1

Romeo Asal Oregon Jadi Sapi Tertinggi di Dunia Nyaris 2 Meter

Kabar6-Romeo yang tinggal di suaka hewan Welcome Home Animal, Oregon, Amerika Serikat (AS), memecahkan rekor sebagai sapi tertinggi hingga mencapai nyaris dua meter.

Menurut Guinness World Records (GWR), melansir ndtv, Romeo yang berusia enam tahun ini telah melampaui pemegang rekor sebelumnya, Tommy, karena lebih dari tiga inci atau 0,07 meter. Meskipun memiliki postur tubuh besar, Romeo yang berasal dari ras Holstein ini digambarkan sebagai raksasa berhati lembut oleh pemiliknya, Misty Moore.

Romeo sendiri gemar makan, terutama apel dan pisang, juga mengonsumsi 45 kilogram jerami setiap hari, serta tambahan biji-bijian dan camilan. Sementara itu ukuran Romeo yang terbilang spesial membutuhkan transportasi khusus dan tempat penampungan lebih tinggi untuk memastikan kenyamanannya.

Moore menceritakan kembali awal mula memelihara Romeo. Saat baru berusia 10 hari, takdir Romeo bertemu Moore. “Kami menerima telepon dari seseorang yang telah menyelamatkannya dari sebuah peternakan sapi perah. Nasibnya hampir menjadi daging sapi muda,” kata Moore.

Dalam industri susu, anak sapi jantan seperti Romeo sering dianggap sebagai produk sampingan belaka. Namun, nasib memiliki rencana berbeda untuk Romeo. Suaka perlindungan hewan pun menyambut kehadiran Romeo.

“Misi kami menjadi memberikan kehidupan itu kepadanya, kehidupan yang penuh dengan keamanan, kasih sayang, dan cinta yang tak tergoyahkan,” terang Moore.

Romeo pun menjelma menjadi simbol ketahanan dan cahaya harapan. Bahkan namanya mencerminkan kedekatannya yang mendalam dengan cinta. Beberapa tantangan saat pemeliharaan pun ditemui. Salah satunya fasilitas perawatan di rumah sakit hewan biasa yang terbatas.

Lantaran ukuran spesial Romeo membutuhkan peralatan khusus untuk menangani dalam kondisi darurat. “Untuk menutupi biayanya, kami selalu mengawasi pengeluaran kami dan menjadi kreatif dengan penggalangan dana untuk menutupi biaya makanan Romeo yang besar,” kata Moore lagi.(ilj/bbs)




Embrio Bayi Tabung Tertukar, Seorang Wanita Lahirkan Anak Beda Ras

Kabar6-Bayi tabung adalah suatu proses pembuahan sel telur oleh sel sperma di luar tubuh wanita, tepatnya dalam sebuah tabung pembuahan. Setelah sel telur berhasil dibuahi dan ada dalam fase siap, maka akan dipindahkan ke dalam rahim. Secara medis proses bayi tabung disebut dengan in vitro fertilization (IVF).

Namun apa jadinya bila embrio bayi tabung tertukar? Hal itulah yang dialami pasangan yang meminta namanya dirahasiakan. Melansir thedailybeast, pasangan suami istri (pasutri) ini menuntut CT Fertility di Connecticut, AS, klinik fertilitas tempat menjalani prosedur bayi tabung, karena salah mentransfer embrio milik orang lain. Dan kesalahan itu baru diketahui ketika sang istri melahirkan bayi yang tampaknya berbeda ras pada Agustus 2018 lalu. Benar saja, setelah melakukan tes DNA, bayi itu memang tidak memiliki hubungan biologis sama sekali dengan pasangan tersebut.

Rupanya, embrio mereka tertukar di klinik fertilitas dengan milik orang asing sebelum ditanam pada rahim si istri. Karena kesalahan fatal itu, mereka menuntut CT Fertility secara hukum.

Sebelumnya, pasutri ini sudah pernah menjalani prosedur bayi tabung di klinik yang sama pada 2015. Mereka menggunakan sperma dari suami dan sel telur dari donor. Dan pasangan itu mendapatkan anak pertama pada 2016 lalu. Nah, tahun berikutnya mereka ingin punya anak kedua, dan kembali menjalani program bayi tabung. Dengan sperma dari suami, sel telur dari donor yang sama, serta klinik yang sama, mereka berharap kesuksesan yang serupa.

