Respon Alumni UIN Jakarta soal Aksi Tandingan Asosiasi Kampus Swasta
Kabar6-Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia menyuarakan prihatin atas dinamika politik yang berkembang memanas. Organisasi ini menganggap segelintir sivitas akademika ada yang terlibat politik praktis dalam Pemilu serentak 2024.
“Ndak apa-apa. Bagus,” ungkap alumnus kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ray Rangkuti saat dikonfirmasi kabar6.com, Sabtu (10/2/2024).
Hal ini, ujarnya, membuktikan bahwa gerakan sivitas akademika bukan partisan dan tidak ada yang menggerakan kecuali hati nurani mereka dan tanggungjawab akademik mereka. Maka pernyataan barisan istana yang menyudutkan para akademisi baiknya dicabut.
Sebab, Ray menegaskan, sebagaimana halnya para akademisi yang menyatakan bahwa situasi sekarang aman, pemerintah Jokowi sukses bukanlah karena mobilisasi. Maka yang begitu jugalah halnya para akademisi yang mengkritik Jokowi.
“Sama-sama berbasis keilmuan. Bukan partisan,” tegasnya. Ray mengajak seluruh komponen bangsa saling menjaga stabilitas kehidupan berdemokrasi dengan sungguh-sungguh menjaga moralitas berdemokrasi.
**Baca Juga: Aksi Tandingan, APTISI Prihatin Sebut Guru Besar Kampus Tidak Jujur
Antara lain, tidak memanfaatkan putusan Mahkamah Konstitusi yang dibuat dengan cacat etika berat, serta menyebut bahwa bansos adalah kebaikan presiden. Sehingga tidak muncul reaksi dari masyarakat akibat prilaku politisi.
“Khususnya pŕesiden yang terlihat lebih mengutamakan kepentingan keluarga dibanding kepentingan bangsa dan negara,” ujar Ray Rangkuti, alumnus UIN Jakarta angkatan 1992.
Kedua, lanjutnya, karena makin leluasa dan besarnya kemerosotan moralitas demokrasi, sudah semestinya semua tergerak dan bergerak untuk mencegahnya. Politik tidak cukup berdasarkan aturan.
“Tapi juga moral, adab atau akhlak. Oleh karena itu, di atas persoalan elektoral, menyelamatkan demokrasi kita dari kemerosotannya, merupakan salah satu prioritas kita sebagai warga negara Indonesia yang terdidik,” tegas Ray Rangkuti.(yud)