1

Universitas Prasmul BSD Hadirkan 7 Ahli Bahas Ekonomi Selepas Pandemi

Kabar6-Pandemi Covid-19 telah menghantam cukup keras bagi hampir semua aspek kehidupan manusia. Dunia mengalami berbagai ketidakpastian, terutama di sektor ekonomi. Ditambah lagi, di tengah pandemi, terjadi berbagai konflik yang memengaruhi perekonomian global.

Namun, Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Prof. Dr. Djisman Simandjuntak, sangat berharap, meski ada ketidakpastian ekonomi dan ketidakpastian politik, jangan sampai terjadi ketidakpastian budaya.

“Karena, kita memerlukan budaya untuk mencerna segala bentuk ketidakpastian tersebut. Di tengah ketidakpastian itu, hal yang bisa kita lakukan adalah mencari informasi sebanyak mungkin,” katanya, dalam Prasetiya Mulya Economic and Business Outlook Seminar 2023: Insulation Against the Damaging Impacts of the Post-Pandemic Policy Reversal, Selasa (18/4/2023).

Ekonom senior itu menyebut, Indonesia berada di pusaran “pertandingan” ekonomi di tingkat kawasan.

Menurut Djisman, Asia Tenggara diproyeksikan mengalami penguatan ekonomi di angka 6%. Indonesia menurutnya harus mampu mencapai proyeksi pertumbuhan ekonomi yang optimal di tengah negara-negara lain di Asia Tenggara yang juga mengalami pertumbuhan ekonomi yang moderat. “Vietnam sekarang menjadi new champion (juara baru) yang diproyeksikan tumbuh di level 6,3%, Kamboja diprediksi berkisar antara 6,3% hingga 6,8%. Bagi Indonesia tantangannya ada di stabilitas ekonomi, yakni bagaimana menstabilkan portofolio kita, menstabilkan investasi kita, dan menstabilkan cara kita mengelola ekonomi ini,” Prof. Djisman menjelaskan.

Ibarat “blessing in disguise”, pandemi yang memunculkan ketidakpastian juga berdampak positif terhadap lahirnya teknologi baru dan lingkungan kerja berbasis teknologi. Di sisi lain, banyak negara saat ini mulai menyadari pentingnya isu-isu yang berkaitan dengan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, restorasi dan konservasi keanekaragaman hayati, serta praktik pengelolaan SDM non-diskriminasi.

Dalam seminar tersebut, Universitas Prasetiya Mulya mengundang tujuh ahli dan praktisi untuk berbagi pandangan tentang dunia ekonomi dan bisnis di Indonesia dalam menghadapi dampak negatif melemahnya ekonomi global selepas pandemi.

Para ahli tersebut yaitu DR. ADRIAN TEJA, CFA, CIPM, Wakil Dekan II Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya; PAOLO CASADIO selaku Director Asia Strategic Consulting; CARMELO FERLITO CEO Center for Market Education, CHANDRA RAMBEY sebagai President Center for Market Education – ID, Dosen Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya EUSEBIUS PANTJA PRAMUDYA; Dosen Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya ALBERT HASUDUNGAN PH. D; RIZAL SUKMA Senior Fellow, Centre for Strategic and International Studies yang juga sebagai Dosen Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya.

**Baca Juga: 600 Ribu Orang Mudik dari Pabuhan Merak Menuju Bakauheni

Tentang Universitas Prasetiya Mulya
Universitas Prasetiya Mulya adalah pelopor program MBA dan sekolah bisnis terkemuka di Indonesia. Lembaga ini didirikan pada tahun 1982 oleh para pemimpin bisnis ternama di masa itu, dengan visi misi Prasetiya Mulya untuk menjadi pusat pembelajaran yang baik bagi para wirausahawan, profesional, dan peneliti bisnis.

Pada tahun 2005, mengawali dibukanya program sarjana, Universitas Prasetiya Mulya kembali menegaskan dedikasi para pendirinya untuk mendidik wirausaha muda Indonesia. Sejak saat itu, pendaftaran mahasiswa setiap tahun menunjukkan angka yang terus meningkat dan sebagai konsekuensinya, dibutuhkan lebih banyak ruang. Di penghujung tahun 2009, Universitas Prasetiya Mulya mulai membangun kampus kedua dengan luas total 8 hektar yang terletak di BSD City Kavling Edutown I.1, Jl. BSD Raya Utama, BSD City.

