1

Kapusenkum: UU Cipta Kerja Ide Besar Majukan Bangsa

Kabar6-Kepala Pusat Penerangan dan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Dr. Ketut Sumedana membuka kegiatan penerangan hukum di Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Kegiatan ini dirangkai dengan seminar yang bertemakan Dinamika Undang-Undang Cipta Kerja”.

Dalam sambutannya, Kapuspenkum menyampaikan tujuan dari acara ini diselenggarakan guna memberikan pencerahan terkait Undang-Undang Cipta Kerja bagi para pekerja agar memahami isi dan latar belakang Undang-Undang tersebut, sehingga tidak mudah terprovokasi  dengan berita-berita hoaks yang beredar.

Di kesempatan tersebut, Staf Khusus Wakil Presiden RI Bidang Hukum dan juga Pakar Hukum Tata Negara Prof. Satya Arinanto, turut hadir sebagai narasumber.

Terkait Undang-Undang Cipta Kerja, Kapuspenkum menyampaikan undang-undang ini disusun dimaksudkan untuk berbenah ke arah yang lebih baik.  “Untuk menuju negara yang modern dan maju memang diperlukan adanya permbaharuan undang-undang,” ujar Kapuspenkum.

Lebih lanjut, Kapuspenkum menyampaikan Undang-Undang Cipta Kerja adalah ide besar untuk memajukan bangsa dalam rangka menarik investor bukan saja dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri, karena investor luar tidak menyukai regulasi atau aturan yang berbelit-belit.

Sementara Staf Khusus Wakil Presiden RI Bidang Hukum dan juga Pakar Hukum Tata Negara, Prof. Satya Arinanto memberikan keterangan bahwa Undang-Undang Cipta Kerja dilakukan sebagai sinkronisasi terhadap 70 peraturan perundang-undangan yang materinya cenderung tumpang-tindih.

“Pengertian Omnibus Law adalah suatu undang-undang yang mengatur berbagai hal yang berbeda atau bisa juga satu undang-undang yang diarahkan pada satu alternatif. Misalnya Omnibus Law khusus tentang kekuasaan kehakiman atau pidana,” jelas Prof. Satya.

**Baca Juga: Usai Kasus Oknum Paspampres, Toko Obat Ilegal di Tangsel Kompak ‘Tiarap’

Selain itu, dari perspektif sejarah hukum, ia menyampaikan pada 1819 sampai 1949 di wilayah Hindia Belanda pernah diberlakukan sekitar 7.000 peraturan perundang-undangan. Dalam penelitian pada 1995 terhadap sekitar 7.000 peraturan perundang-undangan yang pernah diberlakukan di Hindia Belanda. Dari 7.000 peraturan yang diberlakukan tersebut, masih ada tersisa 400 peraturan perundang-undangan lagi.

“Sebenarnya dari sejarah hukum Indonesia, Omnibus Law bukan hal yang baru,” ujar Prof. Satya.

Prof. Satya menambahkan, metode Omnibus Law dalam Undang-Undang Cipta Kerja itu sebagai langkah yang tepat. Hal ini menjelaskan bahwa reformasi hukum untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi itu amat multi-sektoral, dan kondusifitas iklim investasi itu ditentukan oleh hukum yang tidak berbelit.

Kegiatan ini penerangan hukum dalam seminar Dinamika Undang-Undang Cipta Kerja” ini dihadiri oleh audiens dari PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), PT Damri dan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI).(Red)




Ketua LAN RI Buka Pameran dan Seminar Nasional Policy Brief PKN

Kabar6-Pusat Penerangan Hukum berpartisipasi dalam Pameran Proyek Perubahan dan Seminar Nasional Policy Brief Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) 1 Angkatan 156 Tahun 2023 LAN RI dengan menampilkan proyek perubahan “Kolaborasi Jaga Desa”.

Pameran dan seminar tersebut berlangsung di Gedung Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI pada Senin, (7/8/2023).

Adapun proyek perubahan tersebut merupakan karya Kepala Pusat Penerangan Hukum Dr. Ketut Sumedana sebagai salah satu peserta PKN 1 Angkatan 156 Tahun 2023 LAN RI. Proyek Perubahan “Kolaborasi Jaga Desa” ini bertujuan agar memberikan manfaat masyarakat kepada desa dengan pembangunan yang berkelanjutan tanpa penyimpangan, serta mendukung terciptanya suasana nyaman, aman dan damai di desa.

Selain Pameran Proyek Perubahan, diselenggarakan juga Seminar Nasional Policy Brief dengan tema “Strategi Peningkatan Investasi di Sektor Mineral dan Batubara dalam Menghadapi Krisis Global” yang dibuka langsung oleh Ketua LAN RI Dr. Adi Suryanto, M.Si. melalui sambutan yang dibacakannya.

Dalam sambutannya, Kepala LAN RI menyampaikan bahwa Seminar Nasional ini dilaksanakan sebagai rangkaian akhir dari proses pembelajaran PKN 1 Angkatan 156 Tahun 2023 LAN RI.

