Survei LSI, Elektabilitas AMIN Menyalip Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran 47 Persen

Kabar6-Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil jajak pendapat terbaru yang dilaksanakan pada 10-11 Januari 2024 jelang pemungutan suara pemilihan presiden dan wakil presiden. Potret elektoral pasangan calon Anies Rasyid Baswedan – Muhaimin Iskandar terus merangkak naik dari hasil survei sebelumnya.

Elektabilitas pasangan calon Anies – Muhaimin yang populer disebut AMIN pada survei Oktober 2023 hanya 19,6 persen. Desember 2023 naik menjadi 22,3 persen. Januari 2024 mencapai 23,2 persen.

Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka pada Oktober 2023 di angka 35,9 persen. Desember 2023 naik tajam jadi 45,6 persen. Januari 2024 mencapai 47 persen.

Sementara pasangan calon Ganjar Pranowo – Mahfud MD hasil survei pada Oktober 2023 elektoralnya 26,1 persen. Desember 2023 turun menjadi 23,8 persen. Januari 2024 semakin merosot hingga di angka 21,7 persen.

**Baca Juga: Gelar Rakerda DPD-KAI Banten, Anwar : Ada Advokat Masih Berstatus Mahasiswa

Sementara responden yang belum menentukan pilihan pada Oktober 18,3 persen. Desember 8,3 persen. Januari 8,0 persen.

Total populasi survei ini 83 persen dari pemilih nasional. Sampe sebanyak 1206 responden dipilih secara acak melalui metode double sampling.

Sebanyak 210.001 responden yang terdistribusi secara acak pernah diwawancarai secara tatap muka. Rata-rata 70 persen di antaranya punya nomor telepon. Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelepon sebanyak 14870 responden.

Margin error survei diperkirakan kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.(yud)




Survei LSI, Pilpres 2024 Disinyalir Dua Putaran

Kabar6-Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil perolehan suara pasangan calon presiden dan wakil presiden Republik Indonesia. Hasilnya terlihat belum ada pasangan calon yang memperoleh suara lebih dari 50 persen.

Data yang dikirim LSI kepada kabar6.com, Minggu (10/12/2023), pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka 45,6 persen.

Sementara untuk pasangan calon Ganjar Pranowo – Mahfud MD 23,8 persen. Anies Rasyid Baswedan – Muhaimin Iskandar 22,3 persen. 8,3 persen responden di antaranya belum menentukan pilihan.

Merujuk pada Undang-Undang (UU) Pemilu Nomor 7 Tahun 2017, ada dua opsi pilihan pada pemungutan suara yakni menang dengan satu putaran atau dengan putaran kedua.

Aturan tersebut tertuang dalam pasal 416 yang berbunyi sebagai berikut:
(1) Pasangan Calon terpilih adalah Pasangan Calon yang memperoleh suara lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah suara dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan sedikitnya 20% (dua puluh persen) suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 1/2 (setengah) jumlah provinsi di Indonesia.

(2) Dalam hal tidak ada Pasangan Calon terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), 2 (dua) Pasangan Calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dipilih kembali oleh rakyat secara langsung dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

**Baca Juga: Anis Matta Blusukan Temui Bumil, Sosialisasikan Program GEN 170

(4) Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama diperoleh oleh 3 (tiga) Pasangan Calon atau lebih, penentuan peringkat pertama dan kedua dilakukan berdasarkan persebaran wilayah perolehan suara yang lebih luas secara berjenjang.

Survei LSI digelar pada 3-5 Desember 2023. Populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon/cellphone, sekitar 83% dari total populasi nasional.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Teknik RDD sampel sebanyak 1426 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan kurang lebih 2.6 persen pada tingkatk epercayaan 95%, asumsi simple random sampling.(yud)




Survei LSI, Dominasi Prabowo Diduetkan dengan Tiga Cawapres

Kabar6-Nama calon orang nomor satu di Republik Indonesia, Prabowo Subianto paling menonjol di antara dua kandidat lainnya di bursa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Gambaran temuan jajak opini publik oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang gelar pada 2-8 Oktober 2023.

