1

Arkeolog Tiongkok Temukan Pedang Berumur 2.300 Tahun dalam Kondisi Bagus

Kabar6-Sebuah pedang kuno yang telah terkubur lebih dari 2.300 tahun, ditemukan oleh arkeolog Tiongkok, dalam kondisi sempurna seperti baru dibuat. Selain masih tajam, warnanya pun tampak mengkilap.

Pedang tersebut, seperti dilansir Independent, adalah senjata tradisional Tiongkok yang ditemukan di dalam sebuah peti mati kuno di Provinsi Henan, di mana peradaban Tiongkok diperkirakan berasal. Pedang yang ditemukan ini diyakini berasal dari abad 475-221 Sebelum Masehi.

Seorang anggota staf yang mendokumentasikan saat dua arkeolog mengeluarkan pedang ini, langsung mengunggah video tadi ke akun resmi lembaga pada Weibo. Video berdurasi 12 detik ini telah ditonton lebih dari sembilan juta kali.

Para netizen takjub melihat tampilan pedang kuno Tiongkok yang tampak dalam kondisi bagus, padahal telah terkubur lebih dari 2.000 tahun. ** Baca juga: Tanpa Tahu Sebabnya, 2 Rumah Ini Disamarkan di Google Street View

Wu Zhijiang, pemimpin dari tim menjelaskan, makam kuno di Chu biasanya tertutup dari dunia luar, sehingga menciptakan lingkungan yang lembap, dan senjata yang dibuat tidak akan teroksidasi dengan mudah. Namun para ahli belum mengkonfirmasi identitas pemilik makam.(ilj/bbs)




Yuzhen Jadi Fotografer Wanita Tertua di Dunia

Kabar6-Usia hanya sebuah bilangan. Setidaknya hal itu menggambarkan sosok Li Yuzhen. Meskipun usianya sudah mencapai 105 tahun, Yuzhen tidak lantas berpangku tangan, namun tetap menjalankan hobinya di bidang fotografi.

Tidak salah jika Yuzhen, dilansir Shanghaiist, dijuluki sebagai fotografer wanita tertua di dunia. Dikatakan Yuzhen, ia menjadi fotografer selama 64 tahun terakhir. Kecintaannya kepada fotografi dimulai ketika menikah dengan sang suami pada 1953.

Yuzhen saat itu memiliki sebuah studio foto kecil di provinsi Guangdong, Tiongkok, dan mengajarkan fotografi kepada mereka yang memiliki hobi yang sama. Selama bertahun-tahun, Yuzhen mengasah kemampuan di belakang kamera, termasuk mencetak klise di ‘ruang gelap’.

Hingga akhirnya, ia pun menjadi manajer studio foto dan menyaksikan perkembangan fotografi di Tiongkok selama beberapa dekade, dari mulai hitam-putih hingga ke teknologi digital.

Hingga kini, Yuzhen masih membantu putrinya yang memiliki sebuah studio foto vintage di kota Lianhui, Guangxi. Wanita ini pun memberikan waktunya dengan membagikan beberapa tips untuk cucunya agar mendapatkan foto bagus melalui ponsel. ** Baca juga: Di Pulau Foula, Guru Digaji Rp830 Juta per Tahun

Ya, usia bukan halangan untuk tetap beraktivitas.(ilj/bbs)




Pasutri Ini Pilih Adopsi Ular Piton Setelah Tak Kunjung Miliki Anak

Kabar6-Shi Jimin (63) dan sang istri, pasangan suami istri asal Haiko, Tiongkok, ini memutuskan untuk mengadopsi seekor ular piton setelah sekian lama tidak kunjung dianugerahi anak.

Ular yang diberi nama Shi Nanwang itu, sebagaimana dilansir Lifeberrys, diyakini akan menjaga Shi Jimin dan isterinya di sisa hidup mereka. Dikisahkan Jimin, ular piton tersebut didapat gratis dari pedagang reptil dekat rumah. Rupanya, pedagang itu memberikan ular piton karena hewan melata tersebut tidak juga laku dijual, dan akan dibuang.

Jimin dan isterinya sudah menganggap ular piton yang memiliki berat 60 kg dan panjang empat meter tersebut layaknya anak kandung mereka. “Kata para ahli ular itu masih muda, dan akan terus tumbuh besar” ujar Jimin.

Sementara itu para pangamat ular telah memperingatkan keselamatan pasangan lansia ini lantaran ular piton tersebut akan terus bertumbuh empat kali lipat dari ukurannya sekarang.

Hal yang menakutkan, Jimin dan isterinya tidak pernah mengurung ular piton tersebut. Dikatakan, mereka membebaskan ular piton itu berkeliaran di rumah sebagaimana anak-anak kecil. ** Baca juga: Aaww…Ada Kafe ‘Paha Wanita’ di Jepang

Semoga tidak terjadi hal yang tak diinginkan, ya.(il/bbs)




Tak Disadari, Ada Potongan Sumpit Terperangkap dalam Otak Balita di Tiongkok

Kabar6-Peristiwa mengerikan menimpa Hanhang, bocah berusia satu tahun, asal Tiongkok. Bayangkan, selama 10 hari ada sebuah sumpit yang tersangkut dalam hidungnya. Bahkan, sumpit tersebut menusuk otak Hanhang dan mengakibatkan infeksi.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Dilansir Foxnews, saat itu Hanhang sedang makan mie goreng bersama kedua orangtuanya di Chaoyang City. Nahas, bocah itu tersandung hingga terjatuh. Siapa sangka, saat itulah sumpit masuk ke dalam hidungnya.

