1

Mulai Ramadhan Garuda Indonesia Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan

Kabar6-Dalam langkah maju menuju keberlanjutan lingkungan dan dukungan terhadap inisiatif Pemerintah untuk pembangunan rendah karbon, APP Group bersama Garuda Indonesia menginisiasi kolaborasi strategis dalam mengimplementasikan penggunaan kemasan ramah lingkungan dalam layanan penerbangan.

Inisiatif ini tidak hanya menandai komitmen terhadap praktik berkelanjutan, tetapi juga upaya bersama dalam mendukung program Pemerintah dalam pengurangan sampah plastik.

Dalam kolaborasi ini, dimulai pada saat bulan Ramadhan mendatang, Garuda Indonesia akan menggunakan ragam produk kemasan ramah lingkungan pada berbagai touch point layanan inflight service seperti kemasan alat makan dan kemasan makanan serta minuman, menggunakan bahan kertas dari Enza & Foopak. Bahan kertas ini dirancang untuk mengurangi dampak lingkungan, dan mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai.

Kolaborasi antara Garuda Indonesia dan APP Group ini selaras dengan value yang dikedepankan kedua korporasi tersebut dalam mendukung berbagai teroborosan berkelanjutan penggunaaan produk ramah lingkungan dalam penerbangan Garuda Indonesia menuju beragam destinasi di Sumatra seperti Palembang, Pekanbaru, Jambi, dan Surabaya. Kedepannya Inisiatif ini kiranya kedepanya dapat terus diperluas ke rute lainnya.

Berangkat dari misi yang sama dalam berpartisipasi aktif mendukung Inisiatif dekarbonisasi. Kolaborasi yang dijalankan Garuda Indonesia dan APP Group ini sejalan dengan langkah Pemerintah yang menargetkan pengurangan sampah atau limbah plastik sebesar 70% hingga tahun 2025, sebagai bagian dari Rencana Aksi Penanganan Sampah Laut.

Inisiatif pemerintah ini melibatkan koordinasi lintas kementerian dan melibatkan pihak swasta serta komunitas masyarakat dalam upaya pengurangan produksi sampah plastik.

**Baca Juga: Caleg PDIP Sebut Banyak Suara Partai Hilang di Kelapa Dua, Diduga Beralih ke Calon Internal

Sejalan dengan hal tersebut, penelitian terbaru berjudul Sustainable Lifestyle: A Path towards Environmental Sustainability and Sustainable Development (Shahnaz Akhtar: 2023) menunjukkan bahwa gaya hidup berkelanjutan merupakan komponen kritis dalam mencapai keberlanjutan lingkungan dan ekonomi. Adopsi konsumsi yang bertanggung jawab, pengurangan limbah, efisiensi energi, dan mobilitas yang sadar lingkungan adalah kunci.

Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya perubahan perilaku konsumen dan industri dalam mendukung keberlanjutan.

“Kami di APP Group menyadari bahwa keberlanjutan bukan hanya sebuah pilihan, tetapi sebuah keharusan bagi masa depan kita. Produk kemasan ramah lingkungan dari Enza dan Foopak adalah salah satu langkah kami dalam mengurangi jejak karbon dan mendukung Indonesia menuju ekonomi hijau. Ini adalah tanggung jawab kita bersama terhadap planet dan generasi yang akan datang,” ungkap Managing Director APP Group Suhendra Wiriadinata, Selasa (5/3/2024).

“Melalui inisiatif ini, kami juga ingin mendukung gaya hidup di masyarakat yang ramah lingkungan. Kami percaya bahwa perubahan positif dimulai dari langkah kecil, dan penggunaan kemasan ramah lingkungan ini adalah salah satu langkah kecil yang dapat membawa dampak besar bagi kelestarian lingkungan,” tutup Suhendra.

Lebih lanjut, Di kesempatan yang sama, APP Group melalui Yayaan Muslim Sinar Mas mewakafkan 1000 Al Quran kepada Garuda Indonesia, yang secara simbolis diserahkan langsung oleh Ketua Umum Yayasan Muslim Sinar Mas Saleh Husin rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Adapun Al Quran ini selanjutnya akan didistribusikan ke masyarakat melalui perwakilan dari kantor cabang Garuda Indonesia di berbagai destinasi di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyambut baik kerjasama dengan APP Group dan mengatakan bahwa inisiasi bersama dengan APP Group ini merupakan salah satu wujud komitmen Garuda Indonesia untuk mendukung program dekarbonisasi yang telah diterapkan oleh pemerintah.

