1

20 Persen Lulusan SMA, Kualitas SDM Anggota DPRD Kota Serang Diupgrade

Kabar6.com

Kabar6-Anggota DPRD Kota Serang yang baru dilantik akan mendapatkan pelatihan peningkatan kapasitas pada Oktober mendatang.

Peningkatan (upgrade) sumber daya manusia anggota parlemen ini dilakukan mengingat sekitar 20 persen hanya lulusan SMA, selebihnya Diploma, Strata 1 dan Strata 2.

“Nanti ada pelatihan untuk anggota sesuai dengan keinginan pak wali dalam kaitan peningkatan kualitas SDM,” ujar Sekwan Kota Serang Moch Ma’mun Chudari, kepada Kabar6.com, Kamis (19/9/2019).

Rencananya, kata Ma’mun, Pemkot Serang akan mengadakan pelatihan kaitan dalam peningkatan kualitas SDM dewan baru.

“Pelatihan yang akan diberikan kepada anggota DPRD Kota Serang yang baru tersebut, yaitu orientasi dan pendalaman tugas bagi pimpinan dan anggota DPRD.”

Ma’mun mengatakan hal itu sesuai Permendagri 133 tahun 2017 tentang orientasi dan pendalaman tugas bagi anggota dprd prov dan anggota DPRD Kabupaten/kota yaitu orientasi dan pendalaman tugas anggota DPRD dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap dan semangat pengabdian Anggota DPRD dalam melaksanakan tugas pemerintahan daerah dalam kerangka NKRI.

Mengenai tempatnya sendiri, kata Ma’mun, diatur oleh BPSDM Prov Banten mengenai tanggal, tempat dan pelaksanakannya.**Baca juga: 13 Anggota DPRD Kota Serang Hanya Mengantongi Ijazah SMA.

Kata dia, seluruh anggota DPRD memiliki kewajiban mengikuti orientasi ini dilakukan satu kali pada awal masa jabatan setelah pengucapan sumpah/janji Anggota DPRD.

“Kita masih terus kordinasi dengan BPSDM untuk pelaksanaannya, diharapkan di bulan oktober ini dapat terlaksana, semoga,” katanya.(Den)




Silent Tsunami Selat Sunda dan Evaluasinya

Kabar6.com

Kabar6-Runtuhnya sebagian besar tubuh Gunung Anak Krakatau (GAK), menimbulkan Tsunami Senyap pada 22 Desember 2018. Akibatnya, 351 jiwa meninggal dunia, 675 orang luka-luka, 7000 lebih warga harus mengungsi, serta meluluhlantakkan lebih dari seribu rumah dan ratusan fasilitas publik.

Tsunami senyap itu membuka mata masyarakat luas akan pentingnya mitigasi dan manajemen kebencanaan. Terlebih, potensi gempa Sunda Megatrush di Selatan Jawa, termasuk Banten. Penanganan pra, saat dan pasca bencana Tsunami Selat Sunda pun di evaluasi. Salah satu catatannya yakni komunikasi.

Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menghadapi kebencanaan pun dilakukan oleh Basarnas. Setidaknya, setiap individu bisa menyelamatkan diri sendiri, guna mengurangi korban jiwa.

“Ada yang mengatakan bahwa saat terjadi bencana masih bingung kemana harus melapor, komunikasi ini yang masih harus kita harus jalin lebih dalam lagi,” kata Zaenal Arifin, Kepala Basarnas Banten, ditemui usai evaluasi dan catatan penanganan Tsunami Selat Sunda di Kota Cilegon, Banten, Senin (2/9/2019).

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banten M. Juhriyadi mengatakan pihaknya saat ini tengah membangun kesiapsiagaan masyarakat Banten, terlebih di daerah-daerah yang berpotensi besar terdampak bencana.

