1

Talas Beneng Pandeglang Laris di Australia dan Belanda

Kabar6-Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, terkenal memiliki jenis talas yang enak, namanya Talas Beneng. Talas Beneng telah menjadi salah satu komoditi primadona bahan pangan pokok di Provinsi Banten selain beras dan aneka umbi.

Nama Talas Beneng ini merupakan singkatan dari besar dan koneng yang artinya berukuran besar dan berwarna kuning. Talas Beneng baru ditemukan sebagai komoditas yang dapat diunggulkan oleh warga Banten pada 2008.

Talas Beneng adalah salah satu komoditas tanaman pangan yang terus digencarkan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk dikembangkan. Komoditas berorientasi ekspor ini asal muasalnya dari Gunung Karang – Pandeglang.

Awalnya, Talas Beneng berupa tanaman liar yang dimanfaatkan masyarakat jaman dulu ketika masa paceklik tiba.

Sebagai langkah pengembangan varietas Talas Beneng telah dilepas sehingga tanaman ini sudah bisa diusahakan di seluruh Indonesia.

Sobirin, Kepala Bidang Tanaman Pangan Distan provinsi Banten menyebut benih sumber Talas Beneng ada di Pandeglang, benih yang beredar di luar Pandeglang merupakan benih sebar.

“Benih yang keluar dari Pandeglang untuk tujuan komersil wajib tersertifikasi dan berlabel sehingga benih tersebut dipastikan tetap unggul bermutu,” ujarnya.

Talas Beneng mulai dikembangkan sejak 2015 karena adanya permintaan dalam bentuk umbi segar dan olahan/tepung. Bahkan, saat ini, Talas Beneng telah menjadi bahan pangan alternatif dan sebagai komoditas ekspor. Talas beneng dapat diolah sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik, serta berbagai produk olahan makanan, seperti, keripik, kue, dan bahan dasar makanan lainnya

Peluang ekspor tanaman umbi ini masih terbuka lebar terutama untuk ekspor ke Australia dan Belanda. Seperti halnya di Australia, butuh daun talas beneng dalam jumlah yang sangat besar. Tercatat sejak tahun 2019 talas beneng sudahbmulai diekspor melalui pelabuhan Tanjung Perak.

Beben petani asal Desa Batulayang, Kecamatan Cililin, Bandung Barat bahkan telah mulai mengembangkan tanaman asli Pandeglang ini. Ia menyebutkan daun talas beneng dimanfaatkan oleh perusahaan di Australia sebagai bahan baku rokok. Kelebihannya tidak mengandung nikotin sehingga lebih aman digunakan. “Mereka butuh sampai 300 ton per pekan,” katanya

“Lain halnya dengan Belanda, negara ini butuh batangnya. Permintaannya juga cukup banyak yang sampai sekarang belum mampu dipenuhi petani di Indonesia,” ujarnya. Kebutuhan talas beneng sebagian besar masih dipasok petani dari Banten. Talas beneng memiliki tinggi sekitar 2 meter dengan bobot bisa mencapai 50 kilogram. Pemeliharaannya relatif mudah dan biayanya mudah.

Tahun 2021 Kementan mulai memberikan bantuan pengembangan talas beneng seluas 250 hektar, kemudian dari APBD juga ada dukungan seluas 15 hektar. Secara swadaya, Luas tanam eksisting Talas Beneng tahun 2020 berada pada 19 kecamatan seluas 195 ha dengan peluang pengembangan yang masih cukup besar karena memiliki potensi tanam pada areal yang cukup besar, yaitu 1.540 ha. Selain itu, terdapat potensi pengembangan melalui pemanfaatan lahan Perhutani seluas 10.000 ha (LMDH).

Pemerintah melalui Kementan menyatakan, talas beneng menjadi salah satu komoditas unggul di Kabupaten Pandeglang, Jawa Barat. Pasalnya, saat ini talas beneng telah menjadi salah satu komoditas ekspor untuk mendorong program strategis Kementan, yaitu Gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks).

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan pengembangan Talas Beneng merupakan langkah yang tepat. Pasalnya sangat berpeluang untuk mendongkrak pendapatkan dan kesejahteraan petani serta penumbuhan ekonomi masyarakat.

“Kementan mengapresiasi langkah upaya mengembangkan Talas Beneng ini. Apalagi nantinya menggunakan pendekatan korporasi petani,” katanya.

Ia menyebut talas merupakan komoditas pangan alternatif yang mulai populer dikembangkan di Indonesia karena memiliki nilai dan prospek ekonomi yang cukup bagus, khususnya sebagai bahan pangan dan komoditas ekspor ke Belanda dan negara negara lain.

“Ini sebenarnya peluang kita untuk mengembangkan talas yang beorientasi ekspor. Kita dorong terus petani agar mulai meningkatkan nilai tambah talas,” ujarnya. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui arahan Menteri Pertaniuan Syahrul Yasin Limpo terus mendorong pengembangan pasar ekspor dalam rangka meningkatkan pendapatan petani sehingga petani kita tetap terus bersemangat untuk bertani.

