1

Pertemuan Anies Baswedan-Susi Pudjiastuti, Strategi Dinamika Politik Pilpres

Oleh: Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta dan CEO Narasi Institute

Kabar6-Pertemuan antara Anies Baswedan, Mantan Menteri Pendidikan dan juga Mantan Gubernur DKI Jakarta, dan Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, di Pangandaran telah mencuri perhatian kelompok pengamat politik sebagai momen krusial dalam dinamika politik Indonesia.

Kedua tokoh yang pernah sama – sama menjadi menteri di bawah kepemimpinan jokowi keduanya bertemu untuk membahas isu-isu penting, mungkin terkait kebijakan publik, isu lingkungan, atau bahkan kerja sama politik di tingkat nasional.

Pertemuan mereka menimbulkan spekulasi dan perbincangan luas di kalangan para analis politik mengenai mungkin adanya koalisi atau kolaborasi politik di masa depan.

Selain itu, sebagai dua figur yang memiliki basis penggemar dan pendukung yang kuat, pertemuan ini juga memicu wacana mengenai potensi pengaruh dan dukungan dari masing-masing basis massa dalam dinamika politik nasional.

Hal ini menandai betapa pentingnya peran tokoh-tokoh politik terkemuka dalam membentuk arah politik negara dan mempengaruhi opini publik.

Meskipun belum ada informasi resmi mengenai hasil pertemuan tersebut, namun antusiasme dan spekulasi dari kalangan pengamat politik menunjukkan bahwa peristiwa ini memiliki dampak yang signifikan dalam perjalanan politik Indonesia ke depan.

Pertemuan ini menandakan upaya keduanya untuk membangun hubungan politik yang lebih kuat dan mencari dukungan dari berbagai lini politik dalam rangka menghadapi ajang pemilihan presiden yang akan datang.

Anies Baswedan, sebagai bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, menyempatkan untuk menyapa warga di kab.pangandaran di kediaman Susi pujiastuti

Sementara itu, Susi Pudjiastuti, sebagai figur politik yang memiliki popularitas tinggi, kemungkinan dihadapkan pada pertimbangan politik untuk mendukung atau memberikan dukungan terhadap seorang calon presiden.
Pertemuan ini juga dapat diartikan sebagai langkah strategis dalam meraih potensi koalisi politik yang lebih luas dan memperkuat peluang sukses dalam bursa pemilihan presiden.

Di sisi lain, reaksi dan tanggapan dari berbagai pihak, mencerminkan bahwa pertemuan ini menciptakan dinamika politik yang menarik perhatian.

**Baca Juga: Pedagang Pasar Kutabumi Tolak Revitalisasi Ancam Demo ke Istana Negara

Banyak pihak yang berkomentar positif mengenai silaturahmi antartokoh ini menunjukkan bahwa kebijakan politik partainya mungkin mempertimbangkan potensi kerjasama atau kesepahaman dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan dalam perjalanan politiknya.

Semakin dekatnya ajang pemilihan presiden, pertemuan antara tokoh-tokoh politik terkemuka menjadi sorotan karena dapat memberikan petunjuk mengenai aliansi politik yang akan terbentuk dan mempengaruhi arah politik negara ke depan

Dalam menghadapi pemilihan presiden yang akan datang, penting bagi kandidat-kandidat untuk lebih menyuarakan keterbukaan dan inklusivitas dalam menyambut dukungan dan kolaborasi dari berbagai lini politik. agar calon pemimpin menekankan pentingnya membangun hubungan yang positif dengan berbagai pihak dan memperkuat ikatan persatuan untuk kebaikan bersama.

Dalam menyikapi pertemuan antara Anies Baswedan dan Susi Pudjiastuti,Dengan kerjasama dan kolaborasi yang kuat, serta partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, diharapkan dinamika politik di Indonesia dapat berkontribusi pada pembangunan dan kemajuan bangsa.

Namun, dalam konteks dinamika politik, tidak dapat dihindari adanya persaingan dan penilaian dari lawan politik. Lawan politik tentu akan mencari sosok yang mampu menjadi penyeimbang yang menawarkan nilai tambah dan potensi lebih besar bagi perwujudan visi dan misi politik mereka

Intensitas pertemuan anies Baswedan dengan para tokoh politik memperlihatkan bahwa dinamika politik menjelang pilpres gerakannya semakin cepat. diharapkan dinamika politik di Indonesia dapat berkontribusi secara positif pada pembangunan dan kemajuan bangsa ke depan.(*/Red)




Diperiksa Kejagung Terkait Kasus Korupsi Impor Garam, Susi Pudjiastuti Malah Sindir Buzzer

Kabar6- Kejaksaan Agung memeriksa mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sebagai saksi dalam perkara dugaan korupsi impor garam pada 2016 silam.

