1

Kelompok Bank Sampah di Tangsel Didorong Tularkan Ilmu dan Semangat Positif

Kabar6-Penanggulangan masalah sampah di Kota Tangerang Selatan (Tangan) menjadi tanggung jawab bersama seluruh pihak. Kelompok warga yang tergabung dalam bank sampah juga punya andil besar dalam membentuk kepedulian mengurangi limbah rumah tangga.

Demikian diungkapkan Sekretaris Daerah Kota Tangsel, Bambang Noertjahyo saat acara peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2024 di Jaletreng, Kecamatan Setu. “Kelompok bank sampah mesti dapat menularkan ilmu dan semangat positif kepada seluruh masyarakat,” ungkapnya, Rabu (6/3/2024).

Ia jelaskan, masalah sampah khususnya limbah plastik telah menjadi isue dunia internasional. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri untuk menanggulangi masalah sampah perkotaan.

Bambang berharap, kelompok-kelompok bank sampah mau berbagi pengetahuan tips dan kiat mengelola limbah rumah tangga menjadi bernilai ekonomi. Termasuk membuka jaringan pengepul sampah plastik, kardus, dan jenis limbah lainnya.

“Penanganan sampah merupakan persoalan yang serius, yang harus mendapatkan perhatian dari kita semua,” terang Bambang.

Menurutnya, diperlukan adanya kerja sama dari seluruh pihak terkait dalam menyelesaikan masalah soal sampah ini. Timbulan sampah di Kota Tangsel saat ini telah mencapai sekitar 1000 ton per hari.

Pemerintah Kota Tangsel, lanjut Bambang Noertjahyo, tetap berkomitmen mengatasi masalah sampah. Salah satunya dengan membangun fasilitas teknologi incinerator di Intermediate Treatment Facility (ITF), Parigi, Kecamatan Pondok Aren.

“Pemerintah Kota Tangerang Selatan terus berupaya mengelola sampah dengan baik. Tapi kami juga perlu partisipasi aktif dari masyarakat dalam menanggulangi sampah perkotaan,” ujarnya berharap.

Baca Juga:Aturan Selama Ramadan 2024, MUI Tangsel: Masyarakat dan Aparat Hukum Harus Komitmen

Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel, Wahyunoto Lukman mengatakan, acara mesti dapat memacu lebih semangat kelompok bank sampah. Mereka tidak bosan mengedukasi sekaligus mengajak kelompok warga lainnya mendirikan bank sampah aktif.

“Dan tidak bosen-bosennya mengkampanyekan, mengimbau, mengajak seluruh lapisan warga masyarakat di Kota Tangerang Selatan agar tetap peduli,” katanya.

Wahyonoto bilang, telah ada Peraturan Wali Kota Nomor 83 Tahun 2022, tentang Pengurangan Penggunaan Wadah atau Kantong yang Berbahan Plastik. Kebijakan itu terbukti sudah cukup efektif.

Industri supermarket, minimarket dan ritel sejenis susah tidak menyediakan kantong plastik. Maka kini tinggal mendorong secara masif ke kalangan pelaku usaha kecil menengah serta masyarakat untuk mau beralih pakai tas kantong ramah lingkungan.

“Kampanye larangan penggunaan kantong plastik juga terus kami lakukan di pasar-pasar tradisional maupun pasar modern yang ada di Kota Tangsel,” tambahnya.(Adv)

 




P&G Indonesia Komitmen dalam Mengelola Sampah Plastik

Kabar6-Isu sampah plastik terus menjadi perhatian serius di Indonesia, sebagaimana yang terungkap dalam hasil Riset Sampah Indonesia 2023 yang dilakukan oleh SIPSN (Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK RI).

Menurut riset tersebut, total sampah plastik yang ada saat ini mencapai sekitar 17 juta ton, dimana sekitar 66,8 persen (kurang lebih 11,5 juta ton)¹ telah berhasil diolah. Data ini menjadi indikator penting bahwa upaya pengelolaan sampah plastik terus berjalan, namun masih memerlukan perhatian lebih intensif dan pengelolaan yang efektif.

Pada Hari Peduli Sampah Nasional tahun ini, pemerintah mengusung tema “Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif”, dengan tujuan untuk mendorong upaya bersama untuk memperkuat posisi sektor pengelolaan sampah sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia, sebagai manifestasi dari prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan yang memadukan antara ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

Sejalan dengan semangat pemerintah tersebut, Procter &Gamble (P&G) Indonesia aktif berkontribusi dalampengelolaan sampah plastik dengan cara produktif melalui program P&G Conscious Living. Lewat program Conscious Living, P&G Indonesia mendorong penerapan prinsipekonomi sirkular yang tidak hanya berhenti pada pengelolaanlimbah plastik yang baik, tetapi juga mencakup serangkaianintervensi yang luas di sektor lainnya.

