningkatan Literasi Digital’ itu menghadirkan narasumber Savero Dwipayana, Wakil Koordinator Divisi Komunikasi SiberKreasi dan Dr. Novianty Elizabeth Ayuna, Dosen Komunikasi Universitas Jayabaya, Jakarta. Acara yang berlangsung selama 2 jam itu dipandu oleh Metta Listiana, Wakil Ketua BEM STAB N Sriwijaya.

Novianty Elizabeth mengatakan literasi digital sangat penting bagi generasi muda, khususnya generasi Z agar tidak mudah terpengaruh atau termakan berita-berita bohong. Gagalnya literasi digital akan berdampak pada kehidupan sosial, secara pribadi dan juga masyarakat umum.

“Menurut data Kominfo ada 800 ribu lebih situs penyebar hoaks di Indonesia. Kita bisa lihat ada peristiwa kerusuhan baik di dalam maupun luar negeri yang dipicu oleh hoaks. Informasi bohong dan informasi yang salah juga dapat menyebabkan perpecahan dan pertikaian. Jadi, generasi muda jangan mudah termakan oleh berita-berita yang tidak jelas sumbernya,” ujar Novianty, dalam keterangan tertulis kepada kabar6, Rabu (20/9/2023).

Calon Legislatif (Caleg) dari Partai Persatuan Indonesia (Perindo) DPR RI Dapil Tangerang Raya itu juga memaparkan hasil temuan Tim AIS Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Kominfo bahwa sejak Agustus 2018 hingga Juni 2023 ada total sebanyak 11.759 konten hoaks.

“Berita hoaks tersebut terbanyak dari konten kesehatan, terutama di masa pandemi covid-19, kemudian berita hoaks tentang pemerintahan dan politik. Untuk itu bagi generasi Z dan milenial pada umumnya, khususnya generasi muda komunitas Buddhis, saya berharap bisa bijak dan cermat menyikapi sebuah informasi di medsos. Hati-hati dengan judul yang provokatif, cermati alamat situsnya, periksa faktanya dan keaslian foto-foto yang ditampilkan. Atau bisa mengonfirmasi kebenaran informasi tersebut ke media-media konvensional,” kata Novianty di sela-sela seminar.

**Baca Juga: Diduga akibat Korsleting Listrik, Rumah Warga di Lebakpinang Dilahap Api

Ia menambahkan, hingga Januari 2023 dari persentasi pemakai internet di Indonesia berusia 16 tahun hingga 64 tahun, pengguna platform Whatsapp masih tertinggi, yakni 92,1%, diikuti Instagram 86,5%, Facebook 83,8% dan Tik Tok sebanyak 70,8%.

Sementara itu, di acara yang sama Savero Dwipayana mengatakan, literasi digital dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Ia juga menyinggung penggunaan medsos, berita hoaks dapat berdampak buruk bagi pengguna media dan bisa menyebar ke berbagai pihak.

Namun, klarifikasi yang disebar membutuhkan waktu 20 hari, sedangkan berita hoaks dapat di sebar hanya membutuhkan waktu 24 jam. “Informasi hoaks atau tidak benar ini bermula ketika sesorang mengatakan ‘katanya’” dan kemudian pendengar langsung saja percaya dengan berita tersebut. ketika kita mendengar berita hanya setengah-setengah dan belum bisa di katakan valid, tidak lain kita sudah terkena berita hoaks atau berita yang tidak valid,” ungkapnya.

Di sisi lain, Diki Vimala Bodhi, selaku ketua Panitia menyampaikan bahwa seminar literasi digital ini sangat penting, tentunnya bagi kalangan generasi Z dan millennial, karena sebagian besar menggunakan media sosial dan beraktivitas dengan dunia digital harus bisa menjaga privasi, data diri, dan lebih dari itu tidak mudah terkontaminasi hoax atau sebaliknya.

Salah satu alasan mengapa literasi digital penting adalah karena generasi muda sering kali menjadi sasaran utama penyebaran hoaks dan berita palsu. Dalam lingkungan online (daring) yang penuh dengan informasi yang tidak diverifikasi, generasi muda perlu memiliki keterampilan kritis untuk membedakan antara fakta dan opini, serta kemampuan untuk mencari sumber informasi yang dapat dipercaya.