Berdasarkan salinan yang dikirim LSI kepada kabar6.com, Kamis (19/10/2023), ada simulasi tertutup tiga pasangan. Prabowo unggul jika dipasangkan oleh siapapun dari ketiga nama kandidat yang sudah menguat muncul ke permukaan publik.

Simulasi itu menyodorkan pertanyaan, jika pemilihan presiden diadakan hari ini siapa pasangan yang akan dipilih.

Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 22,9 persen. Ganjar Pranowo-Mahfud MD 32,3 persen. Prabowo Subianto-Erick Thohir 38,0 persen.

**Baca Juga: Daftar Pilpres 2024, Ganjar: Bawa Indonesia Maju Lebih Kencang Lagi

Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 23,4 persen. Ganjar Pranowo-Mahfud MD 33,0 persen. Prabowo Subianto-Khofifah Indar Parawansa 36,3 persen.

Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 23,5 persen. Ganjar Pranowo-Mahfud MD 33,1 persen. Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 36,0 persen.

Data populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1620 responden. Tingkat kesalahan margin of error kurang lebih 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden diwawancara lewat tatap muka.(yud)




Survei LSI, Pilpres 2024 Tiga Nama Menonjol Diprediksi Dua Putaran

Kabar6-Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil jajak pendapat seputar pemilihan presiden 2024 mendatang. Ada empat orang sosok paling menonjol sebagai kandidat dalam 0esta demokrasi yang bakal digelar enam bulan kedepan itu.

Jika pemilihan dilakukan saat ini, secara spontan Prabowo Subianto paling banyak dipilih 18,3 persen. Kemudian nama Ganjar Pranowo 16,2 persen. Anies Baswedan 13,1 persen serta Jokowi 6,8 persen.

“Nama lain jauh lebih rendah, sementara 38,8 persen belum memberikan jawaban,” kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan lewat keterangan tertulis yang diterima kabar6.com, Rabu (3/5/2023).

**Baca Juga: RSUD Kabupaten Tangerang Layani Tes Kesehatan Ratusan Caleg

Sementara pada simulasi terbuka dengan menunjukan daftar 34 nama dan boleh menyebutkan nama lainnya, Prabowo paling tinggi 26,5 persen. Kemudian Ganjar 24,9 persen. Anies 19,8 persen. Nama lain jauh lebih rendah, belum menjawab 9 persen.

Dilanjut pada simulasi tertutup Prabowo, lalu Ganjar dan Anies sementara ini merupakan tiga calon paling potensial. Prabowo dengan dukungan berkisar 27,9 – 51,7 persen. Ganjar dukungannya 27,3 – 46,7 persen. Anies 19,7 – 39,7 persen bergantung jumlah dan nama-nama dalam simulasi.

“Karena tidak ada satupun nama yang memperoleh dukungan lebih dari 50 persen dalam simulasi dukungan terhadap tiga nama teratas, maka besar kemungkinan akan dua putaran,” jelas Djayadi Hanan.

Bila terjadi putaran kedua, lanjutnya, baik Prabowo, Ganjar maupun Anies mereka masih mungkin maju. Alasannya karena elektabilitas ketiganya sangat dekat. Persaingan putaran kedua masih mungkin antara Prabowo vs Ganjar, Prabowo vs Anies, dan atau Ganjar vs Anies.

“Persaingan antarnama dan pasangan potensial calon presiden dan wakil presiden kemungkinan akan ketat, baik untuk putaran pertama maupun putaran kedua,” tutup Djayadi Hanan.

Data sampling diambil pada 12-17 April 2023. Populasi itu diambil secara random (multistage random sampling) 1220 responden.