P&G Conscious Living merupakan program pengumpulandan pengelolaan sampah kemasan produk P&G untuk didaurulang menjadi barang yang bernilai dengan melibatkan publik. P&G Conscious Living telah berjalan sejak 2021 dan membuat P&G menjadi perusahaan pertama yang bertanggung jawab atas sampah plastik multilayer atau sachet dan HDPE.

Saranathan Ramaswamy selaku President Director, P&G Indonesia menyatakan, “Seiring dengan semangat dalamperingatan Hari Peduli Sampah Nasional, P&G Indonesia terus berkomitmen mendukung pemerintah dalam menjagakeberlanjutan lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah plastik.

**Baca Juga: Hari Peduli Sampah Nasional 2024, SMART Ekselensia Indonesia Gelar Gerakan Peduli Sampah.

Di level pasca konsumsi, kami telah konsistenmenjalankan program P&G Conscious Living sejak 2021,yang melibatkan masyarakat dalam pengumpulan dan pengelolaan sampah kemasan plastik. Pada tahun ini, tekad kami adalah untuk mendorong lebih banyak konsumenberpartisipasi dalam program ini, agar jumlah sampah plastik yang berhasil dikelola semakin meningkat, sehinggamenciptakan dampak positif yang lebih besar pada lingkungan.” Demikian ketarangan tertulisnya, Kamis (22/2/2024).

Sejak dimulai di tahun 2021 hingga Desember 2023, program P&G Conscious Living di provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta telah mengumpulkan sekitar 250 ton sampah plastik, dengan melibatkan sekitar 70,000 konsumen dan memberdayakan banyak petugas sampah dari berbagai latar belakang, termasuk ibu rumah tangga, ojek online, dan lainnya.

Pentingnya kolaborasi dalam pengelolaan sampah plastik juga tercermin melalui kerjasama P&G dengan salah satu mitra ritelnya, Super Indo, yang dimulai pada tahun 2022 di Jawa Barat. Seiring dengan keberhasilan dan pembelajaran dari kolaborasi tersebut, P&G dan Super Indo melakukan ekspansi program ke wilayah DKI Jakarta pada awal tahun 2023.

Menanggapi langkah proaktif P&G Indonesia, Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Vinda Damayanti Ansjar S.Si., M.Sc., menyatakan, “Upaya menuju pengelolaan sampah plastik yang lebih berkelanjutan bukanlah hanya tugas satu pihak, melainkan kolaborasi bersama.

Konsistensi dan komitmen pihak produsen seperti P&G untuk meningkatkan upaya pengelolaan sampah plastik, sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mencapai lingkungan yang bersih dan sehat melalui penerapan tanggung jawab Produsen dan ekonomi sirkuler. Semoga langkah baik dan nyata seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan dan lembaga lain untuk turut berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan.” (Red)




Perdana di Kota Tangerang Plogging, Kampanyekan Tak Gunakan Sampah Plastik

Kabar6.com

Kabar6-Dalam rangkaian memperingati Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia pada 5 Juni 2022 mendatang, dan juga edukasi meminimalisir penggunaan sampah plastik, komunitas Banksasuci menggelar kegiatan Plogging, Bagging Waste and Fit yang dimulai dari Novotel Hotel, dan berakhir di Patio Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Sabtu (28/5/2022).

Ketua Banksasuci, Ade Yunus mengatakan event Plogging ini baru pertama kali digelar di Kota Tangerang. Tujuan utamanya yakni meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan dan juga penggunaan plastik berlebih yang tidak baik bagi lingkungan.

“Plogging itu jogging sambil memungut sampah yang ada di jalanan dan ini baru pertama kali diadakan di Kota Tangerang,” jelas Ade seusai kegiatan di Puspem Kota Tangerang.

“Mudah-mudahan dengan plogging ini kesadaran masyarakat juga meningkat tentang pentingnya kebersihan dan penggunaan plastik yang berlebih,” tambahnya.

Kegiatan diikuti sekira 100 peserta yang hadir dari 11 perwakilan hotel di Kota Tangerang dan juga Jakarta. Untuk perhotelan ini sekaligus kampanye pengurangan penggunaan bahan-bahan plastik.

“Jadi, kami harap nantinya sudah tidak ada penggunaan bahan plastik di perhotelan seperti sedotan dan semacamnya,” katanya.

Ditempat yang sama, General Manager Mercure Tangerang dan BSD City, Rury Mashuri mengatakan, dengan mengikuti kegiatan ini, pihaknya berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan menggantinya dengan bahan-bahan lain yang ramah lingkungan.

“Kami peduli dengan isu ini dan juga berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di hotel kami. Sebagai gantinya, kami gunakan bahan lain yang tentunya ramah lingkungan,” katanya.