Sebagai upaya mengatasi potensi bencana tsunami terutama di Wilayah Pandeglang yang bisa saja terjadi entah karena pergeseran lempeng maupun erupsi Gunung Krakatau, pihaknya akan menggencarkan edukasi masyarakat untuk menyiapkan masyarakat pada potensi gempa yang hingga saat ini belum ada alat untuk memprediksi waktu kejadiannya secara tepat.

Bencana tsunami yang terjadi di wilayahnya pada tahun lalu, menurutnya membuka fakta yang telah lama diungkap banyak peneliti. Juhriyadi menjelaskan bahwa fenomena tsunami yang biasanya diawali oleh gempa, ternyata tsunami pada Desember lalu ini justru diakibatkan oleh erupsi gunung yang sebenarnya setelah dikaji, fenomena ini telah 12 kali terjadi yang dimulai pada tahun 461 masehi.

“Saat ini yang paling mendesak sebagai hasil evaluasi dari bencana tsunami kemarin, pertama adalah membangun kesiapsiagaan masyarakat atas bencana. Kedua, menyiapkan tempat evakuasi sementara dan membangun jalur evakuasi. Ketiga, membuat rambu-rambu evakuasi. Keempat, pemerintah daerah perlu memetakan zona rawan tsunami,” terang M. Juhriyadi usai melakukan paparan dalam kegiatan evaluasi pelaksanaan operasi SAR Tsunami Selat Sunda ditempat yang sama, Senin (2/9/2019).

Sementara Pakar Gempa Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano mengatakan bahwa mitigasi bencana saat ini lebih fokus menjadikan masyarakat sebagai objek yang harus dievaluasi. Padahal, menurut Irwan Meilano, Pemerintah daerah sebagai pembuat kebijakan saat ini masih minim terkait wawasan mitigasi bencana.

“Megathrust itu potensi rill, yang menjadi persoalan sekarang adalah terkait mitigasi bencananya. Sekarang ini lebih banyak menitik beratkan kepada masyarakat, padahal sebenarnya Pemerintah daerah juga masih minim edukasi terkait mitigasi bencana,” jels Pakar Gempa Intitut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano, ditempat yang sama, Senin (2/9/2019).

**Baca juga: Mafia Narkoba Berharta Rp28,3 T, Bebas Gunakan Handphone di Lapas Cilegon.

Wawasan mitigasi bencana yang masih minim pada pemerintah daerah di banyak tempat saat ini menurutnya adalah terkait konsep tata ruang yang tahan terhadap bencana. Dirinya menilai saat ini banyak daerah yang belum serius mewujudkan tata ruang yang dapat mengurangi resiko bencana, seperti penegasan aturan bangunan di pesisir yang biasanya hanya menyalahkan masyarakat.

Pembangunan rumah yang mempunyai ketahanan khususnya pada bencana gempa juga dinilai belum menjadi perhatian Pemda. Lagi-lagi persoalan seperti ini menurutnya diserahkan kepada masyarakat.

“Masyarakat memang harus paham tentang mitigasi bencana, tapi yang saya tahu dimana-mana upaya pengurangan resiko itu sifatnya top-down atau dari pemangku kebijakan di atas kepada masyarakat di bawah. Jadi menempatkan masyarakat sebagai objek saja itu tidak tepat,” terangnya.(Dhi)




Ingin Pemerataan Pembangunan Banten Terwujud, WH : Tingkatkan Kualitas SDM

Kabar6.com

Kabar6-Gubernur Banten, Wahidin Halim menyatakan dengan membangun sumber daya manusia (SDM) berkualitas, baik secara intelektual, spiritual dan emosional. Maka dia, dapat mewujudkan pembangunan di Provinsi Banten agar bisa lebih merata dan dirasakan masyarakat luas.

Tidak hanya membangun SDM, lanjut mantan Walikota Tangerang dua periode tersebut mengatakan, masyarakat juga harus berdaya saing dalam menghadapi perkembangan zaman, pembangunan ASN juga menjadi hal krusial yang saat ini terus ia benahi.

