1

Terobosan Baru Ilmu Pengetahuan, Penelitian di Tiongkok Berhasil Obati 5 Anak yang Lahir Tuli

Kabar6-Riset yang dilakukan di Fudan, Tiongkok, dipimpin bersama oleh peneliti Harvard Medical School di Massachusetts Eye and Ear, membuat terobosan baru dalam ilmu pengetahuan, yaitu berhasil mengobati lima anak yang lahir tuli.

Tim peneliti, melansir thehill, mengobati enam anak berusia antara satu hingga tujuh tahun yang menderita jenis ketulian turunan, disebabkan oleh mutasi gen OTOF, yang memproduksi protein yang memainkan peran penting mentransmisikan sinyal dari telinga ke otak. Setelah menerima suntikan ke telinga, anak-anak tersebut sembuh dan langsung dapat mendengar.

Para peneliti di balik pendekatan terapi gen baru ini yakin metode tersebut akan berguna untuk pengobatan lain juga. Dalam uji coba selama 26 minggu, lima dari enam anak menunjukkan tanda-tanda peningkatan pendengaran. Kemampuan pendengaran adalah faktor penting dalam pembelajaran bahasa.

Untuk studi ini, para peneliti juga mengukur persepsi bicara, yaitu kemampuan mengenali suara. Kelima anak yang merespons menunjukkan peningkatan di sana. “Ini benar-benar membuka pintu untuk mengembangkan pengobatan lain untuk berbagai jenis ketulian genetik,” kata Zheng-Yi Chen, salah satu peneliti utama.

Gen OTOF bertanggung jawab atas protein otoferlin, yang diproduksi oleh sel di bagian berbentuk siput dari telinga bagian dalam yang disebut koklea, yaitu tempat di mana gelombang suara diterjemahkan menjadi pulsa listrik yang dibawa ke otak oleh sel saraf. Otoferlin membantu mentransmisikan pulsa dari sel koklea ke saraf.

Tanpa itu, suara akan diterjemahkan menjadi sinyal listrik tetapi tidak akan pernah mencapai otak. Mutasi gen OTOF yang dimiliki oleh anak-anak adalah target yang menarik untuk terapi gen karena itu adalah kondisi yang relatif sederhana yang disebabkan oleh satu mutasi. Ini juga tidak melibatkan kerusakan fisik pada sel koklea.

Prosedur yang digunakan oleh para peneliti melibatkan penyisipan gen ke dalam koklea menggunakan jenis virus yang sering digunakan untuk pengobatan semacam ini. Virus akan menyisipkan gen ke dalam DNA sel target, menyebabkan mereka memproduksi protein yang hilang. Tetapi ada masalah, gen OTOF terlalu besar untuk dipegang oleh virus.

Mereka melewati masalah ini dengan membagi gen menjadi dua dan kemudian menyimpan kedua bagian tersebut dalam dua virus yang berbeda. Setelah itu, mereka menyuntikkan campuran dengan kedua bagian gen ke dalam koklea.

Meskipun virus menyisipkan kedua bagian gen ke tempat yang berbeda pada DNA sel, mesin seluler merakit protein lengkap ketika kedua bagian tersebut diekspresikan. Campuran khusus ini disuntikkan ke cairan telinga bagian dalam, dan dari sana, virus-virus itu mencapai sel target seperti yang diharapkan dalam suntikan normal.

Para peneliti dan peserta menunggu empat hingga enam minggu dalam setiap kasus untuk melihat tanda-tanda pertama pemulihan pendengaran. Lima dari enam peserta menunjukkan tanda-tanda peningkatan progresif. Ketika tiga anak yang lebih tua mematikan implan koklea, mereka dapat memahami dan merespons bicara pada minggu ke-26, dengan dua di antaranya bahkan dapat mengenali bicara di ruangan bising dan bahkan melakukan percakapan telepon.

Anak-anak yang lebih muda juga menunjukkan peningkatan, tetapi mereka terlalu muda untuk diuji. Hanya satu peserta yang tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Para peneliti tidak yakin tentang penyebabnya, tetapi mereka mengatakan mungkin disebabkan oleh reaksi kekebalan terhadap vektor virus.(ilj/bbs)




Temuan Penting Polisi di Lokasi Mantri Suntik Mati Kades di Banten

Kabar6-Botol bekas berisikan cairan suntikan ditemukan polisi dari lokasi kejadian dan dijadikan barang bukti. Cairan dalam botol itu diduga menjadi racun yang disuntikan mantri S ke tubuh Salamunasir, Kades Curug Goong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten, pada Minggu, 12 Maret 2023.

