1

World Water Forum ke-10 Sepakati Komitmen Baru Pengelolaan Wilayah Sungai

Kabar6-Hari  ketujuh World Water Forum ke-10 pada Jumat (24/5/2024), telah disepakati beberapa komitmen. Salah satunya “Bali Basin Action Champions Agenda”, yaitu komitmen baru dalam mendukung pengelolaan wilayah sungai sebagai booster pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Para peserta segmen wilayah sungai menyambut baik keputusan World Water Forum ke-10 untuk lebih mengonsolidasikan pengelolaan wilayah sungai sebagai prioritas politik dengan terus memasukkan isu wilayah sungai pada segmen politik tingkat tinggi. Di samping juga segmen kementerian, parlemen, dan pemerintah daerah,” kata Sekretaris Jenderal International Network of Basin Organisations (INBO) Eric Tardieu dalam penutupan Basin Segment Day pada rangkaian World Water Forum ke-10 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Rabu (22/5/2024). **Baca Juga:Indonesia Serukan Penyelamatan Danau di World Water Forum ke-10
Bali Basin Champions Agenda mencakup langkah kolaboratif seperti peluncuran Twin Basin Initiative (TBI), sebuah program global peningkatan kapasitas dan pertukaran pengalaman antarsesama organisasi dari seluruh dunia yang bekerja dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Integrated Water Resources Management/IWRM) di tingkat wilayah sungai nasional maupun lintas negara.
Untuk mencapai hal ini, TBI akan mendukung kegiatan peningkatan kapasitas bersama, seperti webinar, pertukaran tatap muka, kunjungan studi, serta penyebaran pembelajaran dalam skala global seperti peer to peer dan ke masyarakat.
INBO, sebuah organisasi dengan perhatian kepada implementasi pengelolaan sumber daya air terpadu baik dalam wilayah sungai nasional maupun lintas negara, danau dan akuifer, dari sisi tata kelola yang terpadu, perencanaan strategis, sistem informasi bersama, pembiayaan berkelanjutan untuk mengatasi tantangan perubahan iklim, preservasi keanekaragaman hayati, serta kerja sama lintas negara.
Sejumlah pihak turut berkontribusi dalam program ini. Komisi Eropa berkontribusi dalam bentuk proyek global peer-to-peer untuk organisasi wilayah sungai dan peningkatan kapasitas dan program kembaran IWRM antarorganisasi wilayah sungai. Lalu Badan Pembangunan Perancis berkontribusi dalam bentuk Proyek DYNOBA (peningkatan kapasitas organisasi wilayah sungai lintas negara di Afrika).
Sebelumnya pada hari yang sama, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dalam pembukaan Basin Segment Day menyatakan kolaborasi merupakan kunci keberhasilan dalam pengelolaan basin atau wilayah sungai.
“Basin Segment Day merupakan kesempatan bernilai untuk membahas langkah-langkah selanjutnya untuk meningkatkan kerja sama dan bertukar pengalaman baik tentang pengelolaan basin,” kata Basuki. (Red)



Sembilan Orang Luka-luka akibat Jembatan Leuwiipuh Lebak Putus

Kabar6-Jembatan gantung di Kampung Cigedang, Desa Leuwiipuh, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Banten, putus, pada Rabu (10/4/2024).

Tali sling jembatan yang menghubungkan Desa Leuwiipuh dan Desa Tamansari, Kecamatan Banjarsari tersebut tiba-tiba putus saat dilewati oleh belasan orang warga usai melaksanakan salat Idul Fitri dan hendak berziarah.

Kepala Pelaksana BPBD Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan, saat peristiwa terjadi, ada 15 orang yang sedang berada di atas jembatan.

“Jadi dugaan sementara karena jembatan yang tidak kuat menahan beban sehingga mengakibatkan tali sling putus,” kata Febby, Kamis (11/4/2024).

Febby merinci 15 orang tersebut merupakan warga Kampung Cigedang Desa Leuwiipuh.

