Dua Temuan Ilmuwan Soal di Situ Sasak, Begini Kata Bang Ben

Kabar6-Dua persoalan baru muncul pascaproyek revitalisasi di Situ Sasak, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Hubungan antarlembaga di tingkat pemerintah pusat dan daerah terputus, ditambah lagi ekologi lingkungan sekitar rusak.

Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie, saat dikonfirmasi tidak menjelaskan substansi dua persoalan temuan ilmuwan di Situ Sasak. Ia hanya menyatakan situ punya multifungsi, selain sebagai daerah resapan air juga digunakan oleh masyarakat untuk saran rekreasi.

“Sumber dayanya masih bisa kita tingkatkan untuk memelihara ikan,” katanya menjawab pertanyaan kabar6.com di Situ Parigi, Kecamatan Pondok Aren, kemarin.

Bang Ben, sapaan Benyamin Davnie mengakui bila multifungsi situ belum bisa berjalan dengan optimal. Perlu kerjasama serius antarpemerintah daerah bersama masyarakat situ dalam pemanfaatan situ-situ.

Ia bilang, tahun lalu sesungguhnya kondisi situ-situ di Kota Tangsel sudah pernah diekspos oleh Walikota Airin Rachmi Diany ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Situ bisa menjadi sarana rekreasi dengan konsep pembangunan.**Baca Juga: Terseret Ombak, Wisatawan Asal Bogor Hilang di Pantai Karang Taraje Lebak.

“Kalau soal kewenangan, jangan berdebat. Karena itu sudah jelas. Sekarang siapa yang peduli? Dalam hal ini pemkot, dan masyarakat sekitar situ. Minimal tegur orang kalau ada yang buang sampah,” tegasnya.(yud)




Pascaproyek Revitalisasi, Ilmuwan Temukan Kerusakan di Situ Sasak Pamulang

Kabar6-Program revitalisasi Situ Sasak, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyisakan persoalan baru. Proyek pengurukan sendimen lumpur yang digarap pada 2017 lalu telah menghabiskan uang negara hingga puluhan milliar rupiah.

Dua persoalan baru ditemui dari hasil riset ilmuwan asal Universitas Terbuka (UT) Pamulang, belum lama ini. Alhasil, rencana awal memperbaiki lahan konservasi dan daerah resapan air di Situ Sasak tidak dapat terwujud.

“Hasil penelitian kami memperlihatkan adanya kerusakan ekologi di lingkungan sekitar Situ Sasak,” kata dosen Perencanaan Wilayah dan Kota, Agus Susanto ditemui di kantornya, Selasa (28/8/2018)

Ia melihat persoalan kedua berupa kewenangan pengelolaan situ-situ yang ada di tangan pemerintah pusat. Sejak awal penggarapan, komunikasi intens dilakuka. antardua lembaga pemerintah di tingkat pusat dan daerah.

“Masalah kedua, ada hubungan kelembagaan yang terputus,” ujar Agus.

Menurutnya, setelah proyek revitalisasi Situ Sasak selesai, komunikasi antar Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) dengan Pemerintah Kota Tangsel ikut-ikutan berhenti. Akibatnya proyek tidak berjalan sesuai rencana awal.

Agus bilang, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan dan Perumahan Rakyat hanya menggelontorkan anggaran tanpa ada penanganan komprehensif.**Baca Juga: Kapolda Banten Akui Anggotanya Lakukan Pungli.

Ditanya pandangannya terkait apakah program revitalisasi hanya sekedar berorientasi proyek. “Bisa jadi begitu. Pusat kucurkan uang, selanjutnya ya selesai,” ungkap Agus.(yud)




81 Pemilik Usaha Garapan di Situ Sasak Direlokasi

Kabar6-Puluhan hektare lahan konservasi dan resapan air di Situ Sasak Tinggi, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), telah beralihfungsi.

Ya, warga sekitar telah memanfaatkan Situ Sasak untuk tempat usaha  pemancingan dan penangkaran ikan sejak era 1970.

Kepala Bidang Bina Manfaat, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Tangsel, Aji Awan mengatakan, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) selaku lembaga yang punya otoritas penuh telah melakukan inventarisir.

Ada 81 pemilik usaha telah menempati lahan dari 18 hektare yang telah berubah fungsi. “Situ Sasak kini hanya tersisa sekitar 7,71 hektare. Dari hampir 18 hektare yang beralihfungsi, 13 hektare kita keruk,” katanya, Kamis (10/9/2015).

Aji jelaskan, saat ini lahan di Situ Sasak telah masuk ke tahapan revitalisasi. Program pengerukan sendimen lumpur ini membuat ke-81 pemilik usaha lahan garapan direlokasi.

Tempat usaha dengan izin hak garap itu disediakan di samping situ dengan luas lahan mencapai tiga hektare. **Baca juga: Tangsel Siapkan Pendidikan Bahasa Asing dan Komputer Gratis.

“Dan, kembalikan sebagai penampungan air. Tiga hektare lahan relokasi usaha warga, dan sisanya (sekitar dua hektare) untuk dibangun area hijau situ,” ujar Aji.

Sebagai tahap awal, proses pengerukan tengah berjalan. Dari 13 hektare lahan yang dikeruk, ditargetkan pengerjaannya dapat rampung hingga bulan November 2015.

“Titik lokasi ada di perbatasan antara (Kelurahan) Pamulang Barat, Pamulang Timur, dan Ciputat. Bulan November baru selesai pengerukan tanah saja,” jelas Aji.

Ditambahkannya, lokasi usaha yang digeluti warga sekitar Situ Sasak diakuinya telah turun-temurun. “Lahannya dimanfaatkan sebagai area pemancingan dan penangkaran ikan,” Tambah Aji.(yud)