1

Bawaslu Selidiki Money Politik Mad Romli

Kabar6-Diduga melakukan kampanye politik uang, di wilayah Kecamatan Mekar Baru, Bawaslu Kabupaten Tangerang akan lakukan penyelidikan terhadap tim pemenangan Mad Romli-Irvansyah, Kamis (12/9).

Kordinator Divisi Pencegahan, Permas dan Humas Bawaslu Kabupaten Tangerang, Ikbal Al Ambari mengatakan, dirinya mendapatkan laporan, terkait adanya pembagian uang senilai Rp 20.000 dan minyak goreng ukuran 1 liter, dalam acara kampanye bakal Calon Bupati/Wakil Bupati Tangerang, Mad Romli-Irvansyah diwilayah Kecamatan Mekar Baru.

**Baca Juga: Taufik Arahman Jadi Wakil Ketua Fraksi Demokrat di DPRD Banten

” Kita akan tugaskan Panwascam untuk melakukan penelusuran. Terkait, dugaan money politik pasangan bakal calon Mad Romli-Irvansyah, ” kata Ikbal Al Ambari kepada awak media, Kamis (12/9/2024).

Lanjut Ikbal, apabila hasil penelusuran terbukti. Maka, tentunya hal itu masuk ke ranah pelanggaran kampanye. Sehingga, nantinya mekanisme pelanggaran yang akan turun.

” Nanti mekanisme penanganan pelanggaran yang akan turun, “tegas Ikbal.(Red)




Ratusan Wanita Tuntut Uang Suap Setara dengan Pria dalam Pemilu di India

Kabar6-Jelang pemungutan suara pemilu lokal, ratusan kaum hawa yang memiliki hak pilih, turun ke jalan di Huzurabad, negara bagian Telangana, India. Ya, mereka menuntut parta-partai politik memberikan uang suap yang setara dengan yang diberikan kepada pemilih pria.

Rupanya, melansir Gulfnews, para pemilih wanita gelisah karena perwakilan dan agen dari beberapa partai politik telah membagikan amplop berisi Rs6.000 di antara pemilih pria, sementara wanita dibayar lebih rendah. Diketahui, ada tiga partai besar yaitu Telangana Rashtra Samiti (TRS) yang berkuasa, Kongres dan BJP terkunci dalam persaingan sengit.

Sementara kaum hawa di beberapa desa di daerah pemilihan mengangkat senjata dan menanyai para pemimpin dan pekerja sebuah partai tentang ‘harga yang sama’ untuk suara mereka. Segera setelah tersiar kabar bahwa amplop dengan Rs6.000 per suara dibagikan di antara kaum pria, para wanita berkumpul di alun-alun desa dan di dekat kediaman kepala desa sambil berteriak bahwa mereka juga harus mendapatkan jumlah yang sama.

“Mengapa ketidakadilan dilakukan pada kita?” tanya seorang wanita di desa Gangaram. “Setiap orang harus mendapatkan uang untuk suara mereka.

Karena semakin banyak protes seperti itu dimulai di desa-desa yang berbeda, polisi turun tangan dalam jumlah yang cukup untuk mengendalikan situasi dan membubarkan massa.

Semua partai saingan utama telah menuduh satu sama lain menggunakan metode yang tidak etis untuk memenangkan pemilu sela, yang disebabkan oleh pengunduran diri mantan menteri kesehatan E Rajindar dari TRS.

Polisi membutuhkan banyak upaya untuk membujuk para wanita agar kembali ke rumah setelah mereka mengancam akan memboikot pemilu jika uang tidak sampai di depan pintu rumah sebelum pemungutan suara.(ilj/bbs)