**Baca Juga: Tali Sling Jembatan Leuwiipuh Lebak Putus, Belasan Orang Jatuh ke Sungai

Mereka adalah Hasanudin (39), Heti (28), Karno (42), Zikri (2), Ardi (12), Sahira Putri Azizah (8), Karsa (50), Bintang Ampurbasari (16), Sinta Puspita (16), Anidah (18), Ela (25), Erwin (17), Ahsan (7), Joni (26), dan Gio (26).

Saat tali sling putus, 8 dari 15 orang jatuh ke sungai dan mengalami luka ringan. Sedangkan beberapa orang lainnya tidak jatuh ke sungai karena bergelantung di tali sling jembatan yang tidak putus.

“Ada sembilan orang yang mengalami luka-luka. Luka ringan, mulai dari lecet dan memar di bagian tangan dan kaki,” ujar Febby.

Kata dia, korban luka telah mendapat penanganan dari petugas kesehatan puskasmas setempat. Survei juga telah dilakukan terhadap kondisi jembatan pasca kejadian oleh Dinas PUPR.

“Melihat kondisi kerusakan, jembatan dilarang untuk dipergunakan. Tidak ada lokasi yang terisolir, masyarakat masih bisa melalui akses lainnya,” kata Febby.(Nda)




Nahas, 2 Turis Asal Jerman Nyasar ke Hutan Belantara Setelah Ikuti Google Maps

Kabar6-Nasib kurang beruntung dialami dua turis Jerman, Philipp Maier dan Marcel Schoene, yang tersesat di hutan belantara Australia setelah mengikuti petunjuk dari Google Maps.

Maier dan Schoene, melansir Nzherald, melakukan perjalanan dari Cairns ke Bamaga dan berakhir di jalur tanah terpencil, yang membawa mereka ke taman nasional yang tertutup untuk umum. Mobil mereka terjebak lumpur setelah berkendara sejauh 37 mil di trek yang sepi. Tanpa layanan seluler dan persediaan terbatas, Maier dan Schoene terpaksa meninggalkan kendaraan dan berjalan kaki selama lebih dari seminggu untuk mencapai tempat aman.

Keduanya menghadapi kondisi cuaca buruk, termasuk badai petir dan panas ekstrem, dan bahkan sampai di sungai yang dipenuhi buaya selama cobaan berat tersebut. Setelah menempuh jarak 60 kilometer, mereka menemui kesulitan karena kendaraannya macet.

Maier dan Schoene lantas mencoba untuk melanjutkan dengan berjalan kaki, dan segera setelah itu mereka menyadari tengah menghadapi situasi yang serius.

“Saya merasa seperti berada di film jelek, namun berakhir bahagia,” kata Maier. “Kami mencoba membangun tempat perlindungan. Namun hal itu tidak berjalan dengan baik. Jadi kami tidur di bawah langit. Hujan turun sepanjang waktu, tapi tidak apa-apa.”

Kedua turis itu membutuhkan waktu seminggu untuk berjalan kembali ke kota Coen. Akhirnya, mereka berhasil mencapai kota kecil untuk mencari bantuan. “Saat mereka menyadari bahwa mereka sedang dibawa ke selokan kering, mereka mundur dan tetap berada di dalam kendaraan tersebut selama mungkin sebelum mengambil keputusan untuk keluar,” kata Roger James, penjaga Taman dan Margasatwa Queensland.

Maier menyebutkan ada seekor buaya di sungai terakhir yang mereka seberangi. Sementara itu, perwakilan dari Google menyatakan, perusahaan merasa lega karena turis Jerman tersebut selamat dan menyebutkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan.(ilj/bbs)




Penyebab Air di Sejumlah Sungai Wilayah Alaska Berubah Warna Jadi Oranye Masih Misteri

Kabar6-Para ilmuwan sedang berupaya mencari tahu penyebab sungai-sungai di Alaska berubah warna menjadi oranye terang. Disebutkan, beberapa tahun terakhir ini ilmuwan mengamati aliran sungai yang berubah warna jadi oranye cerah di wilayah Arktik Alaska.

