1

Pasutri Asal India Ini Dirajam Hingga Tewas Karena Beda Kasta

Kabar6-Tiap orang memiliki kriteria berbeda dalam memilih pasangan hidup. Namun karena perbedaan ini juga, pasangan suami istri (pasutri) asal India yang tidak disebutkan namanya ini dirajam alias dilempari batu hingga tewas oleh para kerabat dari pihak wanita.

Bukan tanpa sebab, melansir indiatimes, rupanya mereka tidak bisa menerima pernikahan pasangan tersebut karena beda kasta. Diketahui, pasutri yang masing-masing berusia 29 tahun itu telah menikah tiga tahun lalu dan memiliki dua anak. Mereka berasal dari desa yang sama di Karnataka, India. Keduanya, pindah ke Bengaluru dan kota-kota lain, karena pernikahan mereka ditentang pihak keluarga.

Nah, pada bulan lalu pasutri ini kembali ke desa asal untuk bertemu anggota keluarga. Siapa sangka, kepulangan mereka seperti mengantar nyawa, karena kerabat dari kedua pihak pasangan itu mengumpulkan massa dan menjalankan eksekusi rajam.

Polisi setempat mengatakan, kerabat yang mengatur eksekusi rajam itu telah melarikan diri. “Mereka (korban) terlihat oleh penduduk desa pada hari Rabu, yang memberi tahu saudara perempuan wanita itu, setelah itu dia mengumpulkan massa yang menyerang pasangan itu dan membunuh mereka dengan batu,” kata Guru Shanth, perwira polisi setempat.

Disebutkan, “Tiga dari tersangka utama telah diidentifikasi, termasuk saudara lelaki dan paman perempuan itu.”

Insiden itu adalah yang terbaru dari serangkaian ‘honour killings’ (pembunuhan demi kehormatan) yang merajalela di kantong-kantong pedesaan negara itu.

Biasanya dilakukan oleh kerabat dekat atau tetua desa untuk melindungi apa yang mereka lihat sebagai reputasi keluarga dalam sistem kasta yang kaku.

Sementara itu, statistik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan, 1.000 dari 5.000 pembunuhan semacam itu secara global terjadi setiap tahun di India.

Mahkamah Agung India memutuskan pada 2011 bahwa mereka yang dinyatakan bersalah atas pembunuhan semacam itu harus menghadapi hukuman mati. ** Baca juga: Ercan Steakhouse, Restoran yang Panggang Satu Ekor Unta Utuh dalam Tungku Pengasapan

Status sosial bagi sebagian orang terkadang menjadi harga mati.(ilj/bbs)




Studi Sebutkan, Penyesalan Kerap Datang Setelah Bercerai

Kabar6-Setiap pasangan suami istri (pasutri) tentu mengalami pasang surut rumah tangga. Dan, masalah yang dihadapi akan lebih kompleks dibandingkan saat masih berpacaran.

Namun sebagian pasutri terpaksa harus mengakhiri biduk rumah tangga mereka, karena berbagai penyebab. Nah, Menurut sebuah penelitian di Inggris, sebanyak 50 persen pasutri yang bercerai dihantui rasa menyesal. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa 54 persen orang mempertanyakan kembali keputusan cerai mereka, yakni “Apakah keputusanku ini untuk bercerai sudah tepat?”

Studi ini, melansir kelascinta, dilakukan sebagai bagian dari promosi film ‘The Punch Love’. Peneliti melibatkan 2.000 responden, merupakan pria dan wanita yang bercerai atau sedang ‘break’ dalam hubungan pernikahan yang terjalin lebih dari lima tahun. Survei tersebut juga menemukan banyak istri yang sudah bercerai baru menyadari kalau mereka masih cinta atau merindukan mantan suami.

Disebutkan, sebanyak 42 persen responden pernah berpikir untuk kembali pada pasangannya. Di antara responden yang mengharapkan pernikahannya terjalin kembali, sekira 24 persen melakukan aksi nyata agar bisa rujuk kembali dengan suami atau istri mereka, dan 21 persen responden bahkan masih hidup bersama setelah resmi bercerai.