Tingkat kesalahan (margin of error) dari ukuran sampel tersebut kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random sampling.(yud)

 

 




Survei LSI, Kepercayaan Publik Terhadap KPK dan Polri Menurun

Kabar6-Kepercayaan publik terhadap penegakan hukum oleh tiga lembaga negara yang dua di antaranya cenderung merosot. Hal itu dilansir oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang melakukan survei nasional pada 31 Maret hingga 4 April 2023.

“Tingkat kepercayaan pada KPK dan Polri cenderung menurun,” kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, Minggu (9/4/2023).

Sementara tren tingkat kepercayaan publik terhadap kejaksaan agung cenderung stagnan. Korps Adhyaksa dalam hasil survei selama bulan terakhir berada di angka 73 persen.

**Baca Juga: Setelah Rafael Alun Pejabat Pajak Ditahan KPK Kini Bupati Meranti Terkena OTT KPK

Adapun tingkat kepercayaan publik terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi angkanya melorot. Hasil survei pada Februari lalu 70 persen, dan April ini 65 persen.

“Polri pada Februari 64 persen, dan April 60 persen. Padahal sempat naik saat survei Januari kemarin di angka 55 persen,” terang Djayadi Hanan.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Teknik RDD sampel sebanyak 1229 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Tingkat kesalahan atau Margin of error survei diperkirakan kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.(yud)




Survei LSI, Dukungan ke Pancasila Terus Menurun

kabar6.com

Kabar6-Perwakilan KBI Pusat Satrio Arismundar menyebutkan, setiap tahun dukungan terhadap pancasila terus menurun.

Sementara dukungan terhadap ideologi tertentu yang bertentangan dengan pancasila mengalami kenaikan.

Apa yang disampaikan Satrio merujuk hasil survai Lembaga Survai Indonesia (LSI) Denny JA pada tahun 2018 lalu.

“Selama beberapa tahun terakhir berdasarkan hasil survai tersebut, ternyata dukungan terhadap pancasila itu makin lama makin berkurang, makin lama makin menurun,” kata Satrio.

“Sementara dukungan terhadap ideologi tertentu pelan-pelan makin meningkat. Hal itu menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan,” sambungnya saat menyampaikan sambutan dalam diskusi politik bertajuk ‘pancasila dan dinamika politik kita’ di salah satu tempat wisata di Kecamatan Labuan, Sabtu (6/4/2019).

Diskusi politik itu diselenggarakan Komunitas Bela Indonesia (KBI). Hadir sebagai pembicara Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti dan KBI Provinsi Banten Iif Rifa’i.

Pancasila merupakan hasil kesepakatan para pendiri bangsa, tokoh nasionalis, Organisasi keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah untuk dasar negara yang dapat diterima oleh semua golongan.

Lantas, jika Pancasila sebagai dasar negara diubah dengan ideologi tertentu, Satrio menyebutkan, hal tersebut dipandang menjadi ancaman nyata yang dapat membubarkan Indonesia.

“Kalau pancasila itu diubah, bukan hanya mengubah pancasila, tapi sama saja membubarkan Indonesia, kalau bangunan pondasi dibongkar, atau diubah. Artinya bukan hanya membangun, pasti rumahnya akan hancur,” bebernya.

Pada Selasa (17/7/2018) lalu, LSI merilis hasil survai tentang analisis pro-pancasila. Hasilnya, survei menunjukkan publik yang pro-Pancasila menurun.

Dalam survai tersebut pada tahun 2005, publik yang pro-Pancasila angkanya mencapai 85,2 persen, lima tahun kemudian, tahun 2010, angkanya menjadi 81,7 persen.**Baca juga: 861 Liang Kubur di Tangsel Digusur Proyek Tol Sercin.

Tahun 2015 angkanya menjadi 79,4 persen dan tahun 2018 menjadi 75,3 persen. Dalam waktu 13 tahun, publik yang pro-Pancasila menurun 10 persen.(Aep)