Botol itu bermerk Sidiandryl Diphenhydramine. Dokter forensik telah mengambil sampel dari tubuh korban. Guna memastikannya, memerlukan waktu.

“Barang bukti yang kami kumpulkan itu berupa satu botol obat cairan merk Sidiandryl Diphenhydramine, dan jarum suntik. Kita berkirim surat ke ahli, jadi yang mempunyai keahlian itu yang akan menerangkan,” ujar Wakapolresta Serkot, AKBP Hujra Soumena, di  kantornya, Senin (13/03/2023).

Terkait motif keributan hingga penyuntikan, masih dilakukan pendalaman oleh kepolisian, karena harus mencocokkan keterangan dengan barang bukti yang ada.

Termasuk menunggu hasil otopsi dan pemeriksaan sampel darah korban yang akan diperiksa tim dokter forensik, guna memastikan penyebab kematian Salamunasir.

“Ada sampel dari tubuh korban yabg diambil untuk memastikan penyebab kematiannya, apakah benar karena obat ini sebenarnya atau bukan,” jelasnya.

**Baca Juga: Keluarga Duga Kades Curug Goong Dibunuh Secara Berencana

Polisi menyampaikan, pada Minggu, 12 Maret 2023, pelaku S datang ke rumah korban sekitar pukul 13.00 wib. Kemudian keributan terjadi, tiba-tiba pelaku menyuntikkan sesuatu cairan ke punggung kiri Salamunasir.

Tak berapa lama, korban mengalami sesak nafas dan kejang-kejang, sehingga dibawa ke Puskesmas Padarincang oleh warga, keluarga serta pelaku S. Salamunasir kemudian dirujuk ke RSUD Banten untuk penanganan lebih lanjut.

Salah satunya keluarga korban ada yang mendatangi polisi dan melaporkan kejadian tersebut. Pelaku yang ikut ke RSUD Banten kemudian dijemput penyidik Satreskrim Polresta Serkot untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

“Saat di RS, Kasatreskrim menugaskan anggota ke sana dan pada saat anggota sampai di RS, kebetulan terduga pelaku ada di RS, sekaligus saat itu juga diamankan,” terangnya. (Dhi)




Pemkot Tangsel Suntikan 2000 Dosis Vaksin di Teraskota, Ini Pesan Bang Ben

Kabar6.com

Kabar6-Pemeritah Kota Tangerang Selatan bersama Gabungan Organisasi Wanita selanggarakan vaksinasi berjenis AstraZeneca di Mall Teraskota, Kamis 2 September 2021.

Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie menerangkan, target vaksinasi yang diselenggarakan di Teras Kota berjumlah 2000 dosis.

Pria yang akrab disapa Bang Ben ini mengatakan, jika masyarakat sudah melaksanakan vaksin dosis kesatu, maka jangan lupa untuk melakukan vaksin dosis kedua nya.

“Target kita 2000 hari ini mudah mudahan selesai. Para peserta vaksinasi yang pertama bagi vaksin pertama, kalau hari ini adalah vaksin pertama itu jangan lupa jadwal vaksin keduanya, nanti di surat selembar itu dikasih tau tanggal berapa dan Insya Allah disini lagi,” ujarnya kepada Kabar6.com di lokasi.

Menurutnya, vaksin jenis AstraZeneca ini mampu meningkatkan kekebalan kurang lebih 70 persen.

**Baca juga: Kepala SMKN 7 Tangsel Sebut KPK Sidik Pengadaan Lahan

Namun, dirinya tetap mengingatkan jika vaksinasi ditambah dengan protokol kesehatan maka tingkat kebal terhadap virus Covid-19 hampir 100 persen.

“Maskernya jangan di lepas, cuci tangan kalo kita habis megang mic, megang sendok, makan di restoran ngebuka grendel pintu dan naik ojek deket deketan harus cuci tangan, kemudian ya menghindari kerumunan, ini yang paling sulit ibu ibu bapak bapak sekalian,” tutupnya.(eka)