**Baca Juga: Beda Geng RT Duel, Satu Remaja di Ciputat Timur Tewas

“Semoga hasil pembelajaran selama di LAN dapat diimplementasikan sebagai pemimpin perubahan, dan pelaksanaan seminar ini sekaligus dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam pelaksanaan investasi nasional di bidang Minerba, baik dari sisi peningkatannya, pengamanannya, perlindungannya, mitigasinya maupun pengembangannya pada masa mendatang di tengah krisis global,” ujar Kepala LAN RI.

Pameran dan seminar ini dilaksanakan bukan semata-mata sebagai syarat untuk kelulusan peserta PKN 1, akan tetapi para peserta diharapkan mampu menjadi pendorong, motivasi, inspirasi sebagai pemimpin perubahan yang memiliki mindset membangun kepemimpinan yang holistik, kolaboratif di lembaga dan instansinya. Selain itu, peserta juga dapat menjadi solusi pelayanan yang prima dalam memecahkan berbagai persoalan di masyarakat pada era transformasi digital.

Dalam seminar ini hadir sebagai narasumber yakni Menteri Investasi RI Bahlil Lahadalia, Narasumber dari Kepolisian Republik Indonesia, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Kementerian Dalam Negeri, serta dari pihak swasta. (Red)




‘Aisyiyah Kota Tangerang Gelar Seminar Parenting

Kabar6-Majelis Paud, Pendidikan Dasar dan Menengan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kota Tangerang menggelar seminar parenting di Aula Universitas Muhammadiyah Tangerang, Sabtu (5/8/2023).

Seminar tersebut dihadiri oleh anggota para oranag tua siswa, guru dan komite sekolah Muhammadiyah se Kota Tangerang.

Pentingnya pola komunikasi efektif antara orang tua dan anak di era digital dengan berbagai persoalan yang terjadi saat ini.

Hal ini perlu disikapi secara seksama agar tumbuh kembang anak baik secara fisik dan mental. Hal ini yang mendasari Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kota Tangerang melalui Majelis Paud, Pendidikan Dasar dan Menengah.

**Baca Juga: Raya Bocah Penderita ISPA di Pamulang Sudah Pulang ke Rumah

Menghadirkan narasumber, Sri Damayanti, M.Psi seminar parenting berlangsung hangat dan interaktif membahas pola komunikasi anak dan orang tua.

Ketua penyelenggara, Siti Nuraeni menyampaikan seminar parenting merupakan kepedulian PDA Kota Tangerang terhadap tumbuh kembang anak.

“Agar orang tua tidak melakukan kesalahan dalam pengasuhan orang tua kepada anak,” ujar Siti. (Oke)




JAM PIDMIL dan STHM Gelar Seminar Koneksitas Sistem Peradilan Pidana

Kabar6-Bertempat di Aula Graha Pusat Zeni TNI Angkatan Darat (Pusziad) Matraman Jakarta Timur, Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Militer (JAM PIDMIL) Kejaksaan Agung bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM) menyelenggarakan seminar nasional dengan tema “Peran Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Militer dalam Acara Koneksitas Pada Sistem Peradilan di Indonesia.”

Sebagai pembicara dalam seminar dihadiri oleh Akademisi Dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga Dr. Bambang Suheryadi, Direktur Penindakan pada JAM PIDMIL Tahun 2021 Brigjen TNI (Purn.) Edy Imran, S.H., M.Si., M.H., dan  Hakim Agung Ad Hoc Tipikor pada Mahkamah Agung serta Dosen Hukum Pidana STHM Kolonel Purn. Dr. Agustinus, S.H., M.H.

Narasumber yang pertama Dr. Bambang Suheryadi Dosen Fakultas Hukum Unair memaparkan materi mengenai “Koneksitas dalam Perspektif Hukum Militer”, menyampaikan bahwa kompetensi lembaga peradilan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 termasuk di dalamnya Peradilan Militer.  Hukum Militer diatur secara khusus, agar prajurit dapat melaksanakan tugas pokok dengan maksimal di bidang pertahanan negara.

Dalam hukum militer, terdapat pengaturan tentang disiplin militer dimana Komandan selaku Atasan Yang Berhak Menghukum, diberi wewenang menjatuhkan hukuman disiplin penahanan terhadap prajuritnya.

Terhadap tindak pidana yang dilakukan bersama-sama antara sipil dan militer, terdapat hukum acara yang sejak lama sudah mengatur pemeriksaan  koneksitas baik di Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana maupun di Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer

“Pengembangan hukum pidana formil ke depan tetap diperlukan adanya pengaturan tentang acara pemeriksaan koneksitas, karena adanya dua badan peradilan yang berbeda dengan kedudukan yang sama-sama diatur berdasarkan UUD 1945 yaitu peradilan umum dan peradilan militer,” ujar Dr. Bambang Suheryadi, Senin (19/06/2023).

Ia juga menyampaikan bahwa mencermati perkembangan hukum ke depan, akan menempatkan JAMPIDMIL pada peran yang strategis khususnya dalam hal koordinasi dan membangun sinergi di  bidang teknis penuntutan pada konteks single prosecution system dalam sistem peradilan pidana, khususnya untuk menyatukan dua yustisiabel hukum yang berbeda.