Talas Beneng memiliki karakteristik yang berbeda dengan talas dari daerah lainnya. Talas ini tumbuh liar di lereng gunung, memiliki batang yang besar dan panjang serta pada bagian akarnya terdapat umbi-umbi kecil (kimpul) yang bergerombol. Selain kimpul, bagian utama yang dapat dimakan adalah batang.

Talas Beneng merupakan jenis ubi-ubian asli Pandeglang yang penanaman dan pengelolaannya telah berhasil dikembangkan warga kelompok tani yang dapat disajikan dalam berbagai bentuk seperti keripik kue dan bahan dasar penganan lainnya.

**Baca Juga: Sate Bandeng Kuliner Warisan Kesultanan Banten

Bagian yang dapat dimakan dari talas ini cukup banyak. Batang umbi berumur lebih dari dua tahun, panjang mencapai 120 cm dengan bobot 42 kg dan ukuran lingkar luar 50 cm. Talas banten memiliki kadar protein, mineral dan serat pangan yang relatif tinggi.

Tepung yang dihasilkan memiliki kadar oksalat rendah dan berwarna cerah. Beberapa formulasi produk olahan dari tepung talas banten telah dihasilkan, seperti brownies, bakpao, dan kue kering.

Info dari Litbang Pertanian menyebutkan, Talas Beneng mempunyai kandungan nutrisi yang cukup baik, yaitu protein 2,01%, karbohidrat 18,30%, lemak 0,27%, pati 15,21% dan kalori sebesar 83,7 kkal.

Talas Beneng memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai sumber pangan lokal. Ukurannya yang besar dengan kadar protein yang tinggi serta warna kuning yang menarik adalah kelebihan yang dimiliki talas beneng yang menjadi ciri khas yang tidak dimiliki talas jenis lain.

Walaupun kadar oksalatnya tinggi, dengan perlakuan perendaman dalam garam dapat menurunkan kadar oksalat. Pengolahan tepung menjadi aneka produk akan memperluas pemanfaatan talas beneng dalam upaya mendukung ketahanan pangan. (Red)




Talas Beneng Tanaman Liar Asal Pandeglang Go International, Bisa Dongkrak Ekonomi

Kabar6-Talas beneng merupakan tanaman liar yang kini menjadi perbincangan lantaran menjadi produk yang mempunyai nilai tambah ekonomi. Beneng bukan hanya produk lokal, saat ini produk tersebut sudah dilepas dan menjadi varietas unggulan nasional dan menembus pangsa pasar international.

“Awalnya tanaman ini liar, akhirnya menjadi produk lokal dan sekarang mengisi pangsa pasar international”, ungkap Bupati Pandeglang Irna Narulita, Jumat (24/02/2023).

**Baca Juga: Perumdam Tirta Berkah Pandeglang Cetak Laba Rp 2,7 Miliar

Dengan dilepasnya talas beneng menjadi unggulan nasional, daerah manapun kata Irna boleh mengembangkan namun dengan syarat benih dari Kabupaten Pandeglang yang sudah disertifikasi.

“Ini kesemapatan besar buat masyarakat kami untuk dapat mengembangkan sehingga dapat meningkatkan tarap ekonomi”, ungkap Irna.

Saat ini beneng tersebut sudah banyak mengisi pangsa pasar international seperti Negata Turki, Jepang dan Australia.

“Apresiasi terhadap petani dan kami akan bersama petani sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar dunia akan realiasasikan”, imbuhnya.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian Nasir mengatakan, memang saat ini Talas Beneng bukan lagi komoditas lokal melainkan varietas nasional.

“Kemarin sudah dilepas, jadi talas beneng bisa ditanam diseluruh indonesia”,ungkapnya.

Kendati demikian, walaupun beneng bisa ditanam dimana saja, kata Nasir hanya ada 4 penangkar yang dapat menyediakan benih talas beneng di Kabupaten Pandeglang.

“Gapoktan Juhut Mandiri Kelurahan Juhut Kecamatan Karangtanjung memiliki potensi 1 milyar pohon, Poktan Cempaka Sakti Desa Saninten Kecamatan Kaduhejo potensi bibit 700 ribu pohon, Poktan Taruna tani mandiri Desa Cempaka Kecamatan Kaduhejo potensi 400 ribu pohon, Poktan Curug Kelurahan Cilaja Kecamatan Majasari potensi 500 bibit pohon”, terangnya.(Aep)




Peringati Hari Air Sedunia, Irvansyah : Talas Beneng Banyak Manfaatnya

Kabar6.com

Kabar6-Komunitas PATTAYA menggelar penanaman pohon talas beneng seluas sepuluh hektare secara bertahap. Penanaman tahap pertama seluas satu hektare ditanam di kampung Emur Desa Jengkol, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Selasa (22/3/2022).

Penanaman talas beneng ini diharapkan menjadi penunjang ekonomi masyarakat sekitar, karena talas beneng ini memiliki banyak manfaat, daunnya bisa dijadikan sebagai pengganti tembakau herbal.