Dari 50 persen pasangan yang bercerai, setengah dari mereka merasa lebih bahagia dan tegar menghadapi rintangan sebelum bercerai. Peneliti juga menemukan, satu dari lima orang langsung merasa menyesal setelah mengucapkan kata ‘cerai’, sedangkan 19 persen responden baru merasakan penyesalan seminggu setelah bercerai.

Ada responden yang mengaku berharap dapat mengulang kembali waktu saat perceraian resmi secara hukum. Penyesalan dari perceraian terutama datang saat mereka harus mengurus masalah harta dan memberitahu orang lain kalau dia dan pasangan telah berpisah.

Survei juga menemukan hal lain. Sebanyak 95 persen orang percaya kalau dengan hidup terpisah dengan suami atau istri dalam sementara waktu, sebelum memutuskan untuk benar-benar berpisah, dapat membantu menyelamatkan hubungan pernikahan. ** Baca juga: Gangguan Kesehatan yang Kerap Muncul Saat Musim Pancaroba

Jadi, jangan mudah mengucapkan kata cerai sebelum akhirnya dilanda penyesalan. Jika perlu, konsultasikan dulu dengan konselor profesional untuk membantu Anda menyelesaikan masalah rumah tangga.(ilj/bbs)




Ogah Ikut Wajib Militer, Pemuda 24 Tahun Nekat Nikahi Nenek 81 Tahun

Kabar6-Tampaknya Alexander Kondratyuk (24) enggan menyandang senjata dan mengikuti pendidikan militer atau wajib militer (wamil).

Karena itulah, demi menghindari wamil, pemuda asal Ukraina ini nekat menikahi Zinaida Illarionovna, nenek sepupunya yang berusia 81 tahun. Bagaimana kisahnya?

Pada 2017, melansir Dailymail, Kondratyuk dari Vinnitsa menerima surat perintah di mana dia harus mendaftar di pos komando lokal. Seluruh pemuda Ukraina yang berusia antara 18-26 tahun memang diharuskan mengikuti wajib militer selama satu tahun ke depan dengan satu pengecualian.

Namun apabila mereka harus mengurusi istri yang mempunyai keterbatasan, maka diizinkan tak ikut wajib militer. Kondratyuk berhasil meyakinkan Illarionovna untuk menikah dengannya. Dengan demikian, Kondratyuk yang berumur 24 tahun cukup menunggu selama lebih dari dua tahun supaya dia dinyatakan ‘tua’ untuk ikut wajib militer.

Nah, kasus aneh itu mencuat pada awal 2018, ketika kantor militer di Vinnitsa mengajukan gugatan kepada kantor jaksa untuk membatalkan pernikahan keduanya.

Mereka yakin, Kondratyuk sengaja memalsukan dokumen. Namun hasil penyelidikan menunjukkan bahwa Kondratyuk dan Illarionovna menikah secara legal di desa Baykovka.

Setelah kantor catatan sipil juga memastikan bahwa pernikahan mereka sah, militer akhirnya tidak menyertakan Kondratyuk dalam wamil. Namun pada awal September, sebuah surat kabar Ukraina kembali menyembulkan kisah itu sembari meminta keterangan kepada militer apa langkah selanjutnya.

Aleksandr Danilyuk, direktur yang bertanggung jawab atas wajib militer di Vinnitsa menerangkan, Kondratyuk sah atas dokumen itu. Kondratyuk berulang kali membantah bahwa dia menikah dengan Illarionovna yang lebih tua 57 tahun agar bisa menghindari dari kedinasan.

Dia mengaku mempunyai perasaan kepada Illarionovna, begitu juga sebaliknya. Namun tetangga Illarionovna mengungkapkan, kisah itu bohong. Kepada televisi lokal, seorang tetangga menuturkan, Illarionovna lebih sering dikunjungi oleh cucu dan keponakannya daripada Kondratyuk.

Meski kontroversial, kantor kedinasan menyatakan mereka sudah tidak berminat untuk menggugat legalitas pernikahan Kondratyuk dan Illarionovna. Kecuali terjadi sesuatu sebelum dia berusia 27 tahun, dia tidak akan diperintahkan untuk datang dan mengikuti wajib militer. ** Baca juga: Mendatang, Taksi Terbang akan Beroperasi di Singapura

Strategi yang terbilang nekat.(ilj/bbs)