**Baca Juga: Wacana Pembangunan Underpass Jombang di Ciputat Sejak 17 Tahun Silam

Narasumber selanjutnya yaitu Brigjen TNI (Purn.) Edy Imran, S.H., M.Si., M.H. memaparkan materi berjudul “Penanganan Perkara Koneksitas dan Kompleksitasnya”, menuturkan bahwa secara struktural JAMPIDMIL adalah unsur pembantu Jaksa Agung dalam melaksanakan tugas dan wewenang Kejaksaan di bidang koordinasi teknis penuntutan yang dilakukan oditurat dan penanganan perkara koneksitas yang bertanggung jawab kepada Jaksa Agung.

JAMPIDMIL harus mampu membangun sinergi dengan unsur lainnya di dalam sistem penegakan hukum pidana, khususnya dalam penanganan perkara koneksitas yang penting dan mendapat perhatian publik seperti korupsi, tindak pidana pencucian uang, dan memaksimalkan upaya pengembalian aset dalam perkara korupsi.

“Bahwa unsur-unsur di dalam suatu perkara koneksitas, diantaranya bahwa pelaku/subjek harus dua orang atau lebih; yang bekerja bersama-sama atau memiliki niat yang sama dalam melakukan suatu tindak pidana; dan kedua pelaku tersebut masing-masing tunduk pada yustisiabel pengadilan yang berbeda,” ujar Edy Imran.

Disampaikan juga dalam paparannya, bahwa dalam kurun waktu dua tahun organisasi JAMPIDMIL sudah menangani perkara korupsi besar dengan nilai kerugian ratusan miliar rupiah, dan berhasil menyelamatkan sejumlah aset dengan nilai total mencapai sekitar Rp200 Miliar.

Narasumber terakhir yakni Dr. Agustinus, S.H., M.H. memaparkan materi dengan tema “Acara Koneksitas sebagai Jalan Tengah Kompetensi Absolut Sistem Peradilan Militer dan Peradilan Umum dalam Tindak Pidana Penyertaan Militer dan Sipil”. Dalam paparannya, ia menyampaikan bahwa koneksitas/acara koneksitas adalah “barang lama” yang sudah diatur sejak Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1950 tentang Susunan Pengadilan/Kejaksaan dalam lingkup peradilan ketentaraan. Selain itu, juga dalam Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman Nomor 14 Tahun 1970, Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1981 dan Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1997.

Seminar Nasional ini diselenggarakan secara terbuka dihadiri sekitar 200 peserta dan diikuti sekitar 1.500 peserta lainnya secara daring dari kalangan mahasiswa Fakultas Hukum beberapa perguruan tinggi di Jakarta, akademisi dan peserta dari satuan hukum TNI yang terdiri dari Penyidik Polisi Militer, Perwira Hukum, Oditur dan juga Jaksa serta Asisten Pidana Militer pada Kejaksaan Tinggi

Acara seminar dibuka dan ditutup oleh Ketua STHM dan hadir sebagai undangan diantaranya Jaksa Agung Muda Pidana Militer, Komandan Puspom TNI dan Puspom Angkatan, Kepala Pengadilan Militer Utama Mahkamah Agung, Kababinkum TNI, Oditur Jenderal TNI, Direktur Hukum Angkatan Darat dan Kediskumal serta Kadiskumau, Kadilmilti Jakarta dan beberapa Dekan Fakultas Hukum yang hadir sebagai undangan. (Red)




Semiloka Tiga Hari, Menduniakan Bahasa Indonesia

Kabar6-Asosiasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA) di Jerman menggelar Seminar dan Lokakarya di Museum Papua, Gelnhausen, di negara bagian Hessen, Jerman, selama tiga hari dengan peserta 35 orang yang mengikuti secara luring dan daring, di Eropa, Asia serta Jerman.

Agenda kegiatan dimulai pada Jumat, 28 April 2023. Semiloka ini dibuka secara langsung oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Federal Jerman, Arif Havas Oegroseno.

Dalam sambutannya, Arif Havas Oegroseno mengapresiasi kegiatan para pengajar dan pegiat BIPA di Jerman. Dia memotivasi seluruh peserta Semiloka untuk selalu optimal dalam memberikan pembelajaran tentang bahasa dan keragaman budaya Indonesia kepada warga asing di Jerman/Eropa.

“Ketertarikan warga Jerman dan Eropa ke Indonesia dari aspek bahasa, budaya, dan aspek lainnya melalui pembelajaran BIPA dan kegiatan tahunan Semiloka. Semakin banyak warga Jerman yang tertarik dengan Indonesia, bukan saja dari aspek bahasa, budaya, atau pariwisatanya saja, melainkan juga dari segi kemajuan-kemajuan besar yang telah dicapai Indonesia saat ini,” ujar Arif Havas Oegroseno, dalam keterangan resminya yang diterima Rabu (03/05/2023).

Seminar dan Lokakarya bertema ‘Membangun Sinergi untuk Internasionalisasi BIPA’ itu, mendapat apresiasi dari dosen Universitas Hamburg.