Namun harapan mereka tidak sesuai rencana, setelah anak kedua lahir dengan pigmen kulit yang lebih gelap dari ayah, kakak, maupun ibu pemilik sel telur. Hasil tes DNA pun menyatakan anak pertama dan kedua mereka tak memiliki hubungan genetis. ** Baca juga: Viral, Seekor Sapi di India Bermain Sepakbola

Sementara itu, klinik bayi tabung CT Fertility telah tutup dan dituntut untuk ganti rugi sebesar sekira Rp2,83 miliar. Pengadilan sendiri baru akan digelar pada 2021 mendatang, menunggu anak kedua berusia tiga tahun.(ilj/bbs)




Benarkah Ada Alien Ras Reptilian yang Hidup di Lapisan Bawah Tanah Bumi?

Kabar6-Alien selalu menjadi topik yang tidak pernah habis untuk dibahas. Makhluk yang satu ini, memiliki sejumlah ras yang berbeda satu sama lain dengan karakteristik bentuk fisik berbeda.

Ras alien paling dikenal manusia memiliki bentuk fisik yang kurus dengan kepala besar serta mata bulat besar dengan mulut kecil. Selain itu terdapat juga ras alien yang memiliki bentuk fisik seperti hewan reptil, disebut reptilian. Dan ras alien ini konon hidup di bawah lapisan bawah tanah Bumi.

Ras alien reptilian ini, melansir ancientcode, kabarnya membangun peradaban di bawah lapisan Bumi, dengan segala kemajuan teknologinya yang sangat canggih, sehingga tak terdeteksi oleh manusia di atas permukaan tanah. Namun keberadaan alien ini disebut diketahui setelah terjadinya fenomena alam, seperti perubahan iklim dunia yang membuat beberapa dari mereka menampakkan dirinya di depan manusia.

Salah satu pintu masuk menuju peradaban ras alien reptilian di Bumi konon ada di sebuah gua bernama Gua Shanidar, yang ada di wilayah negara Irak. Gua itu sendiri merupakan wilayah yang penuh dengan benda-benda arkeologis dan menjadi tempat para arkeolog melakukan penelitian. Penemuan yang ada di gua tersebut di antaranya adalah sisa-sisa peradaban Neanderthal yang berusia sekira 35 ribu hingga 65 ribu tahun yang lalu.

Di dalam gua tersebut juga terdapat dua kuburan yang berusia kurang lebih 10.600 tahun, dan terdapat sekira 35 humanoid yang salah satunya diduga merupakan anggota dari alien ras reptilian tersebut.

Tetapi hingga saat ini belum ada yang melakukan penelitian lebih jauh ke dalam perut gua. Alien reptilian ini juga disebut-sebut memiliki hubungan dengan bangsa Sumeria, salah satu peradaban kuno manusia yang sangat maju pada zamannya. Bahkan, hingga kini ada beberapa teknologi Sumeria yang belum diketahui rahasianya.(ilj/bbs)




Beberapa Faktor yang Bikin Anda Bisa Miliki Anak Kembar

Kabar6-Memiliki bayi kembar tentu menjadi anugerah terindah bagi setiap pasangan suami istri (pasutri). Sayangnya, tidak semua wanita bisa mengandung bayi kembar. Secara umum, wanita bisa melahirkan bayi kembar karena beberapa faktor. Melansir doktersehat, berikut faktor yang dimaksud:

1. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga adalah salah satu faktor memiliki bayi kembar yang paling berpengaruh. Kondisi ini bisa muncul kalau dari sisi ibu atau ayah pernah mengalaminya. Misal dari ‘jalur’ ibu pernah ada saudara yang melahirkan kembar, peluang Anda mengalami hal serupa akan lebih besar.

Riwayat kembar dari sisi pria akan membuat sperma berkesempatan melakukan penambahan lebih banyak sel telur dari sebelumnya. Sementara itu kalau berasal dari sisi wanita, kemungkinan terjadi pembuahan lebih dari satu telur akan besar. Kalau dua sisi memiliki riwayat, kemungkinan mendapatkan bayi kembar akan jauh lebih besar.

2. Ukuran tubuh
Wanita dengan BMI lebih dari 30 lebih berpotensi memiliki bayi kembar ketimbang mereka yang memiliki BMI lebih sehat atau kecil. Hal ini bisa terjadi karena kadar lemak di dalam tubuh meningkatkan estrogen sehingga menstimulasi ovarium untuk mengeluarkan lebih banyak sel telur.

Faktor memiliki bayi kembar yang selanjutnya adalah tinggi badan wanita. Wanita yang memiliki tinggi badan di atas rata-rata seperti 165 cm ke atas lebih mudah memiliki bayi kembar. Kondisi ini belum diketahui oleh para peneliti. Namun, masalah penyerapan nutrisi yang lebih besar menjadi salah satu penyebabnya.