**Baca juga: Penghargaan Perdana! RS Mata Berbasis Wakaf di Indonesia Baksos Operasi Katarak Gratis

Sementara itu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup, Eni Nuraeny mengapresiasi kegiatan ini dan berharap pelaku usaha lainnya dapat berpartisipasi untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

“Saya berharap kegiatan seperti ini bisa terus berlangsung dan pelaku usaha lainnya, juga masyarakat dapat berkontribusi pada pengurangan penggunaan plastik sekali pakai. Dan ke depannya sudah tidak ada lagi sampah plastik di Kota Tangerang,” tandasnya. (Oke)




Miris, Perairan Laut di Pandeglang Tercemar Sampah Plastik

Kabar6.com

Kabar6- Miris, Perairan laut dan Pantai di wilayah Kabupaten Pandeglang tercemar sampah, hal mengancam kelangsungan hayati biota laut dan manusia. Parahnya lagi sebagai pesisir pantai abrasi.

Mngantisipasi pencemaran air laut dan abrasi pantai dan penyelamatan biota laut, pihak Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutun dan Keamanan Hasil Perikanan Merak (SKIPM), bersama Dinas Perikanan Pandeglang, dan pihak terkait lainnya melakukan reboisasi dan bersih-bersih pantai di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Rabu 26 Mei 2021.

Kepala SKIPM Merak M Hanif mengatakan upaya penyelamatan kelangsungan hidup biota laut, kegiatan ini juga sebagai bentuk penyadaran masyarakat terhadap kondisi lingkungan laut. Diharapkannya, kepedulian masyarakat sekitar dalam menjaga kelestarian laut lebih meningkat lagi.

“Kami juga mendorong masyarakat untuk lebih peduli lagi terhadap lingkungan. Salah satunya dengan tidak membuang sampah ke bantaran sungai dan laut, karena pencemaran ini jadi ancaman bagi biota laut,” katanya.

Saat ditanya kenapa lokasi kegiatan itu dilakukan di wilayah Pandeglang, apakah karena kondisi laut Pandeglang sudah banyak tercemari sampah dan abrasi. Ia mengaku, setelah hasil survey yang dilakukan pihaknya, lokasi ini tepatnya dilakukan di wilayah sini (Teluk, Labuan). Karena kata dia, banyak kawasan pantai yang sudah terkena abrasi dan pencemaran sampah.

“Kami lihat juga kawasan pantai banyak dicemari sampah plastik, artinya kami melihat kesadaran masyarakatnya masih kurang. Makanya kita dorong melalui kegiatan Bulan Mutu Karantina ini,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Perikanan Pandeglang, Suaedi Kurdiatna mengaku, sangat mendukung langkah yang dilakukan pihak SKIPM Merah terhadap kondisi laut di Pandeglang. Sebab kata dia, pencemaran sampah dan abrasi pantai laut Pandeglang sudah cukup parah.

“Ini penyelamatan biota laut dan daratan pantai, karena kondisi patai sekarang ini banyak yang terkena abrasi. Sehingga jadi ancaman besar bagi ekosistem laut,” tuturnya.

**Baca juga: Sukses Tangani ODGJ, Pandeglang Sabet Penghargaan dari Kemenkes

Pihaknya juga menyarankan, masyarakat jangan terlena dengan kondisi pantai yang terkena abrasi dan pencemaran sampah. Ia menginginkan semua kalangan masyarakat mempunyai rasa memiliki terhadap lingkungan laut.

“Dengan menjaga lingkungan laut dan pantai untuk tidak membuang sampah sembarang, maka kita sudah melakukan penyelamatan terhadap kelangsungan biota laut. Jaga laut kita dari hulu sampai hilir,” tandasnya.(aep)




Sampah Plastik dan Eceng Gondok di Situ Tujuh Muara 5 Truk

Kabar6.com

Kabar6-Hamparan sampah plastik dan eceng gondok memenuhi permukaan air Situ Tujuh Muara di Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Saat dilakukan operasi bersih atau opsih oleh aktivis lingkungan hidup volume sampah yang terkumpul cukup mencengangkan.

“Sampahnya sampai lima truk,” ungkap dewan pembina OKP Ganespa, Nurcholis Hafiz di lokasi Situ Tujuh Muara, Minggu (21/7/2019).

Sebaran sampah plastik dan eceng gondok dipermukaan air diambil menggunakan perahu karet. Sampah kemudian diangkut menggunakan armada truk milik Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel.

**Baca juga: Krisis Lahan di Tangsel, TPU Sari Mulya Masih Sawah Garapan.

Di lokasi yanhg sama, Caca Nuraini, siswi kelas IX SMP Muhammadiyah 44 Pamulang mengaku, kesadaran masyarakat menjaga lingkungan tetap bersih, termasuk Situ Tujuh Muara sangat minim.

“Padahal kalau bersih dan bebas sampah, bisa saja kam situ ini jadi destinasi pariwisata. Apalagi kan, anak-anak seumuran kita masih suka main air,” ujar Caca.

“Kalau bisa, warung-warung yang jualan di pinggir situ ini, juga bisa ikut menjaga kebersihanya. Dengan tidak membuang atau membakar sampah sembarangan. Gitu sih menurut aku,” tambahnya.(yud)