“Adapun tujuan diselenggarakannya seminar literasi digital tersebut agar generasi muda komunitas Buddhis dapat lebih memahami aktivitas yang ada di dunia digital serta lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas di dunia digital,” ujarnya.

Animo peserta dalam kegiatan seminar literasi digital, sambung Diki, cukup tinggi, yakni dihadiri oleh 213 dari berbagai kampus, organisasi dan komunitas pemuda atau mahasiswa Buddhis di Tangerang.

“Peserta begitu antusias menanggapi materi yang dibawakan oleh para narasumber. Hal itu terlihat dari banyaknya peserta yang bertanya,” pungkas Diki. (Oke)




Vihara Ekayana di Summarecon Gading Serpong Diresmikan

Kabar6-Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin meresmikan langsung Vihara Ekayana Serpong di Summarecon Gading Serpong, Minggu (17/12/2017).

Pemilik Group Summarecon Agung Sucipto Nagaria mengatakan Summarecon sudah ikut berpartisipasi dalam pembangunan tempat ibadah, diantaranya seperti Masjid, Gereja dan tempat ibadah lainnya. Namun untuk kaum Agama Budha belum mempunyai tempat ibadah. Summarecon akhirnya berpikir sejak pada Januari 2015 untuk memulai pembangunan Vihara Ekayana Serpong. Akhirnya pada 2017 ini pembangunan Vihara Ekayana ini dapat rampung.

“Kami sudah membangun berbagai tempat ibadah seperti masjid, gereja dan tempat ibadah lainnya, hanya saja tempat ibadah untuk Agama Budha belum ada, maka kami membangun Vihara tersebut untuk Agama Budha dapat melaksanakan ibadahnya,” ucapnya.

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan kegiatan keagamaan yang dilakukan ini merupakan suatu proses yang dinamis, yang selalu bergerak dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan zaman. Untuk itu fungsi-fungsi tersebut perlu senantiasa diaktualisasikan dengan berbagai kegiatan operasional yang nyata, sehingga dapat memberikan kebermaknaan kepada umat dalam menjalankan kehidupan keagamaannya.

“Saya berharap dengan kondisi apapun kita semua sebagai mahluk sosial dan sebagai ummat beragama harus tetap optimis bahwa jika kita semua dapat bersatu padu menggalang kebersamaan dan mengembangkan segenap potensi yang dimiliki, Karena jika hal itu dapat kita wujudkan maka bukan mustahil kita akan dapat membawa umat dan bangsa ini terhindar dari malapetaka keterpurukan, menuju umat dan bangsa yang sejahtera, mandiri, bermartabat, religius dan berkepribadian, serta bersikap lebih terbuka dan toleran,” paparnya.

Zaki menambahkan, Pemerintah Daerah menyambut baik dengan telah diresmikannya Vihara Ekayana Serpong ini, semoga dengan hadir gedung peribadatan ini, dapat memberikan landasan spiritual dalam memecahkan berbagai problem sosial kemasyarakatan dan kebangsaan khususnya kepada masyarakat Kabupaten Tangerang yang beragama Budha.

Lukman Hakim Saefuddin Selaku Menteri Agama mengatakan keberadaan rumah ibadah umat Budha yang sangat memadai ini. Pembangunan Vihara Ekayana Serpong ini merupakan aktualisasi dari kemajuan kehidupan beragama umat Budha.

Hal itu tercermin dari meningkatnya tempat ibadah yang semula kecil menjadi vihara yang lebih besar dan representatif, sehingga menjadi lebih mewadahi kegiatan-kegiatan yang dilakukan umat Budha.**Baca Juga: Ribuan ASN Pemkab Tangerang Ikut Gerak Jalan Kebangsaan.

“Diharapkan semakin menumbuhkan kesadaran beragama dikalangan umat Budha, sehingga lebih menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya sehingga terus berkembang memuliakan kehidupan, dan umat Budha semakin dapat lebih menumbuhkan keyakinan dan rasa bakti terhadap agamanya dan kesetiaan pada negara,” katanya.(BL/hms)