Perubahan warna Sungai Salmon baru-baru ini, yang telah ditetapkan sebagai sungai liar dan indah nasional di Taman Nasional Lembah Kobuk, jadi perhatian khusus. Melansir Newsweek, data menunjukkan bahwa air sungai itu masih murni sebelum 2019, namun musim panas tahun itu air jernih Salmon tiba-tiba berubah warna jadi oranye kehijauan. Hal ini juga terjadi pada sungai-sungai di seluruh Brooks Range di Alaska dan kemungkinan akan terjadi di wilayah lain di Kutub Utara.

Menurut laporan, para ilmuwan yang telah mempelajarinya yakin bahwa perubahan iklim adalah penyebabnya. Penelitian menunjukkan wilayah Arktik mengalami pemanasan lebih cepat dibanding wilayah lain di dunia.

Meningkatnya suhu tersebut diperkirakan menyebabkan mencairnya permafrost, tanah yang biasanya tetap beku selamanya, di taman nasional dan sekitarnya. Namun, bagaimana pencairan lapisan es menyebabkan sungai berubah warna masih belum diketahui.

Beberapa peneliti berpendapat, asam dari mineral melepaskan besi dari batuan dasar, dan ketika sedimen tersebut mengenai air dan udara yang mengalir, mereka teroksidasi dan berubah warna jadi oranye.

Teori lain, pencairan tanah permafrost di bawah lahan basah memungkinkan bakteri membuat unsur besi larut dalam air. Saat air tanah membawanya ke aliran oksigen, air tersebut kembali teroksidasi sehingga mengubah aliran menjadi oranye.

Menemukan penyebab fenomena ini penting untuk memahami dampak ekologis yang mungkin terjadi, termasuk risiko yang mungkin timbul terhadap satwa liar di sungai dan masyarakat yang bergantung pada sungai untuk mencari ikan dan air minum.

Banyak anak sungai Wulik yang berubah warna menjadi oranye. Hal ini dapat berdampak signifikan pada Kivalina, sebuah desa dengan 444 penduduk yang membutuhkan sungai untuk air dan ikan. “Ini menarik dari sudut pandang ilmiah, tapi dari sudut pandang emosional, ini menyedihkan,” kata Roman Dial, profesor biologi dan matematika di Alaska Pacific University.(ilj/bbs)




Video Viral, Polisi di India Lempar Separuh Jasad Korban Kecelakaan ke Sungai

Kabar6-Sebuah video viral memicu amarah publik di India. Dalam video yang beredar, tampak polisi di Bihar tertangkap kamera membuang separuh jasad korban kecelakaan lalu lintas ke sungai.

Video yang telah ditonton 800 ribu warganet itu, melansir Straitstimes, menunjukkan tiga polisi membawa jasad korban menuju pembatas jembatan, mengangkat, lalu melemparnya ke sungai di bawahnya. Sementara orang-orang di sekitar menyaksikan kejadian tersebut.

Diketahui, Bihar adalah negara bagian dengan pelanggaran hukum terbanyak di India, juga termiskin dan terbelakang di negara itu.

Polisi senior Rakesh Kumar di Distrik Muzaffarpur, Bihar, mengatakan bahwa anak buahnya hanya melemparkan bagian bawah jasad ke sungai karena hancur parah akibat ditabrak truk yang melaju kencang dan tidak bisa diselamatkan.

“Itu jenazah pria lanjut usia yang belum teridentifikasi. Bagian atasnya dikirim untuk visum, tetapi bagian bawahnya rusak parah sehingga mereka membuangnya ke kanal,” terang Kumar. “Ini kesalahan besar. Kami sudah menskors tiga polisi yang terlihat dalam video.”

Setelah video tersebut viral, polisi setempat mengambil beberapa bagian jasad korban dari sungai.(ilj/bbs)




Tumpukan Sampah di Sungai Bersejarah di Ibukota Provinsi Banten

Kabar6-Tumpukan sampah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cibanten menjadi sorotan beberapa hari terakhir.

Tumpukan sampah di sungai bersejarah di ibukota Provinsi Banten itu dikeluhkan karena mengeluarkan bau tak sedap.

Pada hari Sabtu (23/9/2023) Pemerintah Kota Serang beserta Kodim 0602/Serang, bersama sejumlah pihak mengangkat sampah tersebut.