“Misi penerbangan hijau menjadi salah satu pilar akselerasi kinerja yang kami terus optimalkan di Garuda Indonesia. Hal ini yang kami lakukan tidak hanya dengan mengupayakan langkah sinergis dalam memperkuat Inisiatif aksi korporasi yang berwawasan lingkungan hidup, melainkan juga melalui penguatan support system operasional penerbangan ramah lingkunhan melalui kolaborasi bersama mitra strategis seperti yang kami lakukan bersama APP Group” jelas Irfan.(red)




LIPI Ciptakan Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan

kabar6.com

Kabar6-Indonesia saat ini sedang mengalami defisit energi listrik karena pasokan listrik semakin menipis.

Sementara kebutuhan energi listrik meningkat dengan makin bertambahnya jumlah penduduk dan pesatnya pembangunan.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat penelitian Fisika (P2F) mengembangkan energi terbarukan di bidang kelistrikan yaitu fuel cell, baterai, dan turbin angin.

Pengembangkan teknologi laser untuk mendeteksi bahan berbahaya, fiber optik sebagai sensor antisipasi kebencanaan, serta eksperimen Fisika pada perilaku eksotik suatu partikel atau zat.

Fuel cell merupakan piranti pembangkit listrik yang terbarukan dan ramah lingkungan karena tidak bising dan produk sampingnya hanya air atau uap air,” ungkap Kepala Pusat Penelitian Fisika LIPI, Rike Yudiyanti di Puspiptek, Setu, Kota Tangerang Selatan, Selasa (2/6/2019).

Ia memaparkan singkat kegiatan penelitian yang sedang dilakukan di instansinya. Beberapa penelitian di bidang energi kelistrikan adalah fuel cell, baterai litium, dan turbin angin.

“Fuel cell merupakan piranti pembangkit listrik yang terbarukan dan ramah lingkungan karena tidak bising dan produk sampingnya hanya air atau uap air,” ujar Rike.

Rike menjelaskan, fuel cell memiliki keunggulan dengan efisiensinya yang tinggi 60 persen, fleksibel, portabel, kerapatan daya yang besar, dan memerlukan waktu start-up relatif lebih cepat. Kegiatan difokuskan pada pembuatan gas diffusion layer (GDL) untuk aplikasi charger ponsel.

Bahan baku GDL berasal dari biomassa sabut kelapa sawit sehingga bisa lebih ekonomis. Selain itu, pengembangan teknologi produksi hidrogen sebagai bahan bakar fuel cell melalui proses elektrolisis daya rendah sekaligus ramah lingkungan dengan memanfaatkan CO2. CO2 yang bisa menimbulkan efek rumah kaca.

Sehingga mempengaruhi perubahan iklim, digunakan sebagai katalis, sehingga energi listrik yang diperlukan untuk memecahkan air (water splitting) menjadi hidrogen (H2) sangat rendah dan berpeluang dibuat secara scale up/masal.
Masih menurut Rike, perkembangan alat komunikasi seperti gadget sangat membutuhkan suplai energi dari perangkat baterai yang terpasang. Baterai litium ion merupakan baterai yang paling banyak digunkan karena memiliki kehandalan desain ringan dan kompak serta densitas yang besar.

“Pengembangan material elektroda yang digunakan sebagai elektroda baterai litium-ion NaLiTiO dan LiMnFeSiPO4 berlisensi nasional, telah berhasil dilakukan oleh peneliti di Puslit Fisika LIPI,” jelasnua.

Rike menambahkan, ada dua jenis baterai yang dikembangkan yaitu, baterai energi dan baterai daya. Baterai energi digunakan untuk aplikasi pemakaian daya rendah. Sedangkan baterai daya digunakan untuk aplikasi yang memerlukan daya tinggi.**Baca juga: Sebelum Membunuh, Sarjaya Merokok Sambil Bawa Golok.

“Pada kegiatan penelitian ini telah dihasilkan prototipe baterai dalam bentuk pouchcell atau cylinder cell 18650,” tambah Rike.(yud)