“Reformasi birokrasi memang menjadi program prioritas kami. Bagaimana agar mindset ASN Pemprov ini diubah dan dibangun dari yang sebelumnya berorientasi pada kepentingan pribadi menjadi ASN yang melayani masyarakatnya. Maka, selain saya terapkan sistem open bidding, assesment dan penempatan tugas sesuai kompetensi dan track record, ada reward untuk ASN yang memang disiplin dan mampu memenuhi target kinerja seperti pemberian tunjangan kinerja yang sesuai,” terang pria bertubuh jangkung tersebut, Rabu (15/5/2019).

Dirinya juga dengan tegas terhadap ASN yang melanggar peraturan dan ketentuan yakni dengan diberikannya sanksi ringan, sedang hingga berat. Dengan penerapan reformasi birokrasi demikian, Gubernur mengaku telah merasakan dampak positif baik dari ASN itu sendiri maupun masyarakat yang dilayaninya.

“Yang paling berat memang membangun SDM, karena kita merehabilitasi mindset SDM-nya. Kalau ASN sudah bisa mengubah dirinya menjadi ASN melayani, maka masyarakat juga akan berubah dengan sendirinya. Makanya, kami bangun sistem yang diharapkan dapat memotong mata rantai peluang terjadinya korupsi yang dilakukan ASN. Walau dalam perjalannya banyak tantangan, tapi saya nggak takut karena niat saya teguh ingin membangun Banten,” jelasnya.

Menurutnya, untuk membangkitkan semangat anti korupsi pada pegawainya, selama dua tahun ini terus dilakukan upaya-upaya preventif. Seperti penerapan sistem Simral dengan menggandeng KPK, pelibatan BPKP dalam pembentukan satgas pengawasan internal, hingga pemangkasan-pemangkasan anggaran pada kegiatan-kegiatan yang tidak perlu.

“Makanya, mereka yang selama ini tertekan karena tidak bisa sewenang-wenang dan merasa terganggu kepentingannya, melakukan tindakan untuk menghentikan langkah kami memberantas korupsi. Saya tetap maju, karena saya ingin mengubah citra dan mengembalikan kejayaan Banten,” tukasnya.

**Baca juga: Tarik Ulur Rencana Pemberian THR Pegawai Di Lingkungan Pemprov Banten Terus Bergulir.

WH juga berharap agar masyarakat dari berbagai kalangan termasuk media massa agar dapat mendukung langkahnya untuk memberantas korupsi dan membangun Banten agar lebih maju, berdaya saing namun tetap memegang teguh nilai-nilai religiusitas yang taat dan toleran.

“Ketika kita ingin memberantas korupsi, biasanya ditinggalkan sendirian. Tapi ketika kita mau melakukan korupsi, semua berdatangan dan ikut membantu. Tapi, saya yakin masyarakat Banten tidak ingin menderita lagi karena menjadi korban dari koruptor,” tegas Gubernur WH. (Den)




Atasi Persoalan SDM, Arief Paparkan Program MESS

kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang gencar melakukan pembinaan pegawai mulai dari eselon IV hingga II, melalui Program Monday Executive Sharing Session (MESS) sebagai langkah dalam mengatasi keterbatasan SDM yang menjadi masalah umum, tidak hanyak di lingkup pemda namun juga di lingkup kementerian.

Hal itu diungkapkan Walikota Tangerang Arief R Wismansyah saat menjadi narasumber di acara Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka penyusunan grand design pembangunan ASN 2020-2024 dengan tema capaian dan tantangan pengelolaan ASN.

“Setiap Senin setelah apel para pejabat diberikan edukasi tentang manajerial dengan narasumber yang berbeda – beda. Karena kami tahu kelemahan kami di bidang manajerial, jadi kami siapkan pembinaan setiap minggunya,” kata Arief di Ruang Kutilang, hotel Ambhara, Jakarta, Rabu (29/8/2018).

