1

Maraknya Sistem Pembayaran Online, Bang Andi: BI Harus Ambil Langkah Antisipasi

Kabar6.com

Kabar6-Maraknya system pembayaran online seperti Go Pay, OVO dan lainnya menjadi perhatian Andi Achmad Dara, Caleg DPR RI Dapil Banten III dari Partai Golkar.

Bang Andi, sapaan akrabnya mengatakan, kalau dulu sebelum teknologi berkembang pesat, masyarakat kerap menggunakan jasa perbankan untuk melakukan beragam transaksi.

Namun sejalan dengan kemajuan teknologi, system pembayaran online tumbuh pesat menggantikan peran perbankan dalam bertransaksi.

Untuk itu, Bang Andi mengimbau kepada lembaga jasa keuangan dan Bank Indonesia untuk segera mengambil langkah antisipasi guna menghadapi fenomena tersebut.

“Kita mengimbau OJK dan Bank Indonesia harus lebih cepat mengantisipasi imbas dari system pembayaran online tersebut,” ungkap Bang Andi di BSD belum lama ini.

Melansir detik, Kondisi tersebut pun menjadi perhatian tersendiri oleh Bank Indonesia (BI). Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menilai perbankan kalah dengan melesatnya system pembayaran online tersebut.

Kata Mirza, Bank Indonesia tentunya tak ingin sector perbankan semakin ketinggalan dengan keberadaan online payment system itu.

“Yang non bank melesat dan kita bicara Go Pay dan e-commerce lain, OVO melesat. Sementara teman-teman perbankan kalah,” ujarnya sembari menuturkan bahwa perbankan, dalam hal ini harus meningkatkan kapasitasnya.

**Baca juga: Dukung Program Earth Hour, Hotel Santika premiere Bintaro Padamkan Listrik.

Disamping itu, lanjut Mirza, perbankan ingin ada regulasi yang memberikan kesempatan berusaha yang sama antara perbankan dan GoPay CS.

“Kemudian teman-teman perbankan bagaimana regulator bisa memfasilitasi. Kami di BI ingin bagaimana perbankan jangan ketinggalan,” tuturnya.

Mirza menginginkan bagaimana caranya perbankan jangan ketinggalan dan we need banking but we not bank. Bagi bank sentral itu lebih mudah mengatur ekonomi kalau Perbankan yang ada di depan. (fit)




Ini Alur Standarisasi Sistem Antrean Bus di Terminal 2 Bandara Soetta

Kabar6.com

Kabar6-PT Angkasa Pura II mulai melakukan standarisasi sistem antrean bus dengan pilot project di shelter Bus Terminal 2, Bandara Internasional Soekarno-Hatta sejak Kamis (20/12/2018).

Sistem tersebut dimaksudkan agar penumpang semakin dimudahkan, serta tertib tidak antre dan dapat memperoleh informasi secara valid terkait dengan rute, waktu dan tarif.

Sebab, pada sistem antrean yang baru ini terdapat vending machine, Public Information Display System (PIDS) serta pintu otomatis (autogate) untuk masuk ke dalam area pemberangkatan. Sehingga kenyamanan dan kepastian waktu boarding lebih terjamin.

Ada pun alurnya, penumpang wajib memesan rute atau bertransaksi dengan menggunakan vending machine.

Setelah penumpang mendapat kode QR, selanjutnya membayar tiket sesuai tarif yang terdapat pada kode QR.

Kemudian untuk masuk ke dalam area pemberangkatan bus, penumpang dapat melakukan scan kode QR sebelum naik bus melalui autogate. Pemasangan autogate dimaksudkan agar lajur pada shelter bus dalam kondisi steril.

PIDS layaknya FIDS dapat menginformasikan dengan jelas, baik rute, nama armada bus, serta kepastian waktu tiba dan berangkat.

“Komitmen kami bertujuan agar pelanggan semakin tertib, mudah dan nyaman dalam memperoleh tiket. Dan, yang terpenting muncul kepastian waktu yang akan membuat penumpang tidak khawatir,” terang Febri Toga Simatupang, Senior Manager Of Communication and Legal, Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Selain itu, kata Febri, dengan sistem ini manajemen PT Angkasa Pura II dapat langsung berkoordinasi dengan pihak penyedia bus jika kondisi pergerakan penumpang mengalami lonjakan.

“Sehingga tingkat demand akan kebutuhan bus dapat diketahui sesuai dengan kondisi saat itu,” tuturnya.

Untuk diketahui pengembangan sistem antrean ini juga dimaksudkan agar bus yang berada di bandara dapat terlebih dahulu berada di pengendapan.

**Baca juga: Pelari Asal Kenya Ramaikan Lari 10 K Kabupaten Tangerang.

Dengan sistem ini shelter bus dapat membaca koordinat bus saat di pengendapan dan memberikan informasi yang valid pada PIDS.

“Meski begitu sistem ini akan terus dikembangkan. Karena nantinya akan diterapkan di Terminal 1 dan Terminal 3,” terang Febri.

Seperti diketahui, moda angkutan transportasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta terdapat tujuh perusahaan penyedia bus.

Antara lain, Damri 230 armada, Sinar Jaya 45 armada, Prima Jasa 40 armada, Hiba Utama 28 armada, Agra Mas 27 armada, PPD 27 armada dan Big Bird 15 armada. (res)




Batan Terima Sertifikat Sistem Manajemen Terintegrasi dari PT Sucofindo

kabar6.com

Kabar6-Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) terima sertifikat system management mutu, Keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3) serta lingkungan dari PT Sucofindo di Gedung Graha Widya Bhakti, Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (5/12/2018).

Penerimaan sertifikat itu menjadikan Batan sebagai satu-satunya instansi pemerintah yang berhasil mengintegrasikan ketiga system manajemen yaitu mutu, K3, serta lingkungan menjadi satu system manajemen terintegrasi bernama Sistem Manajemen Batan.

Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto menjelaskan, pelaksanaan system manajemen yang baik merupakan bagian utama dalam mendukung pengelolaan teknologi yang memiliki risiko tinggi seperti nuklir.

“Dengan diterimanya sertifikat dari PT Sucofindo yang pertama kali diberikan kepada kementerian / lembaga, merupakan bukti bahwa budaya birokrasi yang kredibel telah dijalankan oleh Batan,” ungkap Djarot.

**Baca juga: Sosialisasi Teknologi Nuklir ke Masyarakat, Batan Butuh Peran Stakeholder.

Secara sederhana, lanjut Djarot, system manajemen dapat dimaknai sebagai upaya menempatkan masing-masing pendukung di lembaga dalam tugas dan fungsinya.

“Lembaga harus mempunyai bisnis proses yang jelas, tugas masing-masing personel juga jelas dan kesemuanya dikaitkan dengan outcome yang menjadi target lembaga,” paparnya. (fit)