Adapun penumpukan sampah tersebut terjadi di bawah jembatan Kidemang atau Tol Jakarta-Merak, yang didominasi oleh sampah-sampah masyarakat seperti bahan dapur serta bahan dagangan.

Dilansir dari kemendikbud.co.id, pada jaman Kerajaan Sunda, sungai-sungai yang mengalir dari pedalaman ke utara Jawa dimanfaatkan sebagai jalur penghubung antara Pajajaran dan Banten Girang.

Pada masa yang lebih lanjut, guna mendukung kelancaran transportasi air, dibangun pula kanal-kanal. Perkembangan ini mencapai puncaknya pada abad XVIII dimana kota dan sekitarnya banyak dilalui kanal sungai yang dapat dilayari perahu (Michrob, 1993: 78).

**Baca Juga: Pria di Lebak Ditemukan Tewas Tergantung di Dalam Rumah

Contoh pembuatan jalur kanal di Banten yaitu pembuatan saluran air dari Sungai Untung Jawa hingga Pontang yang dilaksanakan pada tahun 1660.

Pada tahun 1670 dibuat pula saluran dari Tanara hingga Pontang. Daerah tersebut makin berkembang dengan adanya kanal yang difungsikan sebagai jalur transportasi dan untuk mengairi daerah sekitarnya sehingga tumbuh menjadi daerah penghasil pangan bagi Banten.

Kegiatan pembersihan sampah tersebut diikuti oleh Wali Kota Serang Syafrudin, Dandim 0602/Serang Fajar Catur, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang Farah Richi, Kepala Dinas PUPR Iwan

Kepala BPBD Kota Serang Adiat, serta Camat Kecamatan Serang Mashudi juga diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat dan Balai Besar Wilayah Sungai C3 (BBWS C3).

Syafrudin mengatakan bahwa penumpukan sampah ini terjadi selain ulah masyarakat yang membuang sampah sembarangan, juga sampah yang berasal dari berbagai wilayah sekitar.

“Sampah ini indikasinya dari masyarakat, paling banyak itu dari masyarakat yang terdekat” ujar Syafrudin.(Aep)




Supir Ngantuk, Truk Tercebur Sungai di Tigaraksa

Kabar6-Kecelakaan tunggal terjadi di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Truk bernopol A 9615 ZK tercebur ke kolong jembatan Sungai Cimanceuri, Desa Matagara.

“Truk bermuatan kosong. Korban mengalami luka pada bagian tangan hingga kaki,” kata Kasubnit Gakkum Polresta Tangerang, Ipda Adi Sulpaturohman, Kamis (8/6/2023).

**Baca Juga: Stasiun Rangkasbitung Diharapkan Bisa Jadi Landmark Kota

Adi menerangkan, kronologi kejadian bermula saat truk datang dari arah Cikupa menuju Tigaraksa. Setibanya di lokasi perkara korban mengantuk sehingga banting setir ke kanan.

“Korban mengantuk sehingga masuk kedalam sungai dibawah jembatan Milenium,” terangnya.

Beberapa waktu lalu, lanjut Adi, juga kerap terjadi kecelakaan lalu lintas di lokasi tersebut.

“Kalau sepengatahuan saya memang ada beberapa telah terjadi kecelakaan lalu lintas, nanti akan dikoordinasikan kepada pihak terkait,” jelasnya.(Rez)




Tiga Rumah Rusak dan Jembatan Putus di Lebak akibat Sungai Meluap

Kabar6-Luapan Sungai Cibarana mengakibatkan tiga rumah rusak dan jembatan permanen putus, di Kampung Muhara, Desa Cirompang, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak.

Kepala BPBD Lebak Febby Rizki Pratama menyebut, peristiwa itu terjadi pada Minggu (23/4/2023) sekira pukul 15.00 WIB.

“Hujan mengguyur wilayah tersebut dengan intensitas tinggi menyebabkan aliran sungai meluap. Hujan juga disertai dengan angin kencang,” kata Febby dalam keterangannya, Senin (24/4).

Tiga rumah yang terdampak masing-masing milik Rukman, Olot Amir dan Jahali dengan tingkat kerusakan yang bervariatif.