Yanti Mirdayanti, Ketua Panitia Semiloka yang juga merupakan dosen di Universitas Hamburg, mengapresiasi perhatian dan partisipasi dari Kedutaan Besar RI di Jerman, khususnya pihak Atdikbud sebagai mitra utama hingga Konsulat Jenderal di Frankfurt dan Hamburg dalam setiap kegiatan APPBIPA.

“Kegiatan Semiloka telah kami selenggarakan secara rutin sejak tahun 2017. Kami berterimakasih atas perhatian besar dan partisipasi aktif dari pihak perwakilan Republik Indonesia di Jerman yang selama ini terus mendukung kegiatan APPBIPA Jerman. Fokus agenda kami bukan hanya mengejar target jumlah peminat pemelajar BIPA secara kuantitas, melainkan juga kualitas,” kata Yanti.

Paska sambutan pembukaan dari Ketua Panitia Semiloka, Konjen Frankfurt, dan Dubes RI untuk Jerman, berlangsung penyerahan buku “Cultural Heritage of Indonesia in Germany atau Kulturerbe Indonesiens in Deutschland” yang disusun dan diterbitkan oleh KBRI Berlin tahun 2022, dari Dubes Arif Havas Oegroseno kepada Yanti Mirdayanti mewakili APPBIPA Jerman, dengan didampingi Konsul Jenderal RI di Frankfurt, Asep Somantri.

**Baca Juga: Kejagung Beri Santunan Anak Yatim Piatu Saat Halal Bihalal Idul Fitri

Agenda Semiloka tiga hari yang berlangsung hingga Minggu, 30 April 2023 itu diisi para pemateri yang ahli pada bidang ke-BIPA-an, seperti mengundang para ahli Bahasa Indonesia sebagai narasumber. Di antaranya Profesor E. Aminudin Azis dari Kepala Badan Bahasa, Profesor Arndt Graf dari Universität Goethe Frankfurt, Prof. Suyoto Atim dari APPBIPA Jepang, Dr. Ikhsanudin dari Universitas Tanjungpura, juga Dr. Liliana Muliastuti yang saat ini menjabat sebagai Ketua APPBIPA Pusat.

Materi yang disampaikan selama Semiloka cukup beragam, mulai dari politik diplomasi BIPA, tantangan dan peluang mengajar paska pandemi, internasionalisasi budaya, dan tradisi nusantara.

Pengajaran BIPA juga diminati anak-anak maupun remaja, temanya pun dibuat semenarik mungkin untuk mendukung internasionalisasi Bahasa Indonesia yang sudah diajarkan di beberapa negara.

“Kami akan mengajukan penyelenggaraan Semiloka BIPA VI di Rumah Budaya di Berlin, sehingga lebih sentral dan semoga bisa menjadi sumber energi yang lebih besar lagi bagi para praktisi APPBIPA dalam mensosialisasikan Bahasa Indonesia dan budaya Indonesia ke dunia internasional,” tutupnya. (Dhi)




Andika Hazrumy, PAUD Penting Demi Masa Depan Anak

Kabar6-Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan ujung tombak pendidikan, terutama dalam hal pembentukan karakter yang baik. Pendidikan karakter harus ditanamkan kepada anak sejak usia dini, karena masa ini adalah masa emas atau golden age dalam pembentukan sikap dan perilaku anak.

“Oleh karena itu, peran pendidik PAUD sangatlah penting dalam memberikan pendidikan yang baik dan berkualitas kepada anak-anak,” kata Andika Hazrumy, dalam sambutannya pada acara Seminar Pendidikan Kepala Satuan PAUD se-Kabupaten Serang di Auditorium Kampus Untirta Sindangsari, Kota Serang, Banten, Rabu (15/04/2023).

Untuk itu Andika yang juga Ketua Karang Taruna Provinsi Banten ini meyakini, keberhasilan dari seminar tersebut akan menjadi sarana atas ketercapaian pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak usia dini di lembaga-lembaga PAUD.

Menurut Andika, di dalam seminar itu tentu akan dikaji dan dikuatkan atas hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana metodologi pembelajaran anak usia dini, mulai dari hak-hak yang harus diberikan untuk peserta didik usia dini hingga bagaimana menentukan ukuran atas keberhasilan dari pembelajaran yang dilakukan.

“Saya berharap semua peserta seminar dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan baru, tentang bagaimana cara memberikan pendidikan yang baik dan menyenangkan bagi anak-anak,” paparnya.

Andika juga berharap stakeholder PAUD dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang tugas dan tanggung jawab pendidik PAUD dalam membentuk karakter anak-anak.

Dalam penguatan mempersiapkan kehidupan seseorang di masa datang, karakter menjadi domain yang utama dibanding domain akademik. Kehidupan religi, taat pada aturan, disiplin, menghormati orang tua, menghormati diri sendiri, memiliki nilai juang dan selalu bekerja keras, rajin, menurut Andika, adalah antara lain nilai-nilai yang dikuatkan dalam pengembangan karakter.