“Dengan dahannya bisa menjadi kerajinan tangan seperti tas topi dan lain sebagainya,” kata Irvansyah, Pengurus PATTAYA dihadapan para petani beneng dalam keterangan tertulisnya.

Mantan anggota Komisi II DPR-RI Fraksi PDI Perjuangan itu mengungkapkan, bahwa ubi talas beneng juga bisa diolah menjadi tepung terigu, mie instan, beras olahan dan lain sebagainya.

“Kami berharap dengan penanaman talas beneng ditahan lahan tidur ini, masyarakat bisa terbantu dimasa pandemi seperti sekarang ini,” harapnya.

Sementara itu, Mochamad Kodrat Gandi, Kepala Desa Jengkol, sangat menyambut baik kegiatan penanaman talas beneng tersebut.

“Kami sangat senang mendapat kesempatan untuk melakukan penanaman talas beneng di tanah kami untuk pertama kalinya ini,” katanya.

Selain itu, ia juga berharap agar masyarakat terus mendapatkan bimbingan dan asuhan dari para pihak.

“Terutama dari Pak Irvansyah yang telah mendukung gerakan penanaman talas beneng ini. Sekali lagi kami sampaikan terima kasih dan semoga bermanfaat,” ucapnya.

Ketua Petani Talas Tangerang Raya PATTAYA, Achmad Afandi menambahkan, bahwa talas beneng juga dapat memberikan kontribusi oksigen yang baik bagi kehidupan. Salah satunya dapat berdampak terhadap peningkatan kualitas sumber daya air.

“Kami berharap apa yang kita lakukan saat ini menjadi gerakan kita bersama. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam kegiatan ini,” kata Afandi.

Dalam kegiatan penanaman talas beneng ini turut dihadiri Anggota DPRD Provinsi Banten Fraksi PDI Perjuangan, aktivis lingkungan hidup dan masyarakat. Sebagai informasi, Hari Air Sedunia diperingati pada tanggal 22 Maret setiap tahun sejak 1993 yang lalu.

**Baca juga:Hari Air Sedunia, Ini Langkah FKP PDAM TKR

Sejarah Hari Air Sedunia Gagasan World Water Day dimulai pada tahun 1992, saat itu, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengadakan konferensi tentang Lingkungan dan Pembangunan di Rio de Janeiro.

Pada tahun yang sama, Majelis Umum PBB menciptakan sebuah resolusi dimana 22 Maret setiap tahun dinyatakan sebagai Hari Air Sedunia, yang di mulai tahun 1993.

Sementara tema Hari Air Sedunia 2022 kali ini adalah “Air Tanah, Membuat yang Tak Terlihat menjadi Terlihat”. (Oke)




Tim RPIK Balitbang Kementan RI akan Kembangkan Talas Beneng

Kabar6.com

Kabar6- Tim Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif Baltibang Kementrian Pertanian akan mengembangkan Talas Beneng.

Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Kementerian Pertanian RI Prayudi Syamsuri mengatakan pengembangan model agorindustri dan agribisnis talas beneng sangat dibutuhkan untuk meningkatkan nilai tambah produk dan mendukung ketahanan pangan.

“Produk-produk baru dan kekinian berbahan talas perlu dikembangkan teknologinya selain produk talas beku yang memang sudah diekspor,”katanya, Rabu (17/11/2021).

Prayudi berharap melalui riset dan pengembangan inovasi kolaboratif komoditas talas beneng yang tahun ini tengah dilakukan Balitbangtan dapat mengakselerasikan hilirisasi teknologi Litbang yang dibutuhkan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas ini.

“Tak hanya kolaborasi internal Balitbangtan, aksi kolaborasi riset ini turut melibatkan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang dan Provinsi Banten, Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang dan Provinsi Banten, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, asosiasi dan perkumpulan serta UMKM penggiat talas beneng dan kami terus menjajagi dengan pihak-pihak terkait lainnya,”terangnya.

Kepala Dinas Pertanian Budi Januardi mengatakan perkembangan lahan tanam dan panen talas beneng di Pandeglang sudah meningkat lebih 60 persen dari tahun 2020-2021.

**Baca juga: Persipan Pandeglang Merasa Dirugikan Harus Berbagi Home Base dengan Rivalnya

Menurutnya, dari data yang ada, luas tanam talas beneng pada tahun 2020 seluas 424 ha dengan luasan panen talas beneng 150 ha. Pada tahun 2021 luas tanam talas beneng meningkat menjadi 714 ha atau naik 68 persen sedangkan luas panennya meningkat 61 persen atau menjadi seluas 241 hektar.

“Adapun jumlah kelompok tani (Poktan) yang menanam talas beneng sebanyak 19 Poktan terdiri dari 426 petani talas beneng yang tersebar di 27 kecamatan di Kabupaten Pandeglang, dengan produksi talas beneng hingga bulan September 2021 mencapai 805 ton,” ungkap Budi.(aep)