1

Warga Etnis Cina Benteng Rayakan Imlek Santap Pindang Ikan Bandeng

Kabar6-Ikan bandeng identik dengan perayaan Tahun Baru Imlek. Mayoritas kalangan masyarakat etnis Tionghoa di Tangerang atau yang populer dengan Cina Benteng bersuka cita merayakan Imlek dengan bersantap menu hidangan ikan bandeng.

Lili, warga Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, salah satu yang berburu ikan bandeng ke pasar. Ia sengaja membeli ikan bandeng dalam jumlah cukup banyak untuk dinikmati bersama keluarga besarnya yang merayakan Imlek.

“Tradisi orang Cina Tangerang menyajikan ikan bandeng menjadi pindang bandeng,” katanya kepada kabar6.com, Jum’at (20/1/2023).

**Baca Juga: Jelang Imlek, Harga Ikan Bandeng di Tangsel Sekilo Rp 75 Ribu

Menurutnya, perayaan Imlek 2574 kali ini tentunya dirasakan sangat berbeda. Dua tahun sebelumnya banyak pembatasan kegiatan karena bertepatan dengan pandemi Covid-19.

Lili bersyukur pagebluk Corona sudah berakhir meskipun tetap harus mengenakan masker dalam setiap aktivitas sesuai anjuran pemerintah.

Ia merasa yakin Tahun Baru Imlek sekarang lebih meriah. Termasuk pun menaruh banyak asa di tahun Shio Kelinci Air ini.

“Harapan saya di tahun 2023 ini lebih maju lagi banyak Rizki, sehat dan selalu di permudah dalam urusan,” ujar Lili.

Masyarakat etnis Tionghoa sesuai kepercayaannya meyakini ikan merupakan sumber rejeki dan keberuntungan. Hal ini dipercaya karena dalam bahasa Mandarin, ikan disebut dengan yu atau yoo yang terdengar seperti arti kata surplus atau berlimpah.

Diharapkan dengan memakan ikan khususnya pada perayaan Tahun Baru Imlek, seseorang akan mendapatkan rejeki yang berlimpah sepanjang tahun.(Rez)




Rayakan Imlek, Living World Hadirkan Deretan Lampion Terbesar Se-Indonesia 

Kabar6-Pusat perbelanjaan yang dikembangkan oleh Kawan Lama Group, yaitu Mal Living World Alam Sutera menyelenggarakan festival lampion bertajuk ‘The Biggest Lantern Festival in Indonesia’ mulai 17 Januari 2023.

Sebanyak lebih dari 880 lampion unik berukuran besar yang dipamerkan di berbagai area outdoor mall selama penyelenggaraan festival ini akan menghadirkan nuansa khas dan berbeda yang dapat dinikmati secara gratis oleh para pengunjung.

Director Living World, Jannywati mengatakan, festival lampion ini merupakan persembahan istimewa Living World Alam Sutera kepada semua pengunjung di awal tahun 2023.

“Setelah 3 tahun pandemi, kami berharap melalui kehadiran acara Ini yang menampilkan deretan lampion berukuran besar dengan berbagai bentuk dan warna Ini bisa memberikan sebuah hiburan bagi keluarga dan bisa menjadi menjadi destinasi wisata favorit baru, tidak hanya bagi warga Tangerang, tetapi juga kota sekitarnya, untuk berekreasi bersama anggota keluarganya,” ujarnya kepada para awak media di Mal Living World Alam Sutera, Pakulonan Serpong Utara.

**Baca Juga:Kejaksaan Wajib Dampingi Pemda Beri Masukan dalam Hal Investasi Daerah

Pada festival ini, Janny menerangkan, lampion ditata secara apik dan memiliki tiga tema yaitu ‘Fairytale Fantasy’, ‘Oriental Fun Fest’ dan ‘Jungle Fantasy’, Ketiga tema tersebut disesuaikan dengan bentuk unik dari lampion itu sendiri.

“Fairytale Fantasy menampilkan lampion yang terinspirasi dari dongeng klasik seperti kereta kencana dalam cerita Cinderella, sepasang angsa yang diambil dari kisah angsa dan telur emas, cermin ajaib serta aneka frame cantik yang tidak boleh dilewatkan untuk berswafoto bersama keluarga,” ungkapnya.

Selanjutnya, tema ‘Oriental Fun Fest’ dipastikan akan membuat pengunjung takjub dengan kehadiran lampion kelinci raksasa dengan tinggi 8 meter untuk menyambut datangnya Tahun Baru Imlek yaitu ‘Shio Kelinci Air’.

“Pengunjung juga akan menemukan lampion 11 karakter lainnya, masing-masing setingg! 2 meter,” terangnya.