**Baca Juga: JB, Mantan Bupati Lebak Dilaporkan ke Polisi

“Inilah yang menjadi keutamaan dalam pendidikan usia dini,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, dalam sambutannya menekankan, tentang peningkatan kualitas guru PAUD sebagai landasan membangun masa depan Kabupaten Serang. Oleh karena itu, Pemkab Serang membuat program beasiswa dan peningkatan kemampuan mengajar para guru.

Diungkapkan Tatu, beasiswa sarjana telah diberikan kepada 371 guru PAUD tahap 1 dan sudah diwisuda. Tahap 2 saat ini, masih ada sekira 368 guru PAUD yang masih proses kuliah. Selain itu, program insentif diberikan kepada 3.076 guru PAUD dengan total anggaran Rp 5,5 miliar.

“Kita semua tahu bahwa keberadaan guru PAUD sangat amat penting. Karena mereka mendidik anak usia dini, dan kita tahu juga perkembangan kecerdasan 50 persen, sebagian ada di anak usia dini. Kemudian pembentukan karakter tepat diberikan pada usia dini ini,” kata Tatu. (Dhi)




Jadi Pembicara di Universitas Esa Unggul, Kapolresta Tangerang : Attitude Adalah Kunci Sukses

Kabar6-Kapolresta Tangerang Komisaris Besar Polisi Sigit Dany Setiyono, S.H., S.I.K., M.Sc., Eng, menyempatkan waktu menjadi pembicara dalam seminar hybrid akademika yang melibatkan ratusan mahasiswa Universitas Esa Unggul Kampus Tangerang di CitraRaya, pada Kamis (09/03/2023).

Kapolres Sigit dalam pemaparannya menyampaikan materi tentang penguatan tugas kepolisian melalui pembinaan attitude atau sikap di Perguruan Tinggi.

Menjaga attitude dalam lingkungan pergaulan baik terhadap sesama mahasiswa maupun masyarakat luas dianggap sangat penting untuk mengantarkan generasi millenial ke pintu gerbang kesuksesan.

“Tugas kepolisian adalah sebagai fungsi menghadirkan rasa aman dan saya berharap kita semua bisa berkontribusi memiliki etika dasar yang baik, bagaimana membangun attitude yang baik, bangun dari diri sendiri mulai sekarang, karena kunci kesuksesan yang sejati adalah attitude yang sempurna berani membangun attitude yang baik,” ungkap Kapolres Sigit.

Dijelaskan Sigit, pihaknya mengapresiasi tingginya attitude yang dimiliki mahasiswa Universitas Esa Unggul.

Attitude itu tentunya akan menjadi moral serta kompas bagi mereka di era digitalisasi yang tengah dihadapi saat ini.

“Saya lihat attitude mahasiswa di Universitas Esa unggul sudah bagus tinggal dikembangkan saja. Kalau prestasi akademik dan kecerdasan mungkin semua orang bisa memilikinya, tapi attitude ini tak semuanya punya. Nah, dengan attitude ini setidaknya dapat melindungi anak muda sekarang dari ancaman budaya luar yang penyebarannya cukup masif melalui internet,” katanya.

Oleh karenanya, kata dia, semua pihak harus mempunyai komitmen dengan menyatukan sikap membuat gerakan bersama dalam membangun attitude.

Pasalnya, nilai luhur akhlakul karimah melalui pembangunan attitude merupakan
tanggungjawab orang tua kepada yang muda.

“Orang tua berkewajiban memberikan suri tauladan, membina, mendidik serta membiasakan diri dengan menampilkan attitude yang baik bagi anak- anaknya. Kita bisa jadi begini juga karena orang tua, makanya penting sekali para orang tua menularkan akhlakul karimah kepada mereka,” ujarnya.

Diinformasikan, acara seminar Hybrid Akademika #Series 20 ini dihadiri Direktur Universitas Esa Unggul Kampus Tangerang Dr. Drs. Dihin Septyanto, ME, Warek 3 Bidang Kemahasiswaan Ari Pambudi, S.Kom., M.Kom dan Alumni Universitas Esa Unggul.

**Baca Juga: Alun-alun Pamulang Diresmikan, Wali Kota Benyamin: Tempat Jalan Sore dan Berkumpul yang Asik

Selain Kapolres Sigit, sejumlah pakar juga turut andil menjadi pembicara dalam seminar tersebut.

Para pembicara hebat yang hadir tersebut, diantaranya Assoc Prof. T. Syahrul Reza (Founder-CEO ASEAN Lecturer Community) dan Dr. Muhammad Soleh Hapudin., M.Si (Ketua DPW Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (FORSILADI) Prov. Banten/ Dosen Prodi PGSD UEU).

Ketiga pembicara membawakan materi yang sangat menarik dan informatif terkait membangun attitude yang baik, khususnya dikalangan generasi millenial.

Hal ini membuat peserta yang hadir begitu antusias dalam mengikuti jalannya Seminar Hybrid Akademika #Series 20. (Tim K6)




Dihadiri Ratusan Mahasiswa, Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UMT Gelar Seminar Nasional Pancasila

Kegiatan seminar nasional Pancasila

Kabar6-Sebanyak 250 Mahasiswa Program Studi (prodi) Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) antusias mengikuti seminar nasional Pancasila. Kegiatan bertema Nilai-nilai Pancasila dalam Berbangsa dan Bernegara tersebut digelar di Aula Jenderal Sudirman, Kampus UMT, Minggu (15/1/2023).

Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber ST Wahana Ananta, Anggota Komisi VI DPR RI, Dr. Tantry Widiyanarti, akademisi UMT, Muhammad Daud, akademisi Institut Ilmu Al Qur’an Jakarta, yang dipandu moderator Yusuf Fadli, M.Soc.Sc.

Ketua Pelaksana Kegiatan Mohamad Romli mengatakan, tujuan digelarnya acara itu untuk meningkatkan pemahaman dan menambah wawasan mahasiswa FISIP UMT tentang nilai-nilai Pancasila, kemudian diharapkan dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Kami berharap, melalui seminar ini, wawasan kebangsaan kami sebagai anak bangsa semakin luas. Sehingga kami dapat menjadi generasi muda penerus bangsa yang mampu berkiprah untuk mengharumkan nama keluarga, serta bangsa dan negara,” ungkapnya.

Wakil Dekan 1 FISIP UMT Dr. Nurhakim mengapresiasi mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi yang telah menyelenggarakan seminar nasional tersebut.

Menurut Nurhakim, tema kegiatan tersebut sangat relevan, sebab nilai-nilai Pancasila harus terus dihidupkembangkan. “Karena banyak nilai-nilai Pancasila yang konteksnya harus terus dipahami dalam kehidupan saat ini. Sebab jika kita salah memahaminya, akan jadi bias dan kabur. Sehingga acara seminar ini sangat bagus sekali,” ujarnya.

Ananta Wahana yang menjadi pemateri pertama memaparkan mulai dari sejarah perumusan Pancasila hingga fungsi Pancasila.

Ananta memaparkan, Pancasila yang menjadi pengikat dan pemersatu bangsa Indonesia yang memiliki luas wilayah 2 juta Km², jumlah penduduk sekitar 270 jiwa yang tersebar di 17.504 pulau dengan keragaman etnis, suku, bahasa, hingga agama.

“Sampai cendekiawan Barat menyebut Indonesia negara khayalan. Sebab jarak tempuh dengan naik pesawat dari Aceh ke Papua sama dengan dari Jakarta ke Makkah. Satu negara sama dengan 11 negara,” paparnya.

Menurut Ananta, luasnya wilayah Indonesia adalah jasa pemerintah Kolonial Belanda yang membuang Bung Karno (Soekarno) ke Brastagi, Bangka, Bengkulu, Ende, Jawa Barat, dan lain-lain.

“Sehingga dalam pengasiangannya itu, menginspirasi Pidato Bung Karno lahirnya Pancasila 1 Juni 1945. Pancasila sebagai pemersatu atau pengikat antar wilayah, rasa kebangsaan, serta kekayaan perbedaan Indonesia,” terangnya.

Kemudian, dia menyontohkan beberapa negara yang tercerai berai karena tidak memiliki pengikat sebagaimana yang dimiliki bangsa Indonesia. Bangsa-bangsa yang tak sekompleks Indonesia itu namun kini menjadi bangsa-bangsa kecil di antaranya Yugoslavia yang pecah menjadi 7 negara.

“Yugoslavia yang luas wilayahnya hanya 200 Km² pecah menjadi 7 negara, yaitu Serbia, Montenegro, Bosnia, Kosovo, Slovenia (Kroasia), Herzegovina, dan Makedonia Utara.

Negara besar karena tidak ada pengikat seperti Pancasila yang juga bercerai berai yaitu Uni Soviet yang pecah menjadi 15 negara, di antaranya ada yang sedang berperang, yaitu Rusia dengan Ukrania.

Uni Soviet terpecah belah menjadi Rusia, Uzbekistan, Ukrania, Armenia, Georgia, Azerbain, Belarusia, Kazakhstan, Estonia, dan lain-lain.

“Kita sangat bersyukur karena mendapatkan warisan dari para pendahulu kita yaitu Pancasila yang menjadi pemersatu bangsa Indonesia,” katanya.

Narasumber kedua yaitu Muhammad Daud menerangkan, nilai-nilai Pancasila selaras dengan Islam. Islam dan Pancasila berjalan seiringan. Sebab umat Islam dalam kehidupan dituntut untuk berbuat kebaikan yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

Daud menyebutkan keselarasan itu di antaranya Pancasila sebagai pelindung dan pelayanan agama-agama. Dia mengutip dalil Al Qur’an surat Yunus ayat 99 dan dan Al-Maidah ayat 48.

“Kemudian seruan berbuat adil kepada semua umat manusia, dalilnya Al Qur’an surat Annisa ayat 58, An-Nahal ayat 90. Memperkokoh persatuan, Al Qur’an surat Al Hujurat ayat 13, dan mengedepankan musyawarah, dalilnya surat Al-Syura ayat 38,” terangnya.

Masih kata Daud, agama semestinya sebagai sumber untuk meningkatkan peradaban, bukan sebagai identitas kelompok sosial, sehingga kehadiran agama yang berbeda-beda tidak dimaknai sebagai ancaman antar kelompok agama itu sendiri.