Berdasarkan hasil kajian teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengeluarkan kuota garam sebesar kurang lebih 1,8 juta ton, dimana salah satu pertimbangan dalam pemberian dan pembatasan impor tersebut adalah menjaga kecukupan garam industri dan menjaga nilai jual garam lokal.

Namun, ternyata rekomendasi yang dikeluarkan KKP tak diindahkan oleh Kementerian Perindustrian RI yang justru menetapkan kuota impor garam sebesar 3,7 juta ton.

Hal itu berdampak terjadinya kelebihan suplai dan masuknya garam impor ke pasar garam konsumsi yang menyebabkan nilai jual harga garam lokal mengalami penurunan atau anjlok.

Menanggapi itu, Susi Pudjiastuti menyemangati dan siap membantu penyidik Kejagung supaya menenggelamkan para importir nakal.

**Baca juga: Susi Pudjiastuti Diperiksa Kejagung Terkait Korupsi Impor Garam Industri

“Biar importir ditenggelamkan,” tulis Susi melalui pesan singkat WhatsApp dengan menambahkan emoticon tertawa yang dikirim ke Kabar6.com, Jumat (07/10/2022).

Menurut Susi, para buzzer banyak yang menyerang dirinya melalui media sosial. Mereka berpikir bahwa dirinya ikut serta terlibat dalam perkara tersebut.

“Tapi banyak buzzer yang pikir saya yang korupsi. Lucu- lucu dan tidak masuk akal serangan mereka, tidak baca baik- baik. Padahal yang dicari kelompok/ tuan mereka. Iya tapi kan bodoh, mereka rame sendiri yang akan memalukan kelompok mereka,” katanya.(Tim K6)




Menteri Edhy Prabowo Ditangkap Terkait Ekspor Benih Lobster, Nelayan Lebak Cemas

kabar6.com

Kabar6-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap dan menetapkan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo sebagai tersangka kasus dugaan ekspor benur alias benih lobster, Rabu (25/11/2020).

Menjabat Menteri KKP, Edhy Prabowo memang mencabut larangan penangkapan terhadap benih lobster yang sebelumnya dikeluarkan oleh pendahulunya Susi Pudjiastuti.

Rupanya penangkapan politisi Partai Gerindra itu berdampak pada nelayan penangkap benih lobster di pesisir selatan Kabupaten Lebak.

Kabid Perizinan Sarana dan Prasarana Perikanan dan Pengelolaan TPI Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lebak, Bernadi, mengatakan, selang beberapa jam setelah ramai di media kabar penangkapan Edhy, nelayan yang tergabung dalam kelompok usaha bersama (KUB) menjadi harap-harap cemas.

Kata Bernadi, bukan cemas karena khawatir aktivitas mencari benur kembali dilarang, melainkan sulitnya KUB nelayan menjual benur. Hasil tangkapan dijual kepada perusahaan eksportir yang telah melakukan penandatanganan kerja sama (MoU).

“Yang saya pantau, nelayan itu sekarang harap-harap cemas karena hasil tangkapan tidak ada yang beli. Karena ada itu (Kasus), informasi dari nelayan, di angka Rp10 ribu per ekor aja susah orang jualnya,” kata Bernadi, kepada Kabar6.com, Rabu malam.

Diduga, hal tersebut lantaran pihak eksportir yang masih melihat perkembangan pasca penangkapan Edhy oleh lembaga antirasuah.

Informasi yang diperolehnya, pada empat hari lalu, harga benih lobster untuk jenis pasir bernilai Rp20 ribu per ekor dan Rp46 ribu per ekor untuk jenis mutiara. Harga benur lobster dalam sehari bisa berubah-ubah.

**Baca juga: Reaksi Nama Saras dalam Pusaran Skandal Monopoli Lobster.

“Tetapi memang ada masalah seperti ini atau tidak, fluktuasi harga benur itu memang cukup ekstrem,” ucapnya.