3. Ras
Ras membawa banyak sekali materi genetis yang berbeda-beda dari satu generasi ke generasi. Ras juga membawa warna kulit, tinggi badan, hingga kesempatan untuk memperoleh bayi kembar lebih besar. Berdasarkan berbagai ras yang ada di dunia, penduduk Amerika dan Afrika lebih banyak memilikinya.

Itulah kenapa banyak sekali masyarakat di Amerika dan Afrika yang melahirkan bayi kembar. Masyarakat di Asia memang lebih jarang memiliki bayi kembar. Namun, bukan berarti tidak mungkin. Terlebih kalau faktor riwayat keluarga lebih kuat.

4. Usia
Faktor memiliki bayi kembar yang berikutnya adalah usia. Wanita dengan usia di atas 30 tahun lebih sering memiliki bayi kembar ketimbang wanita berusia 20 tahun. Hal ini bisa terjadi karena wanita pada usia ini memiliki kandungan hormon FSH lebih tinggi sehingga kemungkinan tubuh menghasilkan banyak sel telur lebih besar.

Setiap satu kali ovulasi, sel telur yang dikeluarkan akan jauh lebih banyak semisal lebih dari dua buah. Kalau semua sel telur dibuahi, kemungkinan terjadi kembar akan lebih besar.

5. Menyusui
Menyusui memang membuat fertilitas pada wanita mengalami penurunan, namun bukan berarti mereka tidak bisa mengalami pembuahan. Bahkan, dari sebuah penelitian wanita yang menyusui berkesempatan memiliki kehamilan kembar sebesar 11 persen, lebih besar dari wanita yang tidak menyusui sebanyak 1,1 persen saja. Kalau Anda ingin bayi kembar mungkin bisa mencobanya saat sedang menyusui. ** Baca juga: Stop Kebiasaan Menahan Buang Air Kecil

Meskipun memiliki semua faktor, proses pembuahan dalam tubuh tidak bisa dikendalikan. Kalau memang sedang beruntung, bisa saja bayi akan kembar sesuai dengan harapan.(ilj/bbs)




Lucy dan Maria, Kembar yang Berbeda Warna Kulit

Kabar6-Mendengar kata kembar, Anda tentu akan membayangkan dua manusia yang sama persis, baik beberapa bagian wajah atau kulitnya, sehingga susah untuk dibedakan satu sama lain.

Namun kembar yang satu ini sungguh membingungkan. Lucy dan Maria Aylmer, seperti dilansir Bored Panda, adalah kembar yang tidak memiliki kemiripan. Lucy memiliki kulit putih pucat, mata biru, dengan rambut lurus berwarna pirang, sementara Maria memiliki kulit yang lebih gelap, mata cokelat, dengan rambut ikal halus berwarna hitam.

Gadis kembar berusia 18 tahun tersebut dilahirkan dari ras campuran. Ibu mereka, Donna, merupakan wanita keturunan Jamaika dengan kulit gelap dan rambut ikal halus. Sedangkan ayah mereka, Vince, merupakan pria berkulit putih.

“Ini adalah kejutan untuk ibu kami, karena hal-hal seperti warna kulit tidak diketahui lewat USG. Ketika bidan menyerahkan kami berdua padanya, ia tidak sanggup berkata-kata,” kata Lucy.

Kedua gadis kembar tersebut memiliki tiga orang kakak, George (23), Chynna (22), dan Yordania (21), yang memiliki kulit campuran antara kulit Lucy dan Maria.

“Kebanyakan kembar terlihat seperti dua kacang polong, tapi kami terlihat sangat berbeda. Kami tidak terlihat memiliki orangtua yang sama, apalagi lahir pada waktu yang sama,” ujar Lucy lagi.

Ternyata Lucy dan Maria pun memiliki minat yang berbeda. Lucy mempelajari seni dan desain di Gloucester High, sementara Maria mempelajari hukum di Cheltenham College.

“Maria pandai bergaul, sedangkan aku orang yang sangat pemalu. Tapi Maria senang memberitahu orang-orang jika dia memiliki kembar putih, dan aku sangat bangga memiliki kembar hitam,” tambah Lucy. ** Baca juga: Neil Habiskan Uang Ratusan Juta Demi Selidiki Kematian Kucing Miliknya

Meskipun berbeda, keduanya tetap sama-sama cantik.(ilj/bbs)