Setelah mengeluarkan sumpit tersebut dari hidung, kedua orangtua Hanhang melarikan buah hati mereka ke rumah sakit terdekat untuk memperoleh perawatan lebih lanjut. Sayangnya, para dokter di rumah sakit tersebut tidak menyadari ada bagian sumpit yang berhasil masuk ke dalam otak bocah malang itu.

Yu Liao (25), ibunda Hanhang, mengatakan bahwa suaminya langsung mematahkan dan membuang semua sumpit yang ada di rumah mereka karena khawatir hal yang sama akan kembali terulang. Namun mereka tidak mengetahui bahwa masih ada satu bagian sumpit lagi di dalam kepala Hanhang.

Hal itulah yang menyebabkan Hanhang muntah dan menunjukkan tanda-tanda pusing, sehingga kembali dibawa ke rumah sakit. Pada pemeriksaan kedua ini, para dokter baru menemukan adanya sumpit lain di dalam otak Hanhang.

Meskipun sumpit sepanjang enam sentimeter tersebut berhasil dikeluarkan, Hanhang telah mengalami infeksi otak yang membuatnya harus dirawat di rumah sakit untuk memperoleh pengobatan lebih lanjut. ** Baca juga: Masih di Bawah Umur, Ini 5 Bocah Genius yang Pernah Ada

Hanhang yang malang.(ilj/bbs)




Yeeaay! 11 November Jadi Hari Para Jomblo di Tiongkok

Kabar6-Ternyata tidak hanya pasangan kekasih saja yang bisa merayakan hari istimewa mereka seperti Valentine, karena para lajang alias jomblo di Tiongkok pun memiliki hari spesial.

Hari para jomblo itu disebut Guanggun Jie, yang menjadi budaya populer di Tiongkok, dan dirayakan pada 11 November. Sebagaimana dilansir Wincalendar, pada hari spesial itu para jomblo merayakan kehidupan lajang mereka dengan bertemu orang baru dan mencoba peruntungan untuk mendapat jodoh.

Munculnya Guanggun Jie didasarkan pada tingginya jumlah pria lajang di Tiongkok. Karena itulah pada hari spesial tersebut, mereka akan berusaha menemukan pasangan dengan mengorganisir pesta atau acara karaoke bersama.

Tradisi unik ini awalnya memang berasal dari Universitas Nanjing pada 1993. Kemudian setelah para mahasiswa itu lulus, budaya ini menyebar ke masyarakat. Untuk merayakan Guanggun Jie, para lajang biasanya menyantap empat Youtiao (atau cahkwe) yang merepresentasikan empat angka satu pada simbol 11.11 (11 November), dan satu bakpao yang mewakili simbol titik yang memisahkan empat angka satu sebagai menu sarapan. ** Baca juga: Pria Ini Mampu Mengetik 100 Kata per Menit dengan 12 Jari

Diketahui, di Tiongkok 118 anak laki-laki lahir untuk setiap 100 anak perempuan. Pada 2020 mendatang, diperkirakan akan ada 30 juta bujangan lebih banyak ketimbang wanita lajang. Selain itu, sebanyak 46 persen orang Tiongkok di bawah usia 35 tahun belum menikah.(ilj/bbs)




Mendulang Untung Saat Imlek

Kabar6-Perayaan Imlek 2566 yang telah berlalu, banyak membawa keberuntungan bagi para pebisnis. Salah satunya adalah PT Lautan Lentera Indonesia, penyelenggara Festival Lampion di kawasan Sunburts BSD City. Lebih dari 2000 orang per hari datang menyaksikan acara yang baru pertama kali digelar di Tangerang.

 

“Untuk weekend biasanya pengunjung lebih banyak yakni mencapai 3000 orang. Target kami selama festival ini berlangsung bisa mendatangkan 80.000 orang. Melihat antusiasme masyarakat Tangerang, kami yakin target tersebut akan tercapai,” tutur Donny Kurniawan, dari PT Lautan Lentera Indonesia, selaku penyelenggara acara.

 

Menurut Donny, Festival Lampion baru pertama kali diadakan di kawasan BSD City. Keindahan lampion atau lampu hias asal Cina yang diberi nama Suzhou, ternyata sangat menarik perhatian masyarakat Tangerang. ** Baca juga: Pendopo Living World Alam Sutera Kenalkan Budaya Membatik

 

“Sebenarnya konsep Festival Lampion ini adalah market night atau pasar malam, hanya kami kemas dengan menghadirkan lampion atau lampu hias asal Cina, dengan ukuran besar dan berbentuk seperti binatang, bangunan dan pepohonan. Semua lampion tampak hidup,” ujar Donny yang mematok harga tiket masuk Rp20.000 per orang.

 

Festival Lampion berlangsung mulai sore pukul 18.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. Selain bazar makanan dan keindahan lampu hias, pengunjung juga dapat menikmati hiburan dari panggung berukuran besar yang berada tepat di tengah-tengah lokasi acara.

 

“Kami juga menghadirkan berbagai pertunjukan khas negeri Tiongkok, seperti Wushu, Barongsai dan Lion Dance,” ungkap Donny.(asri)