Kemudian jembatan yang putus dihantam derasnya aliran sungai merupakan jembatan yang menghubungkan antara Kampung Muhara dengan Kampung Cirompang.

**Baca Juga: Mancing Ikan Tengah Malam, Warga Kampung Cipari Diterkam Buaya

“Panjang jembatan sekitar 20 meter. Kemudian terdapat juga beberapa titik longsor yakni di jalur Muhara-Cirompang,” sebut Febby.

Tidak ada korban jiwa akibat bencana tersebut. Untuk kelancaran penyeberangan warga, dilakukan pembuatan jembatan darurat secara gotong royong.

“Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana yang disebabkan cuaca ekstrem seperti banjir, longsor hingga angin kencang,” imbau Febby.(Nda)




Digerebek, Pengedar Tramadol di Tangsel Kabur Lompat ke Sungai

Kabar6-Petugas gabungan gerebek dua lapak berkedok toko kelontong di Serpong dan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Pelaku usaha itu ternyata juga menjual obat-obatan keras daftar G.

Kepala Seksi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP Kota Tangsel, Muksin Al Fahri mengatakan, petugas gabungan sempat kejar-kejaran dengan salah satu pengedar obat golongan G di Jalan Wana Kencana, RtT 04/07, Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong.

“Bahkan, dalam aksi kejar-kejaran tersebut dua pengedar sempat menyeburkan diri ke sungai untuk melarikan diri,” katanya lewat keterangan tertulis yang diterima kabar6.com, Jum’at (31/3/2023).

Sementara itu, Sub Koordinator Kefarmasian Dinas Kesehatan Tangsel, Lisa Fantina menerangkan, obat-obatan daftar G milik pedagang itu tidak bebas diperjualbelikan di tempat umum. Sebab mesti dijual di apotek atau toko obat resmi dan itupun wajib pakai resep dokter.

**Baca Juga: Warga dan Tokoh Kramatwatu Dukung Andika Hazrumy Maju di Pilbup Serang 2024

“Dalam razia ini obat yang ditemukan paling banyak jenis tramadol,” terang Lisa.

Muksin Al Fahri menyatakan, pemilik warung kelontong telah melanggar Pasal 69 Juncto Pasal 61 Ayat 1 Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2013 tentang Sistem Kesehatan Kota Tangsel. Pengedar obat daftar G diancam kurungan penjara enam bulan dan atau denda Rp 50 juta.

“Dari razia hari ini ribuan butir pil atau obat golongan G berhasil diamankan bersama penjualnya untuk dimintai keterangan lebih lanjut,” klaimnya.(yud)




Pj Gubernur Banten Larang Buang Sampah di Sungai

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah daerah di seluruh pelosok Provinsi Banten perlu lebih serius untuk meningkatkan sarana dan prasarana Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Ini penting sekali untuk meminimalisir pembuangan sampah oleh masyarakat ke aliran sungai.

Hal ini ditegaskan Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar setelah acara gerakan bersih-bersih sungai Cibanten di Bendungan Karet Cibanten, Kota Serang, Jumat.

“Kita pemerintah daerah Provinsi maupun kabupaten/kota perlu meningkatkan sarana dan prasaran TPS,” kata Al Muktabar.

Ia mengatakan dengan ditingkatkannya sarana prasarana tempat pembuangan sampah oleh pemerintah daerah, akan membuat kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah rumah tangga ke aliran sungai yang ada di wilayah tersebut.

Al Muktabar juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai.

**Baca Juga: Jaksa Agung: Karena Ketidaktahuan, Aparatur Desa Masuk Penjara

Pemprov Banten melalui Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWS3) melakukan normalisasi sungai yang ada di daerah itu untuk mengantisipasi terjadinya luapan air ke pemukiman warga.

“Kita bersama-sama lakukan bersih-bersih sungai untuk mengantisipasi pada situasi di musim penghujan dan mencegah dampak yang mungkin terjadi dari luapan sungai Cibanten,” kata Al Muktabar.

Al Muktabar menerangkan, dirinya juga mencoba mengoperasikan alat berat untuk melakukan pembersihan sungai Cibanten guna menormalisasikan aliran air sungai tersebut. (Red)