Kampus BSD menawarkan suasana belajar yang menyenangkan, jauh dari kemacetan Jakarta, didukung dengan fasilitas kampus yang unggul. Kampus baru yang dibangun khusus untuk melayani mahasiswa sarjana dengan lebih baik dan lebih kreatif melambangkan komitmen Universitas Prasetiya Mulya untuk menawarkan standar keunggulan tertinggi dalam pendidikan dan penciptaan wirausahawan sukses dan profesional bisnis.

Di awal tahun 2016, Prasetiya Mulya bertransformasi menjadi universitas masa depan, menjawab tantangan abad 21 yang beragam dan menjadi pionir universitas ganda dan kolaboratif di Indonesia. Universitas Prasetiya Mulya telah menyadari pentingnya kolaborasi ilmu terapan, dengan mendirikan School of Applied Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) dengan School of Business and Economics (SBE).(Red)




Exchange Participant AIESEC in Prasetiya Mulya BSD Antusias Ikuti Acara Global Village

kabar6.com

Kabar6-Sebagai sebuah organisasi internasional yang sudah berdiri sejak 1948 dan saat ini tersebar di 126 negara, Association for the International Exchange of Students in Economics and Commerce (AIESEC) menawarkan leadership through exchange.

Sehingga, selain ada exchange participants yang datang dari luar negeri, juga terdapat orang Indonesia yang menjadi exchange participants di luar negeri. Produk yang dimiliki AIESEC adalah global volunteer (projek sosial), global entrepreneur (magang di perusahaan startup), dan global talent (magang di perusahaan yang telah established).

Kali ini, Universitas Prasetiya Mulya, BSD Tangerang melalui program AIESEC-nya, melaksanakan kegiatan Global Village di Kota Tua Jakarta. Tak berselang lama setelah acara dibuka, para exchange participant dari 11 negara dan para AIESECer melakukan roll dance.

Roll Dance adalah salah satu dari budaya AIESEC yang juga dilakukan di meeting dan conference pada level lokal, nasional maupun internasional. Acara dilanjutkan dengan permainan suling dari Heri, Pemuda dari Bali itu membawakan tiga lagu.

Local committee president of AIESEC in Universitas Prasetiya Mulya, FalahaRusin menjelaskan, pihaknya mengapresiasi dengan berjalan lancarnya acara ini.

Setelah itu, dilanjutkan dengan talk show dengan pembicara Mia Nguyen dan Adam, dua exchange participant global entrepreneur yang kuliah di Kanada dan sedang melakukan internship selama tiga bulan di Cekindo.

“Mereka menceritakan kesan serta pengalamannya tinggal, menghabiskan waktu, traveling, dan bekerja di Indonesia,” kata FalahaRusin disiaran persnya, Senin (20/8/2018).

Mereka mengaku, lanjut FalahaRusin, memilih Indonesia diantara Negara lain adalah karena keinginan untuk mengetahui budaya di Asia Tenggara lebih dalam, terutama mengenai migrasi yang ada di Indonesia, serta potensi bisnis di Indonesia yang sangat besar.

“Walaupun terdapat perbedaan di Indonesia dan Negara asal, mereka mengaku bahwa riset dan bertanya pada teman local sangat membantu proses adaptasi sehingga bisa melakukan apa yang diterima disini dan menghentikan apa yang tidak diterima,” terangnya.

Di lokasi acara, pengunjung setempat yang tak sabar ingin menyambangi booth makanan, snack, mainan tradisional, serta symbol Negara masing-masing segera menghampiri booth kuliner yang dituju.

Tak hanya sekedar ingin icip-icip aneka kuliner yang di jajakan, para pengunjung menyempatkan diri untuk berbincang secara antusias dengan exchange participants yang berasal dari Spanyol, Mesir, Belanda, Portugal, Kanada, Jerman, China, Vietnam, Malaysia, Hong Kong, serta Korea Selatan.

Exchange participants adalah orang-orang yang sedang berada di Indonesia untuk mengikuti projek social milik AIESEC in Prasetiya Mulya sepertie Callogy, Wildlife Expedition, serta Hunger Fighter, ataupun sedang melakukan internship atau magang di perusahaan startup di Indonesia.**Baca juga: Warga GPM 2 Pertanyakan Amdal PT TOI.

Selain pengunjung lokal, terlihat juga beberapa turis mancanegara yang mampir ke booth Negara asalnya dan berbincang-bincang dengan para exchange participant serta anggota dari lembaga pemerintahan seperti Deputy Gubernur Bidang Budaya dan Pariwisata AgusSuradika, Kepala UPK Museum Jakarta Sri Kusumawati, Kepala UPK Kota Tua Norviadi Setyo Husono, dan Wakil Walikota Jakarta Barat Muhammad Zen, SH, M.Si. (fit)