**Baca Juga: Pembukaan MTQ Kota Tangerang Dipadati Masyarakat 

“Agama bisa meneguhkan nilai-nilai Pancasila ketika agama dimaknai oleh pemeluknya sebagai sumber peradaban dalam masyarakat plural. Berislamlah secara subtansi, bukan dengan simbol-simbol,” tegasnya.

Narasumber ketiga yaitu Dr Tantry Widiyanarti menelaah etika Pancasila yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila, yang terkandung lima nilai, di antaranya : spiritualitas, humanis, solidaritas, menghargai orang lain, dan peduli.

Tantry menekankan, pengimplementasian etika Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sangat penting. Sebab, permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini yaitu korupsi, terorisme, pelanggaran HAM, kesenjangan sosial, ketidakadilan hukum, dan kurangnya kesadaran membayar pajak.

“Alasan munculnya Pancasila sebagai sistem etika karena terjadi dekadensi moral, korupsi yang merajalela, kurangnya kontribusi dalam pembangunan, pelanggaran hak-hak asasi manusia, dan kerusakan lingkungan,” katanya.

Pancasila sebagai sistem etika, menurut Tantry, sangat mendesak. Pertama sebagai sumber moral dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan, dan keputusan yang diambil setiap warga negara.

Kemudian memberi panduan bagi setiap warga negara, sehingga memiliki orientasi yang jelas dalam tata pergaulan, baik lokal, nasional, maupun internasional.

“Urgensi Pancasila sebagai sistem etika juga karena menjadi dasar analisis berbagai kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara negara, dan filter untuk menyaring pluralitas,” pungkasnya. (Oke)




Seminar Di Kampus Untara : Wagub Banten Ajak Sinergi Pentahelix Tumbuhkan Minat Milenial Garap Ekonomi Kreatif

Kabar6.com

Kabar6 – Wakil Gubernur Banten H.Andika Hazrumy mengungkapkan, ekonomi kreatif di Provinsi Banten memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Data Menparekraf RI menunjukkan bahwa Provinsi Banten merupakan pengekspor ekonomi kreatif ketiga terbesar Nasional setelah Jawa Barat dan Jawa Timur. Khususnya pada subsektor fashion, kuliner dan kerajinan tangan atau kriya. Di satu sisi, partisipasi generasi milenial pada sektor Ekonomi Kreatif masih relatif rendah yakni baru sebesar 17,8 persen.

“Berdasarkan data tersebut, Pemerintah Provinsi Banten berharap sinergi akademisi, pelaku usaha, pemerintah, masyarakat dan media massa atau pentahelix diharapkan dapat menghasilkan terobosan-terobosan baru dalam penguatan dan pengembangan sektor ekonomi kreatif di Provinsi Banten untuk menumbuhkan minat generasi milenial Banten untuk menekuni industri kreatif,” papar Andika saat menjadi keynote speaker pada Seminar bertema “Eksistensi Generasi Milenial dalam Bingkai Kearifan Lokal untuk Membangun Ekonomi Kreatif” dalam rangka Dies Natalies Ke-1 Universitas Tangerang Raya Komplek Perumahan Sudirman Indah, Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang, Kamis (21/10/2021).

Karena itu, lanjutnya, mahasiswa sebagai generasi milenial perlu terus dipacu untuk bisa kapabilitas untuk menjadi pemilik dari berbagai jenis usaha sesuai latar belakang ilmu dan passion, dengan manfaatkan berbagai peluang dan sumber daya yang tersedia menjadi produk kreatif barang/jasa yang potensial dengan tetap mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal.

Lebih jauh Andika berharap pendidikan kewirausahan di perguruan tinggi hendaknya dijalankan dengan kreatif dan membekali mahasiswa untuk mandiri dan tidak berorientasi menjadi pencari kerja ketika yang bersangkutan menyelesaikan studinya, melainkan berupaya menjadi pencipta lapangan kerja.

Idealnya, kata Andika, setiap kampus memiliki program mahasiswa wirausaha yang meliputi program wirausaha mahasiswa, workshop kewirausahaan, pelatihan dan pendampingan (dosen dan praktisi) dan expo kewirausahaan. Worskhop dan pelatihan-pelatihan kewirausahaan kreatif dimaksud, kata Andika, seperti pelatihan digital marketing dan visualisasi produk, SDM dan sumber daya Bisnis, Analisis biaya produksi dan investasi, proposal bisnis, strategi bisnis, pengelolaan keuangan, penciptaan produk/merek, agar ditingkatkan baik melalui dalam pengajaran maupun dalam penelitian ataupun praktik.

Sementara itu, Ketua ICMI Kabupaten Tangerang Maksis Sahabi M.AP menjelaskan, Program pengembangan ekonomi kreatif ke depan khususnya pada sektor-sektor potensial di Provinsi Banten, seperti sektor pertanian khususnya pada subsektor tanaman pangan, tanaman hortikultura, perikanan dan peternakan agar terus dikembangkan. Menurutya, perlu berbagai stimulan untuk meningkatkan minat dan daya tarik generasi milenial untuk menggeluti wirausaha sektor pertanian yang dikombinasikan dengan ekonomi kreatif. Khususnya pada aspek pemasaran pada platform digital terlebih saat ini, data APJII menunjukkan 73,7 persen dari total penduduk Indonesia merupakan pengguna internet atau sebanyak 196,71 juta jiwa.