Bernadi mengatakan, total terdapat sekitar seribu nelayan yang tergabung di puluhan KBU yang teregister di Kementerian KKP. Sementara, terdapat kurang lebih 12-13 perusahaan eksportir yang melakukan MoU dengan KUB nelayan Lebak.

“Berapa besar potensi benur di kita, belum ada yang menghitung karena kan dilarang dan baru diperbolehkan pada pertengahan tahun ini setelah ada Permen KP Nomor 12 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Lobster, Kepiting dan Rajungan di Wilayah Indonesia,” papar Bernadi.(Nda)




Susi Pudjiastuti, Mantan Menteri KKP Masuk Bursa Bupati Pandeglang

kabar6.com

Kabar6-Siapa yang tak mengenal Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) era presiden Jokowi-JK periode 2014-2019 itu disebut-sebut masuk kedalam bursa Bakal Calon (Balon) Bupati Pandeglang, periode 2020-2025 mendatang.

Netizen memberikan tanggapannya terhadap postingan akun Instagram Info Banten yang telah disukai oleh 3.592 netizen dan komentar sebanyak 368 rakyat dunia Maya.

Sebut saja akun Instagram @fuadyningrat98_: wih mantap Bu Susi, auto menang nih. Begitupun akun @heshafara77 yang memberikan komentar :Kalo emang bener gw sih pilih Bu Susi berharap bgt’.

Bahkan ada akun yang menanyakan keseriusan Susi untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Pandeglang, seperti akun @diy2202: ini beneran Bu Susi @susipudjiastuti bakal calon Bupati Pandeglang?

Bahkan ada yang berharap kalau Susi menjadi Bupati Pandeglang, untuk membasmi pungutan liar (pungli) yang ada di jalanan, @deviwahyudi93: tenggelamkan oknum pungli jalan.

Berikut daftar nama sepuluh balon Bupati Pandeglang yang di unggah oleh akun Info Pandeglang:

1). Irna Narulita, merupakan inchumbent yang kini masih menjabat sebagai Bupati Pandeglang. Irna merupakan istri dari politisi PKS, Dimyati Natakusumah. Irna lahir di Jakarta, 23 Juli 1970.

2). Aap Apta’adi, pria kelahiran Pandeglang 02 Agustus 1960 merupakan politisi Perindo yang juga menjabat sebagai Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Pandeglang. Pernah menjadi anggota DPRD Bante periode 2001-2004.

3). Kemudian ada Muchamad Nabil Jayabaya, putra kelima dari Mulyadi Jayabaya yang merupakan mantan Bupati Pandeglang dua periode. Nabil kini menjabat sebagai Ketua BPD Gapensi Lebak.

4). Ada nama pelawak dari group Bagito, Tubagus (TB) Dedi Suwendi Gumelar. Pria yang akrab disapa Mi’ing ini pernah aktif sebagai anggota DPR RI, tim pendirian Provinsi Banten, juga pernah mencalonkan diri sebagai Walikota Tangerang dan Bupaten Tangerang. Lahir di Lebak pada 27 April 1958.

5). Thoni Fathoni Mukson, lahir di Pandeglang 22 Agustus 1970, pernah menjadi anggota DPRD Banten periode 2014-2019.

6). Yoyon Sujana, lahir di Pandeglang 01 Agustus 1971. Ketua DPC Demokrat Pandeglang ini menduduki kursi DPRD Banten dua periode, yakni 2014-2019 dan 2019-2024.

7). Oki Fajroji, lahir di Pandeglang 14 Agustus 1979. Kini dia aktif sebagai Ketua Karang Taruna Kabupaten Pandeglang.

8). Andiara Aprilia Hikmat, lahir di Bandung 22 April 1987. Andiara merupakan anak dari Ratu Atut Chosiyah sekaligus adik dari Wagub Banten, Andika Hazrumi.

9). Kemudian ada nama vokalis Jamrud, Krisyanto. Lahir di Bandung 17 Februari 1966, kini tengah berjuang bersama Hendra Pranova mengumpulkan foto copy KTP agar bisa maju sebagai Cabup Pandeglang melalui jalur independent.**Baca juga: JPP Gelar Ngopi Politik Tiga Trah Dominasi Pilkada Pandeglang.

10). Terahir, ada nama Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) periode 2014-2019. Susi lahir di Pangandaran 25 Agustus 1965.(Dhi)