Selain itu, untuk menuju program birokrasi yang mudah dan cepat, Arief juga menyampaikan tentang program paperless yang tengah dilakukan oleh pemkot Tangerang namun masih memerlukan regulasi yang tetap dari pemerintah pusat.

“Visi kami di pemkot Tangerang, tahun 2020 pelayanan di kota harus 100 persen paperless,” tukas Arief.

Arief juga memaparkan hasil riset yang dilakukannya. Masih adanya masyarakat yang tidak mengetahui atau mengenal keberadaan suatu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam struktur organisasi pemerintah daerah.

“Mungkin di tempat lain juga banyak masyarakat yang tidak tahu kalau di pemerintahan itu ada namanya BKN atau BKPSDM. Ini lebih disebabkan karena urusannya tidak menyentuh langsung dengan masyarakat, beda dengan Dinas PU yang urusannya langsung dengan masyarakat,” jelas Arief.**Baca juga: Wow, 1.300 Ton Sampah Dibuang di TPA Rawa Kucing.

Seperti diketahui, selain Arief yang hadir pada acara FGD yang diinisiasi oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) tersebut, hadir pula kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana dan kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat Sumarwan Hadisoemanto yang juga didaulat sebagai narasumber. (fit/hms)




Uji Kompetensi Tingkatkan Kualitas SDM Hotel dan Resto

kabar6.com

Kabar6-Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Muhamad membuka kegiatan uji kompetensi sertifikasi profesi pariwisata di Kota Tangsel, Senin (6/8/2018) bertempat di Solmarina, Serpong Utara, Tangsel.

Sekda Tangsel Muhamad, mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada panitia penyelenggara yang telah melaksanakan kegiatan ini.

“Kita ketahui bersama bahwa kegiatan yang kita lakukan saat ini merupakan upaya untuk membangun kesiapan sumber daya manusia khususnya dibidang kepariwisataan, kegiatan ini juga merupakan implementasi dari peraturan pemerintah no 52 tahun 2012,” ungkap Sekda.

Muhamad menjelaskan, uji kompetensi sangat diperlukan untuj pemantayan SDM yang sudah tersetifikasi, “Saya berharap peserta yang ikut program sertifikasi mendapatkan perubahan pola pikir dan perubahan pola perilaku.”jelasnya

Seluruh peserta sertifikasi secara tidak langsung akan menjadi seorang kader wisata dan harus memiliki beberapa kriteria pertama,memiliki kualitas individu yang baik, kedua memiliki minat di bidang pariwisata, ketiga memiliki bakat yang dapat dikembangkan di bidang pariwisata, keempat memiliki potensi di bidang pariwisata serta memiliki hasrat dan motivasi yang kuat di bidang pariwisata.

“Saya berharap kepada para peserra dapat mengikuti kegiatan ini dengan seksama, muda-mudahan bapak ibu yang lulus sertifikasi nantinya akan dapat membantu Pemkot dalam mengembangkan serta meningkatkan potensi kepariwisataan yang ada di Tangsel,” jelasnya.

Ketya Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Tangsel, Gusri Efendi, menjelaskan, uji kompetensi ini diikuti sebanyak 300 peserta dari hotel maupun restoran yang ada di Tangsel.

“Pelaksanaan uji kompetensi ini berlangsung selama tiga hari dengan lima kategori yang mengikuti ujian baik pelayanan, ballboy, dan lainnya, ” ungkapnya.**Baca juga: Oknum Pejabat Diduga Terlibat Pengurukan Situ Rompong.

Kegiatan uji kompetensi ini untuk meningkatkan potensi dan kualitas SDM di bidang hotel dan restoran. “Sertifikat ini berlaku untuk di ASEAN, jadi bagi yang memiliki ini bisa bekerja dimana saja, sertifikat uji kompetensi dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Personal dari Kementerian Pariwisata, dan gratis tanpa dipungut biaya, karena anggaran dari Kementerian, “singkatnya.(BL/hms)