“Data ini menunjukkan potensi yang cukup besar bagaimana industri kreatif dipasarkan melalui platform digital. Selain itu, daya dukung terhadap pengelolaan rantai pasok agar generasi milenial tertarik untuk mengelola sektor pertanian menjadi sumber daya ekonomi yang potensial juga sangat diperlukan,” paparnya.

Ke depannya, secara kelembagaan di lingkungan pemerintah daerah, memang perlu ada sub unit kerja yang membidangi industri kreatif pada perangkat daerah baik
di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

“Yang memiliki tugas dan fungsi utama yaitu memfasilitasi pengembangan jejaring dan mendorong kerja sama antar insan kreatif dalam lingkup regional, nasional dan internasional,” imbuhnya.

Ditempat Yang Sama Rektor Universitas Tangerang Raya, Ir.Mardiyana menambahkan, Acara yang diadakan ini bertujuan untuk membuka mindset wirausaha dalam diri anak-anak muda zaman sekarang sehingga dengan adanya acara ini diharapkan mahasiwa dapat membuka sebuah usaha yang dapat merubah aspek kehidupan.

Pembahasan mengenai ekonomi kreatif, dimana ada beberapa sub sektor ekonomi kreatif diantaranya yaitu kuliner, kriya dan fashion, dan lain lain. Selain itu pemateri juga menyampaikan langkah-langkah dalam membangun sebuah bisnis dan bagaimana merubah mindset kita mengenai kewirausahaan itu.

**Baca juga: Mad Romli Hadiri Acara Hari Santri Nasional di Ponpes Nur Antika

“Karena fokusnya bersifat kekinian menyebabkan acara ini banyak partisipan, yang berasal dari mahasiswa dan mahasiswi. Dialog hangat karena daya Tarik materi dan bahasa tubuh yang di sampaikan oleh narasumber, hanya waktu yang membatasi, sehingga acara ditutup dengan saling memberi kepuasan bagi segala pihak,” ujarnya.

Perlu diketahui, Acara Seminar juga sangat mengutamakan protokol kesehatan yang sangat ketat, dan sebelum masuk ke dalam ruangan seminar, sudah disiapkan petugas untuk mengecek suhu tubuh, menyiapkan hand sanitizer, masker, dan sangat menjaga jarak aman.(red)




Gemitra Gelar Seminar Mimbar Kepemudaan Di Perpusda Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-Generasi Milenial Tangerang Raya (Gemitra) menggelar Seminar Mimbar Pemuda, di ruang seminar Dinas Perpustakaan dan Arisp Daerah Kabupaten Tangerang Jl. H. Abdul Hamid No.9, Kadu Agung, Tigaraksa Tangerang, Sabtu (21/12/2019).

Seminar Kepemudaan dengan tema “Menentukan Arah Gerak Pemuda Dalam Mewujudkan Kabupaten Tangerang yang Semakin gemilang, untuk Banten Berakhlakul Karimah” itu, menghadirkan narasumber Ketua KNPI provinsi Banten, Ketua Karateker DPD KNPI Kabupaten Tangerang, Dewan Pengurus Pusat AMPI, Ketua PGK Kabupaten Tangerang.

Ketua pelaksana seminar Mimbar Pemuda Rano Nursalam menyampaikan ucapan terimakasih kepada para narasumber dan seluruh peserta yang hadir dalam seminar dan diskusi Mimbar Pemuda.

“Saya selaku ketua Panitia pelaksana mengucapkan terimakasih kepada seluruh yang hadir dan tentunya mohon maaf atas segala kekurangannya,” ungkap Rano.

Ia juga mengatakan, Gemitra akan terus berupaya merangkul pemuda untuk ikut serta dalam memajukan kabupaten Tangerang gemilang dan program seperti ini akan terus diagendakan setiap tahunnya.

Menurutnya seiring pergantian regenerasi, setiap tahun adanya sirklus yang tamat SMA ke jenjang kuliah, hal itu akan terus dikembangkan supaya jiwa militansi pemuda itu ada untuk membangun kabupaten Tangerang.

**Baca juga: Sambut Hari Amal Bakti, Kemenag Kabupaten Tangerang Gelar Ragam Acara.

“Kita akan terus kembangkan agar jiwa militasi para pemuda itu ada untuk membangun kabupaten Tangerang yang gemilang, karena melihat potensi pemuda pemudi Tangerang cukup baik, dan bagaimana caranya organisasi pemuda ini memperdayakan mereka”, ujar Rano disela sela seminar siang tadi.

Namun ia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanggerang bisa membantu untuk mensukseskan program programnya.

“Saya berharap Pemerintah dalam hal ini Bupati Tangerang bisa membantu sarana dan prasarananya,” pungkas Rano. (Ris)