Selain Itu, ada juga lampion naga atau dragon dengan panjang 35 meter, yang juga menjadi lampion terpanjang di festival ini. Serta sepasang lampion barongsai setinggi 5 meter lengkap dengan gerbang imajinasi berwarna cantik.

“Khusus untuk lampion bertema ‘Jungle Fantasy’, pengunjung akan diajak menelusuri hutan lampion jamur, lengkap dengan semut berukuran besar serta lampion rusa elk yang spektakuler,” paparnya.

“Tema yang mengambil konsep negeri dongeng ini akan menjadi area favorit pengunjung yang membawa anak-anak,” tambahnya.

Penyelenggaraan festival lampion ini juga turut diapresiasi oleh Sandiaga Uno, selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf).

Dalam kata sambutannya, Menparekraf, Sandiaga Uno menyampaikan, dirinya selaku Menparekraf memberikan apresiasi kepada Living World atas terselenggaranya ‘The Biggest Lantern Festival in Indonesia’ di Living World Alam Sutera.

Dirinya berharap semoga festival ini dapat menjadi alternatif atraksi wisata yang menarik bagi masyarakat, khususnya Jabodetabek.

“Dan dapat memberikan multiplied effect untuk pembukaan lapangan kerja yang luas, meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat sebagai momentum pemulihan ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” terangnya.

Senada, Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan juga menyampaikan apresiasinya dan mendukung penuh penyelenggaraan acara festival lampion ini.

“Ini menjadi salah satu destinasi wisata baru yang fresh dan dapat dinikmati oleh warga Tangerang Selatan dan sekitarnya. Semoga dengan kegiatan yang dilaksanakan pasca pandemi ini memberikan dampak positif dari segi ekonomi dan geliatnya selalu tumbuh,” tutupnya.(eka)




Rayakan Imlek Secara Sederhana, MAKIN Maruga Harapkan Bantuan Pemerintah

Kabar6.com

Kabar6-Warga penganut Agama Konghucu di Maruga, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), merayakan Tahun Baru Imlek 2573 (2022 Masehi) dengan cara sederhana.

Pengurus Majelis Agama Konghucu Indonesia (Makin) Maruga Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Han Hengki mengatakan, kesederhanaan itu, karena setiap mengadakan perayaan selalu menggunakan dana pribadi masing-masing jemaah.

Menurutnya, setiap perayaan, pemerintah tidak pernah memberikan bantuan dalam bentuk apapun. “Kami secara kelembagaan membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah,” ujarnya kepada wartawan ditempat ibadah umat Konghucu di Jalan Persatuan RT 02/08, Kampung Maruga, Kecamatan Serpong, Selasa (1/2/2022).

Bahkan, kata dia, untuk membantu umat Khonghucu yang berada di Kota Tangsel, pihaknya harus bahu membahu mengumpulkan dana, agar dapat berbagi dengan penganut agamanya.

“Sebelum hari H tahun baru Imlek, atau satu minggu sebelum imlek kami pengurus semua bersama umat itu mengumpulkan dana untuk berbagi kaum khonghucu yg tidak mampu. Jadi kita berbagi kepada saudara kita, dengan cara sebar proposal,” ungkapnya.

Pihaknya meminta kepada Pemkot Tangsel untuk mensingkronkan data umat penganut agamanya. Sebab,,saat ini data umatnya mengalami perbedaan antara Badan Pusat Statistik (BPS) dengan data umat yang dikumpulkannya.

“Data yang kita kumpulkan berbeda dengan BPS. Di BPS ada 693, di kami ada 400an,” terangnya.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi II DPRD Kota Tangsel dari Fraksi PSI Alexander Prabu menuturkan, Pemkot Tangsel wajib memberikan pelayanan yang adil kepada semua penganut agama.

Apalagi, kata Alex, Konghucu merupakan salahsatu agama yang diakui oleh negara.

“Teman-teman Khonghucu kan sudah diakui negara, mereka juga punya hak mendapat pelayanan dari Pemkot. Agama kan bukan soal jumlah, jadi mereka punya hak buat dilayani. Kalau saya lihat tempat peribadatannya kan cukup miris, mereka kepingin tempat ibadah yang enak buat beribadah,” tuturnya.

**Baca juga: Usai Plesiran ke Luar Kota 5 Warga BSD Positif Covid-19

**Cek Youtube: Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara

Oleh sebab itu, Alex menambahkan, dirinya akan berkoordinasi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tangsel untuk mencari tahu apakah, ada program-program yang dapat membantu kebutuhan yang diinginkan oleh penganut agama Konghucu.

“Ya mungkin pertama kita ke FKUB dulu, ada engga program-program bantuan untuk mereka, bagaimana peluangnya. Ya kalau ada kesempatan ke Pemkot, bahwa mereka tuh sebenarnya berhak untuk dilayani, sama seperti agama-agama lainnya,” pungkasnya.(Eka)